Sera masih terpaku pada layar ponselnya, menatap foto di instastory Rayhan dengan ekspresi yang sulit diartikan. Bukan karena pesta ulang tahun itu sendiri, melainkan karena satu detail yang mengganggu pikirannya—Kylan dan Kinta berdiri bersebelahan dalam foto tersebut.
Gadis itu menggertakkan giginya perlahan. Perasaan amarah mulai menjalar di hatinya.
*"WHAT? Sejak kapan Kylan akrab sama para kamseupay ini?"* Suaranya memecah keheningan, membuat dua sahabatnya yang sibuk dengan urusan masing-masing menoleh.
Helen mengintip layar ponsel Sera. "Apaan lagi sih, Ser?"
"NIH, lo liat?!" Sera menunjuk sosok Kylan dalam foto itu.
"Iya, itu Kylan kan? Terus kenapa?" Amanda, yang tadi sibuk memoles bibirnya dengan liptint, kini ikut penasaran. "Bukannya mereka emang sekelas?"
Sera menghela napas dan memutar bola matanya. "Iya, tapi maksud gue, sejak kapan si Kylan bergaul sama mereka? Selama ini gue gak pernah lihat dia nongkrong bareng di kantin atau jalan bareng sama mereka!"
Selama di sekolah, Kylan selalu terlihat sendiri. Bahkan di ekskul basket, dia tidak tampak akrab dengan siapa pun. Lalu, kenapa tiba-tiba dia ada di pesta Rayhan?
"Mungkin aja dia temenan akrab sama Rayhan terus diundang deh," kata Amanda santai.
"OH, ATAU..." Gita mengacungkan telunjuknya. "Si Kylan emang lagi deket sama Kinta! Makanya dia juga hadir di situ, pasti diajak Kinta. Secara Kinta sama Rayhan udah kayak saudara."
Helen menahan tawa. "Jangan bikin Sera panas deh... Dia tuh sensi banget kalau bahas Kinta. Soalnya dia kan teman duduknya Kylan."
Amanda mengangguk, teringat kejadian kemarin. "Iya sih, bener juga. Kemarin aja Kinta disenggol sampai jatuh."
Sejujurnya, Amanda tidak tega mengingat kejadian itu. Ia memang tidak begitu mengenal Kinta, tapi diam-diam mengagumi gadis itu. Kinta terlihat cerdas dan punya aura positif—sangat berbanding terbalik dengan Sera yang mudah marah, egois, dan terlalu posesif.
Segelas jus stroberi habis diteguk Sera dalam sekali tenggak. "I don't like her! Siapapun yang dekat sama Kylan akan jadi musuh gue." Ia mengelap bibirnya dengan tisu. "He's mine."
Sera memang seperti itu. Saat menyukai seseorang, dia bertindak seakan orang itu miliknya. Dan siapa pun perempuan yang dekat dengan pria incarannya, akan menjadi targetnya.
Dan sepertinya, kali ini Kinta adalah sasarannya.
"Eits, pelan-pelan, Mbak..." tegur Helen, melihat ekspresi Sera yang mulai tantrum.
Amanda hanya menggeleng melihat tingkah sahabatnya.
Tiba-tiba, Gita berseru, "Eh, tau gak? Ada yang lagi rame!"
"Apaan?" tanya Amanda.
"Jadi kemarin ada anak yang nemu coklat di tong sampah kelas Kylan. Dan tau gak? Coklat itu buat Kylan!" Gita menjelaskan dengan penuh semangat.
"Berarti yang buang Kylan dong?" Helen membelalak. "Parah... parah..."
Gita mengangguk. Tapi perhatian mereka tiba-tiba tertuju pada Sera yang mendadak diam.
"Kira-kira siapa ya yang ngasih coklat ke Kylan?" Helen menopang dagunya.
"Iya, ya... Eh, tapi itu artinya saingan lo banyak dong, Ser," tambah Amanda, melirik ke arah Sera yang masih fokus menatap ponselnya, seolah mengabaikan obrolan mereka.
Tapi sebenarnya, Sera tidak mengabaikan mereka.
Dia justru sedang menahan malu.
Mengutuk dirinya sendiri dalam hati.
Karena yang dibuang Kylan di tong sampah itu... adalah coklat pemberiannya.
Di sisi lain, Amanda, Gita, dan Helen saling bertukar tatapan. Seakan memberi sinyal.
Karena sebenarnya, mereka sudah tahu.
🌙🌙🌙
Suasana kelas semakin ramai setelah Pak Arhan mengumumkan tugas video reels yang harus dikerjakan dengan teman sebangku. Beberapa murid bersorak kegirangan, sementara yang lain mulai merancang strategi agar video mereka masuk ke dalam lima besar dan mendapatkan reward bebas ujian tengah semester.
Sementara itu, Kinta masih memproses kenyataan bahwa ia harus bekerja sama dengan Kylan. Lelaki itu bukan tipe yang banyak bicara, apalagi soal kerja kelompok.
Di depannya, Kylan hanya menatap ke depan dengan ekspresi datar, seolah tidak terpengaruh dengan euforia kelas. Namun, di bawah meja, jemarinya mengetuk-ngetuk pelan kayu kursinya, tanda pikirannya sedang berputar.
"Yah, gimana dong, Kin? Lo gapapa?" tanya Raina, terdengar ragu.
Salsa langsung menatap Raina dengan tatapan "really?" yang jelas terbaca. Pertanyaannya seakan-akan Kinta baru saja dijodohkan dengan alien.
Kinta menyadari situasi ini dan hanya tersenyum santai. "Chill, babe," jawabnya ringan.
Raina langsung tersenyum sumringah ke arah Kylan, entah kenapa terlihat seperti memberikan restu. Kylan, yang menangkap tatapan itu, hanya mengangkat alisnya sebelum akhirnya membalas dengan anggukan kecil.
Kinta menarik napas panjang. Banyak pertanyaan memenuhi kepalanya. Bagaimana ia bisa mengerjakan tugas dengan seseorang yang lebih sering diam daripada berbicara? Apakah Kylan akan benar-benar terlibat atau justru membiarkan dia bekerja sendiri?
Satu hal yang pasti, sebagai murid terpintar di sekolah, Kinta tidak bisa membiarkan tugasnya asal-asalan.
"Wish me luck," batinnya, sambil memegang kedua pipinya.
🌙🌙🌙
"KINTUTTT!" Panggil Rayhan dengan suara nyaringnya yang mengema diruang kelas, membuatnya mendapatkan tatapan mata side eye dari Kinta.
"LO BISA GAK SIH GAK USAH MANGGIL GITU DI SEKOLAH!" Gerutu Kinta pada sahabatnya yang menyebalkan itu.
Sahabatnya itu terkekeh melihat raut wajah Kinta yang sedang kesal, tangan Rayhan kini melingkar dibahu Kylan sembari berbisik pelan namun masih bisa didengar oleh Kinta, "Bro, hati-hati ya duduk ama nih cewek. Liat tuh kadang galak kayak singa." ucap Rayhan membuat Kylan tersenyum simpul mendengar kalimat yang dilontarkannya barusan.
Sebuah kertas berbentuk bola tepat kena diwajah Rayhan, siapa lagi kalau bukan Kinta pelakunya. Gadis itu berharap bisa mengutuk Rayhan sekarang juga.
"AWAS YA LO, IDUUT!" Teriaknya.
"Eh ampun-ampun pacarnya Jay, yok dah pulang cepet ntar hujan. Mendung tuh." Balas Rayhan mencoba mengalihkan.
"KINTAAAA SARAN GUA LO CEPETAN PULANG BARENG RAYHAN DEH, ADA RAKA LAGI DI BAWAH!" Teriak Salsa dari luar ruangan kelas.
Buru-buru ia merapihkan alat tulisnya dan memakai tas ranselnya. "Duut buruan ayo!" Ucap Kinta terdengar sedikit tergesa. Kinta tahu Raka tidak akan punya kesempatan untuk mengusiknya jika ia pulang bersama Rayhan.
"Brooo, duluan ya!" Pamit Rayhan menepuk pundak Kylan yang masih duduk ditempatnya.
Lelaki itu menaikkan kedua alisnya. "Yoi, hati-hati."ucapnya kemudian Rayhan dan Kinta berlalu meninggalkan ruangan kelas.
Raka?
Jangan bilang... Raka Saputra Mahardika? Batin Kylan.
-
Heyyoo! Part 13!!!
don't forget to leave a comment & vote! 🤗💌
![](https://img.wattpad.com/cover/298846750-288-k637641.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Altalune
Fiksi RemajaKylan Xyaluna Prameswari gadis cantik berbakat yang sangat amat mengagumi bulan bertemu dengan sosok murid baru lelaki sedingin kutub utara bernama Kylan Renanza Mahardika dan mereka menjadi chairmate/teman sebangku. Kinta dan Kylan itu tidak pernah...