Bab 9 | PARTY

392 114 239
                                    

Tandai typo ya!

Vote komen jangan lupa

Kritik saran diterima✨✨

Happy Reading ❤️❤️

🍁🍁🍁

Selepas makan malam dengan pepes jamur spesial buatan Mbak Yani, kuputuskan ke kamar untuk membuka kado-kado ulang tahun yang terlupakan karena musibah kemarin.

Yang pertama dari Caca. Sebuah mukenah travel size berwarna ungu muda, lengkap dengan sajadah mini dan tasbih.

"Masya Allah," decakku kagum. Tak menyangka sahabat tengilku itu begitu religius. Atau tidak? Entahlah, seingatku Caca pernah meminjam KTP kakaknya untuk membeli 'anggur' tentu tanpa sepengetahuan yang punya.

Lalu aku membuka kado dari Gion. Celengan babi dari tanah liat, berwarna pink norak. Sialan! Pantas berat.

Kado yang membuatku tersenyum, dari Kak Bagas, kakak kelasku. Aneka cokelat warna-warni satu box. Benar-benar moodbooster.

Terdengar suara ketukan. Tak lama pintu terbuka.

"Dek, ada Mas Shaka dibawah tuh!" kata Mbak Yani sambil tersenyum menggodaku. Tahu betul betapa sukanya aku dengan putra sulung Amma itu.

"Tolong minta Kak Shaka kesini dong, Mbak!"

Mbak Yani memicingkan mata. "Mau ngapain di kamar berdua?" tanyanya.

"Dih, jangan mikir yang iya-iya dong!" celetukku. Mbak Yani tertawa.

"Iya Dek, iyaa... Kalau gitu Mbak pulang, ya? Nanti kalau Mas Shaka pulang jangan lupa kunci pintu," pamitnya padaku.

"Okay Mbak! Makasih ya? Pulangnya hati-hati."

"Iya Dek. Assalamualaikum," serunya, sengaja membiarkan pintu terbuka.

Aku buru-buru membalas salamnya lalu beranjak ke meja rias. Kupoles lipbalm strawberry pada bibirku agar terlihat segar. Lalu kusisir rambutku dengan tangan. Aku siap bertemu Kak Shaka.

Kudengar langkah kaki menaiki tangga, lalu aku kembali menyibukkan diri dengan kado-kado didepanku.

"Cil...," seru Kak Shaka. Suaranya yang lembut sudah kuhafal di luar kepala.

"Kak, unboxing yuk!"

Kak Shaka melotot.

🍁🍁🍁

Aku mencoba sepatu yang Kak Shaka berikan. Pas dan nyaman sekali. Darimana dia tahu ukuran sepatuku?

Aku melirik Kak Shaka yang sedang 'unboxing' kado-kado yang belum kubuka. Satu persatu dia baca kartu ucapan di dalamnya. Sesekali dia mengernyit, tersenyum bahkan menggeleng-gelengkan kepalanya. Aku penasaran apa yang teman-temanku tulis di kartu ucapan itu.

"Astaghfirullah," serunya tiba-tiba. Aku otomatis mendekat. Kak Shaka sedang memegang majalah dewasa yang bungkusnya sudah terbuka separuh.

"Wow!" seruku takjub lalu mengambil majalah itu dari tangannya.

Kulepas sisa bungkusnya dan kubuka asal majalah itu, menampakkan gambar erotis yang membuatku malu.

"Wow!" seruku lagi. Kak Shaka melotot padaku lalu mengambil paksa majalah itu.

"Siapa Ditto?" tuntutnya. Lalu dia menunjukkan kartu ucapan yang terjatuh ketika aku melepas bungkusan tadi.

Udah gede kan? Udah waktunya belajar ya? Mwehehehe
-Ditto Pecinta Wanita-

Sad Things About Renala [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang