Suasana rumah Kylan terasa berbeda dari biasanya. Sebuah mobil hitam mengilap, merek Porsche, terparkir di garasi. Pemandangan yang hanya muncul sebulan sekali.
Kylan memarkirkan motornya dan melangkah masuk ke dalam rumah.
"Dari mana?" Suara seorang pria menyapanya. Itu ayahnya.
Kylan menghempaskan tubuhnya ke sofa panjang, menghela napas. "Rumah temen," jawabnya santai, matanya menatap langit-langit berwarna krem.
"Tumben pulang? Ada apa?" Nada ayahnya terdengar nyolot.
Kylan mengangkat sebelah alis. Baginya, pertanyaan itu justru terdengar aneh. Ia sudah terbiasa hidup sendiri, merasa cukup mandiri. Jadi, jika ayahnya tiba-tiba pulang, pasti ada alasan lain.
Namun, sang ayah tak tampak terusik dengan sikap dingin putranya. "Lan, ayah datang buat nengokin kamu, lah. Jangan bandel." Suaranya lebih pelan, seakan berusaha melembutkan hati Kylan yang sering kali terasa sedingin es.
Kylan tetap pada posisinya, tak bergerak sedikit pun. "Mau nengokin aku? Or…" ucapnya, sengaja menggantungkan kalimat.
Ayahnya kini duduk lebih nyaman, mengeluarkan sebungkus rokok dari saku celana. Menyalakan satu batang, lalu mengisapnya perlahan.
"Mau ketemu pacar baru?" sindir Kylan, matanya melirik sekilas.
Tak sulit menebak. Ayahnya memang sering bergonta-ganti pasangan. Kylan tidak keberatan dengan itu—itu bukan urusannya. Yang tidak ia sukai adalah setiap kali harus berkenalan dan ikut makan malam dengan wanita baru dalam hidup ayahnya.
Sang ayah mengembuskan asap rokok ke udara, tatapannya kembali ke koran yang tergenggam di tangannya.
"Tante Lisa?" tebaknya.
Tante Lisa adalah satu-satunya saudara perempuan ayahnya. Belakangan ini, wanita itu sering bercerita tentang pasangan baru sang kakak. Dari informasi yang Kylan dapat, wanita itu tinggal di kota yang sama dengannya. Mungkin itu alasan kenapa akhir-akhir ini ayahnya lebih sering pulang.
Kylan bangkit, mengambil jaketnya. "Bentar lagi paling ada agenda dinner lagi," gumamnya, melangkah menuju kamar.
Namun, langkahnya terhenti saat mendengar sebuah pertanyaan.
"Lola gimana kabarnya? Sehat, kan?"
Kylan menoleh, matanya sedikit menyipit. Namun, bibirnya membentuk senyum tipis. "She's fine."
Sang ayah mengangguk pelan, kembali fokus pada korannya. "Meskipun itu bukan salah kamu, tetap treat dengan baik, ya. Kasihan, Lan. Cuma itu pesan ayah. Kapan-kapan ajak main ke sini."
"Iya," jawab Kylan singkat sebelum akhirnya masuk ke kamarnya.
Udara dingin langsung menyambutnya. Rupanya, sejak tadi AC-nya masih menyala. Kylan merebahkan tubuhnya di kasur, merasakan pegal di sekujur badan.
Namun, pikirannya masih berkutat pada obrolan tadi. Terutama soal pasangan baru ayahnya. Ia bertanya-tanya, wanita seperti apa kali ini?
Jika lebih buruk dari yang sebelumnya, Kylan mungkin hanya bisa menggelengkan kepala. Ia masih ingat wanita terakhir yang diperkenalkan padanya, ia berpakaian mencolok, berpenampilan eksentrik, dengan tato di beberapa bagian tubuhnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/298846750-288-k637641.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Altalune
Genç KurguKylan Xyaluna Prameswari gadis cantik berbakat yang sangat amat mengagumi bulan bertemu dengan sosok murid baru lelaki sedingin kutub utara bernama Kylan Renanza Mahardika dan mereka menjadi chairmate/teman sebangku. Kinta dan Kylan itu tidak pernah...