Suasana Kantin

16 1 0
                                    

"Chaos"

**

Bel istirahat baru saja berbunyi, membuat kedua gadis yang baru saja selesai mengerjakan tugas buru-buru pergi ke kantin, ahar bisa mendapati tempat duduk.

"Kyl, lo udah beres kan?" tanya nya.

"Udah, dikit lagi. Lo duluan aja, tempatin sana" ujar Kyla yang masih menulis beberapa baris lagi.

"Lo nyusul ya, cepetan, gue pesenin makanan lo" ucap Kyla pergi meninggalkan Kyla yang masih di kelas.

"Ya" jawab nya.

3 menit Kyla menyelesaikan tugas nya, ia buru-buru untuk ke kantin, ia membereskan buku tulisnya, memasukan bollpoint kedalam tas nya.

Kyla pun beranjak dari bangku nya, ia berjalan keluar kelas.

Hari ini sepertinya hari menyenangan bagi Sakyla, karena hari ini bebas pelajaran kecuali jika ada guru yang masuk untuk mengisi pelajaran.

Kyla baru saja sampai di pintu utama kantin, ia masuk ke pintu meja makan. Baru saja melangkah masuk, ia di kagetkan dengan siraman air es jeruk.

Tidak, Kyla tidak marah. Hanya saja dia kaget, dan pastinya malu. Pasalnya, di meja makan kantin pasti banyak pasang mata yang melihatnya terlebih ia baru saja masuk, dan berada di pintu.

Kyla menoleh ke arah cewek yang baru saja menumpahkan es ke wajahnya. Kyla geram padanya.

"Upss, sorry" ucap cewek yang sengaja menumpahkan es ke wajah Kyla.

"Ada masalah apa kak?" tanya Kyla berusaha meredam emosi nya.

"Gak ada apa-apa, gue gak sengaja" jawab cewek itu, yang tak lain adalah kakak kelasnya.

"Mata kakak dimana? Gak liat ada orang mau masuk?" tanya Kyla lagi.

Selama kejadian itu, murid yang sedang menyantap makanannya mulai teralihkan fokus nya kepada pemandangan didepan.

Termasuk Satria dan teman-teman nya.

"Kylaaa" teriak Chilla yang sedang duduk.

Chilla melangkahkan kakinya, ia menghampiri sahabatnya itu.

"Feb, satu lagi gak lo siram?" tanya cewek yang berada disamping Feby.

Ya, cewek yang menyiram Kyla adalah Feby. Cewek yang sudah beberapa kali membuat masalah kepada Kyla.

Feby hanya tersenyum miring, "Lo budek ya, kan gue udah bilang. Jauhin Satria!" ucap Feby sedikit lantang.

Mendengar ucapan kakak kelas nya ini, membuat Sakyla tersenyum dan terherah-heran.

"Siapa kakak, suruh aku jauhin kak Satria?" tanya Kyla memajukan wajahnya pada Feby.

Feby yang tak terima dengan pertanyaan Kyla, ia mendorong bahu Kyla, membuat Kyla sedikit mundur.

"Dibilangin kok nyolot ya" bentak Feby pada Kyla.

"Jadi cewek minimal punya rasa malu kak" ucap Kyla pedas.

Feby melotot, ia berusaha meredam amarah nya, meskipun ia greget terhadap Kyla.

"Maksud lo apa ngomong gitu ke gue?" tanya Feby maju satu langkah menghampiri Kyla.

Suasana kantin makin memanas, banyak orang berbisik terhadap apa yang sedang mereka lihat didepan

"Kyla berani banget ya lawan tuh nenek sihir".
"Good job Kyl".
"Emang harus dikasih pelajaran tuh kakak kelas".
"Sikat Kyl, udah saatnya dia kalah".

Banyak dari mereka yang membela Sakyla namun tidak berani bersuara.

"Sat, lu gak takut tuh nenek lampir apa-apain si Kyla?" tanya Aldo yang sedang memakan bakso.

Satria menggeleng, ia percaya pada kekasihnya itu. Kyla tidak akan gegabah mengambil sesuatu.

"Kakak masih gak paham maksud aku apa?" tanya Kyla tersenyum miring.

Rasti dan Lyla sahabat dari Feby geram pada Kyla, mereka sudah mengepalkan jari tangannya, jika suatu saat Feby membutuhkan mereka.

"Lo gak tau gue siapa?" tanya Feby lagi.

"Gak ada yang gak tau kakak siapa, semua orang tau kakak siapa disini. Kakak gak bisa manfaatin posisi kakak untuk menindas mereka yang gak ada apa-apanya" jelas Kyla.

"Sangat disayangkan, anak dari salah satu sponsor yayasan sekolah ini mempunyai tabiat buruk untuk diperlihatkan" lanjutnya.

Mendengar penuturan Sakyla, membuat Feby semakin memuncak, ia tidak terima dengan ucapan Kyla. Ini sudah melebihi batas.

"Maksud lo apa hah, bawa-bawa posisi orang tua gue?" tanya Feby menarik belakang rambut Kyla.

Kyla yang di tarik rambutnya, hanya tersenyum. Sebesar itu efek dia membicarakan posisi orang tua nya.

Memang sangat disayang kan, Pak Johan dan Bu Mawar yang terkenal baik, berwibawa dan peduli lingkungan ternyata mempunyai seorang anak perempuan berhati iblis.

Tett... Tett....

Bel sekolah membuat semua murid di kantin tersadar termasuk Sakyla dan Feby yang sedari tadi berseteru.

Feby melepaskan jambakannya pada rambut Sakyla.

"Ini baru permulaan" bisik Feby pada telinga Kyla.

Kemudia mereka meninggalkan Kyla dan Chilla yang masih berdiri di kantin.

"Kylaa, lo gak papa? Maaf gue gak bisa bantuin lo, kepala nya sakit ga tadi di jambak sama nenek sihir?" tanya Chilla dengan wajah khawatir nya.

"Gak papa Chil, kenapa harus takut kalo kita gak salah? ".

Satria dan teman-teman nya menghampiri Kyla dan Chilla. Satria bangga pada kekasihnya itu, ternyata ia mempunyai nyali sebesar itu.

"Maafin gue Kyl" ucap Satria memeluk Kyla.

"Gak perlu kak" jawab Kyla membalas pelukan Satria.

•••••

Happy reading!!!

Jangan lupa vote ya, sehat selalu readers🤍

SATRIA [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang