Sebuah bunyi dari pintu kamar Dani yang perlahan terbuka mengalihkan pusat perhatian mereka ke arah pintu, disana sosok perempuan dengan piyama berwarna maroon sedang berdiri, ibunya Dani. Sepertinya perempuan paruh baya itu sedang penasaran apakah mereka sudah tidur atau belum.
Perempuan itu kini perlahan-lahan melangkah mendekat ke arah Kylan dan menatap anak itu dengan raut wajah khawatir, "Kylan gimana nak? udah enakan?" tanyanya.
Lelaki yang sedang berbaring ditempat tidur king size milik Dani itu merespon dengan senyum,
"Iya bu, Kylan udah agak enakan kok, lagi ngobrol-ngobrol bareng." Sahut Dani kepada ibunya.
Tante lisa menempelkan tangannya di Dahi Kylan untuk mengecek apakah ia juga demam atau tidak, "Enggak panas" ujarnya.
"Tapi obat resep dari dokter udah diminum belum?" Tante Lisa sekarang terdengar seperti mengintrogasi Kylan.
"Udah tante sayang." Kylan bersuara sambil mengenggam tangan tantenya itu.
Kylan begitu menyayangi tante lisa karena hanya dia satu-satunya tante yang ia punya. Selain itu, tante Lisa juga menggantikan peran ibu bagi Kylan sejak kecil, tante Lisa bahkan mengurus Kylan sama seperti caranya mengurus anaknya sendiri. Setiap kali penerimaan raport dan lomba yang diikuti Kylan tante Lisa selalu mengusahakan untuk berada disana memberi support. Mungkin sedikit terdengar kurang ajar tapi Kylan jauh lebih sayang kepada tantenya ketimbang kepada ayahnya.
Begitupun dengan penyakit yang diderita Kylan. Sampai saat ini hanya tante Lisa dan Dani yang ia beri tahu.
"Kalau butuh apa-apa bilang ya." ucap tante Lisa masih dengan nada yang terdengar khawatir.
"siap tanteku!" Jawabnya.
"Jangan begadang kelamaan ya, dengar ya Dan Kylan harus banyak istirahat." Serunya kepada anaknya semata wayangnya itu.
"Siap mom!"
Kini pintu kamar sudah kembali tertutup, tante Lisa sudah meninggalkan ruang kamar berwarna coklat cream itu. Suasana hening kembali menyapa sebelum akhirnya Dani bersuara.
"Jadi sekolah lo yang sekarang gimana?" Tanyanya sambil ikut berbaring disamping Kylan karena sejak tadi posisinya duduk.
"nothing special, cuma beda sekolah aja." ujarnya.
"Sekolah lama gimana?" tanya Kylan.
"Sama aja, nothing change since you left.""
Dani juga merupakan murid disekolah lama Kylan. Kelas mereka bahkan sebelahan, sejujurnya Kylan sangat menyukai sekolah lamanya jika dibandingkan dengan yang sekarang. Sebab sekolahnya yang sekarang terlihat sangat membosankan, belum lagi sekolah favorit yang peraturannya lumayan ketat.
Kylan menarik selimut dan menyembunyikan seluruh badannya sembari mendengar pertanyaan-pertanyaan yang disodorkan oleh sepupunya itu.
"Cewe cantik ada gak?"
Kylan terdiam sejenak, pikirannya kemudian tertuju pada satu perempuan yang menurutnya cantik.
"Ada sih" Balasnya.
Dani tidak menyangka ucapan seperti itu terlontar dari mulut Kylan. "Wah... wah.. siapa tuh?" tanyanya.
"Ada teman duduk gue, tapi agak bawel." Kylan memandangi raut wajah sepupunya yang penasaran.
Dani mengangkat sebelah alisnya. "Demi apa lo duduk sama cewe? HAHAHA"
"Si anjir malah ketawa." tegur Kylan.
"Gak masalah sih, soalnya cantik pintar pula." Kylan pun sendiri kaget dengan dirinya yang melontarkan kata-kata pujian untuk gadis teman sebangkunya itu, ia membayangkan ekspresi Kinta jika saja ia bisa mendengar ucapan Kylan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Altalune
TienerfictieKylan Xyaluna Prameswari gadis cantik berbakat yang sangat amat mengagumi bulan bertemu dengan sosok murid baru lelaki sedingin kutub utara bernama Kylan Renanza Mahardika dan mereka menjadi chairmate/teman sebangku. Kinta dan Kylan itu tidak pernah...