06. Kantin

298 39 1
                                    

Halooo 🤩👋🏻, ur jeruk kambek 👀

Hehe, mumpung kalian masih pada libur wkwk

Tekan bintang di pojok bawah dulu yuk! Biar ga jadi siders 👀

Enjoy, and happy reading 🕊️



















"Lo sesuka itu ya sama Rendi?"-Jenandra.
















•••••

Mentari selalu tersenyum dengan cantiknya setiap pagi. Suasana hangat selalu terasa setiap paginya.

Jenandra-pemuda bermata sipit itu tengah mengusak-usak rambutnya menggunakan handuk berwarna biru miliknya.

Benar, pemuda itu baru saja selesai mencuci rambutnya. Hari ini rencananya ia akan mengantar sang buna ke sekolahan untuk acara yang Heksa beritau padanya.

Ah, sebenarnya setelah Heksa memberi tau pada dirinya dan Nathan, tak lama pengumuman jika ada rapat antara wali murid kelas sebelas dan para guru yang bertugas diumumkan di grup angkatan.

Setelah mengambil hoodie berwarna hitam miliknya, Jenandra lantas memakainya. Pemuda itu duduk di ranjangnya, lalu mengambil pelembab wajah dan mengoleskannya ke wajah.

Bunanya yang membelikan dirinya hal semacam ini, mulai dari sabun cuci muka, pelembab wajah, hingga sunscreen.

Jenandra sebenarnya malas untuk mengaplikasikan basic skincare tersebut, tapi, jika ia tidak memakainya, maka sang buna akan memarahinya dan justru bunanya sendiri yang akan memakaikan pada wajahnya.

Bahkan, terkadang bunanya memakaikan semacam serum atau apa yang Jenandra sendiri tak tau namanya.

Jadi pada akhirnya, bocah bermata sipit itu lebih memilih untuk mengaplikasikan basic skincare-nya dibanding harus bunanya yang memakaikannya.

Setelah selesai mengaplikasikan sunscreen di wajahnya, Jenandra turun dari lantai atas menuju ruang makan, dimana kedua orang tuanya berada.

Begitu memasuki ruang makan, ia mendapati pemandangan yang sangat tak mengenakan bagi dirinya yang masih jomblo.

"Daddy, Buna, masih pagi ih!" tegur Jenandra tak senang.

Rossa lantas mendorong pelan tubuh Jeffri yang sudah sangat dekat dengan dirinya. Wanita cantik itu turun dari atas meja makan, lantas tangannya menarik beberapa lembar tissue yang ada di meja makan.

Jenandra menggeleng sembari berdecak pelan.

"Kalo mau ciuman tuh di kamar sana, gak baik diliat sama anak di bawah umur tauu." ucap Jenandra begitu bokong teposnya itu mendarat di salah satu kursi makan.

Rossa melotot kaget, secara reflek dirinya menggeplak puncak kepala bungsunya itu pelan. "Heh! Adek ih, ngomongnya!"

Jenandra menyengir lebar lalu mengambil secentong nasi putih dan beberapa lauk yang menarik perhatiannya.

"Jen, kamu di rumah aja ya? Buna biar Daddy aja yang nganter." ucap Jeffri ketika bungsunya itu nampak tengah menyuapkan sesendok nasi beserta lauk ke dalam mulutnya.

HEY, LOOK AT ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang