20. Perkara T-Shirt

63 10 1
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

"Kak Hannya udah pergi?" Hana bertanya ketika Sastra kembali masuk ke kamar.

"Udah. Maaf ya bikin kaget." Sastra mendekat lalu duduk di tepi kasur.

"Gapapa, Kak Han kayaknya yang lebih kaget daripada aku."

Sastra tersenyum geli. "Mau mandi?"

"Mau."

"Ayo!"Sastra berdiri lebih dulu lalu menyingkap selimut yang menutupi tubuh Hana. 

Sontak Hana terpekik. "Kakak!"

"Kenapa? Kan gue udah liat semuanya."

"Ya tapi bilang-bilang dong kalau mau buka selimutnya!" Hana protes lalu meringis pelan saat mendapati beberapa jejak merah di tubuhnya.

Sastra kemudian menggendong Hana, membawa gadis itu ke kamar mandi. Lalu mendudukkan Hana di dudukan closet sementara dia mengisi bath up dengan air hangat.

"Mau cuci muka dulu?"

Hana mengangguk. Dia lalu mencoba berdiri dan melangkah pelan menuju wastafel. Sastra memegangi lengannya, tampak canggung dengan pandangan tak lepas dari tubuh Hana.

"Kak matanya bisa dikondisikan gak?"

"Rugi banget rasanya kalau gue gak liat pemandangan indah."

Hana berdecak pelan, memutuskan acuh dan fokus membersihkan wajahnya.

Sastra menelan ludah hanya bisa menahan diri untuk tidak menerjang Hana di hadapannya. Dia turut bersalah telah berlaku brutal semalam hingga Hana kesakitan seperti ini. Dendam rindu selama empat tahun akhirnya terbalaskan.

Bath up akhirnya penuh. Hana dibantu Sastra masuk ke dalam bath up. Dia menenggelamkan tubuhnya hingga leher. Aroma wangi sabun dan hangatnya air membuat tubuh Hana rileks. Seketika rasa sakit dibeberapa titik tubuhnya lenyap. Tidak ada kenikmatan yang bisa menandingi berendam air hangat. Hana mendesah pelan dan memejamkan matanya.

"Maaf ya Hana."

"Kenapa minta maaf Kak?"

"Gue bikin badan lo sakit."

"Tapi lo suka kan?"

Sastra terkekeh pelan. "Malam tadi luar biasa banget."

"Iya gue tau. Lo ..." Hana membuka matanya, melirik Sastra yang setengah berlutut di tepi bathup. "Ternyata lo ... ah enggak jadi deh."

"Apa? Jangan bikin gue penasaran! Gue kenapa?" Sastra mendesak.

Namun, Hana kukuh menutup mulutnya. Tak ingin melanjutkan bicara.

Denting bel berbunyi dari pintu depan. Sastra lantas beranjak pergi. Hana pun mendesah lega. Tadi pikiran kotor terlintas sebab teringat kejadian panas semalam. Dia hampir keceplosan menyebut barang pusaka milik Sastra yang kelewat besar, bahkan lebih besar dari milik mantan pacarnya dulu.

Ternyata Han datang lagi. kali ini lebih beradab dengan menekan bel pintu.

"Tumben nekan bel, biasanya langsung masuk."

"Ada Hana di sini, seenggaknya gue kasih kode, biar kalian bisa berhenti dulu dari aktifitas yang kalian berdua lakuin."

Sejenak Sastra terbayang adegan panas semalam. Dia buru-buru mengenyahkan pikiran kotornya.

"Gue beliin makanan buat Hana. Dia udah bangun kan?"

"Udah, lagi mandi. Bentar gue liat dulu."

Sastra kembali masuk ke dalam kamar, ternyata Hana sudah selesai mandi. Gadis itu mengenakan jubah mandi hitam milik Sastra yang jelas kebesaran. Sastra tertawa kecil seraya membuka lemarinya mencari pakaian untuk Hana.

"Han datang lagi, dia bawa makanan buat lo. Lo laper kan?"

Hana mengangguk. Jelas sekali dia lapar usai pertarungan panas semalam. Hana lalu mengenakan t-shirt putih milik Sastra yang mirip dengan daster selutut saat dikenakannya. Akan tetapi, perdebatan terjadi ketika Han protes bahwa t-shirt itu dibeli Sastra untuknya. Namun, Sastra mengelak balik protes jika dia tidak pernah berkata seperti itu. Perdebatan mereka baru berakhir ketika suara perut Hana berteriak.

"Gue udah boleh makan?" tanya Hana.

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : 10 Mei 2024

Meet U Again! (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang