KANALA (REVISI)

Pesan terakhir

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh🙏🙏
Semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah subhanahuwata'ala.

Selamat datang di dalam cerita ini dengan tokoh yang baru, pastinya.
Bismillah, semoga bisa tamatin cerita ini.
Mohon support nya semua.

✨

Semoga teman teman bisa semangatin aku terus buat nulis, dan yang paling penting semoga teman teman suka dengan alur ceritanya❤❤❤❤

Makasih yang sudah mau mampir ke lapak ini🖤❤❤

[FOLLOW DULU SEBELUM BACA]

Bantu ramein lapak ini ya teman teman

Follow IG

@syafnialhll
@Kanalaauthor
@

meishasyarif.wp
@radkhafi.wp

******

Komennya kalau aku minta boleh ga? 😊

***

"Bismillah kamu bisa nak"

_Umi Aisyah.

Terlihat Nala yang sedang berusaha membangunkan Ayu yang sedang tertidur tepat di sebelahnya. Tetapi Ayu tak kunjung bangun.

Karena melihat Ayu yang tidak bangun bangun Nala memutuskan untuk pergi ke ruangan kosong yang ruangan itu hanya Nala saja yang mengetahui nya.

Terlihat dari ujung ruangan dengan lampu redup itu ada sebuah pajangan foto Nala dengan nenek nya yang terlihat berada di sudut ruangan.

Dia terus menatap foto nenek nya, ia mengambil foto itu dan langsung duduk di lantai. Nala memang sudah ikhlas tapi ia masih tidak rela jika dirinya harus kehilangan seseorang yang dicintai lagi.

Karena Nenek yang sudah merawat Nala hingga sebesar ini tanpa orang tua nya. Air mata seketika mengalir dari matanya menuju pipi dan berakhir menetes di atas foto yang Nala pegang.

Flashback on..

“Mah.. Nenek mana Nala mau ketemu nenek” ucap Nala bertanya kepada mamah nya itu.

“Nenek udah ga ada nak” ucap Meira mamah nya Nala sambil memeluk anak gadis nya itu.

Mendengar perkataan mamah nya Nala mengamuk berusaha tidak meyakini apapun yang yang telah diucapkan oleh mamah nya itu.

“MAH MAMAH BOHONG”

“AKU YAKIN NENEK MASIH HIDUP NENEK BILANG SENDIRI KE AKU DIA JANJI BUAT SEMBUH DAN DIA JANJI BAKALAN NGELIAT AKU BAHAGIA.” ucap Nala berteriak lemas karena tidak kuasa menahan tangisan atas apa yang telah terjadi.

Flashback off..

Hati Nala yang tadi nya tenang seketika sangat berat sekali untuk menerima kenyataan ini, bukan lagi karena masa lalu Nala yang terus saja meneror Nala kembali.