"Terimakasih"
**
Semenjak kejadian di kantin tadi, Satria semakin yakin, dan tentunya ia semakin jatuh cinta pada Kyla.
Memang singkat, tapi rasa tidak ada yang tau. Satria selalu mendoakan hubungan nya dengan Kyla, agar selalu berjalan dengan mulus, meskipun tentunya akan ada saja kerikil kecil.
Tett... tett...
"Anak-anak, pembelajaran ibu cukupkan sekian, terimakasih, selamat sore" ucap seorang guru didepan kelas.
"Mari pulang, marilah pulang, marilah pulang bersam-" nyanyiam Aldo terhenti saat tangan Satria berhasil membekap mulut nya.
"Berisik ogeb, masuk tk lagi lu sana" ucap Satria melepaskan bekapannya pada mulut Aldo.
"HAHAHAH" teriak teman-teman sekelas.
"Ih berisik lu semua, gue kan seneng akhirnya pulang" ucap Aldo yang sedang membereskan bukunya.
"Vin, nongki gak malem?" tanya Aldo.
"Gas aja gue mah, tanya bos lu tuh" jawab Kevin, menunjuk Satria.
"Gak ah males, dia udah bekap mulut seksi gue" jawab Aldo.
Teman-teman kelas nya yang mendengar penuturan Aldo terlihat merinding, jijik banget Aldo.
Satria beranjak dari bangku nya, ia menggendong tas nya di bahu sebelah.
"Kemana lo?" tanya Kevin yang menyadarinya.
"Jemput cewek gue ke kelas nya" jawabnya.
Dibangku depan pojok kiri, ada pasang mata yang melihat ke arah Satria, dengan tatapan tajam nya, tatapan licik, penuh dendam.
"Gue gak bakal biarin lo berdua bahagia" batin nya.
•••••
Seorang gadis dengan santai nya duduk didepan kelas nya, sambil mengayun-ayunkan kedua kaki nya, ia juga sambil memakan coklat.
"Asik banget".
Menderang suara itu, Kyla mendongakkan kepalanya, ia mendapati Satria yang tengah melihatnya memakan coklat.
"Kak Satria lama" ucap nya.
"Yuk" Satria mengajak Kyla untuk segera pulang, sambil ia menggenggam tangan Sakyla.
Sepasang kekasih itu berjalan beriringan, menyurusi koordior yang masih ramai.
Tentu saja ramai, bel pulang sekolah berbunyi beberapa saat lalu, jelas murid-murid yang lainnya belum pulang, masih ada yang sedang piket kelas dan lain-lain.
"Pulang ke rumah gue dulu ya" ajak Satria pada Kyla, nasih dengan tatapan lurus.
Kyla menoleh ke arah Satria, "Mau apa kak?" tanya nya.
"Mamah gue mau ketemu lo, yang gue bawa waktu semalem itu mochi dari mamah gue" jelas nya.
Dan baru saja Sakyla ingat, ia lupa belum memakan mochi nya. Ia baru memasukannya pada kulkas.
"Gimana, enak gak menurut lo?" tanya Satria.
"Kak aku lupa, belum makan mochi nya" ucap Kyla menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ya udah nanti lo cobain ya" ucap Satria, mengusap pucuk kepala Sakyla.
Sakyla mengangguk, sambil tersenyum.
Tak terasa mereka berdua sudah sampai di parkiran. Keduanya bersiap menaiki motor, karena sebentar lagi juga gerbang sekolah akan dibuka.
Satria memberikam helm pada Kyla, kemudian ia menaiki motornya di susul oleh Kyla meniki motor.
Suara mesin motor satria terdengar agem, tidak terlalu berisik tetapi menggema. Membuat semua pasang mata melihat ke arahnya.
Tapi ada yang aneh, kenapa motornya tidak kunjung di gas?
"Ayok kak" ajak Kyla yang masih kebingungan.
"Lo lupa?" tanya Satria melihat Kyla dari kaca spion.
Kyla baru tersadar, tangannya belum melingkar di perut Satria, pantas saja Satria belum melajukan motornya.
"Harus banget ya kak gini depan anak-anak lain?" tanya Kyla.
Terpaksa ia melingkarkan tangannya ke perut Satria di hadapan banyak orang.
Satria? Ia full senyum, kan Satria tidak menerima penolakan.
•••••
Author ikut senyum-senyum nih, udah sejauh ini menurut readers, Sakyla beruntung gak sih?
Boleh sambil komen ya, jangan lupa vote nya juga!!!
Sehat selalu readers🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
SATRIA [ ON GOING ]
Teen FictionCuek, bad boy, memiliki masa lalu pahit membuat dirinya menjadi seseorang yang bersikap acuh terhadap orang lain. Most wanted di SMA ternama siapa yang tak kenal dengan SATRIA AKSAMANA. Mempunyai paras cantik, pintar, siapa yang tidak tergiur denga...