Hujan.
Sore menjelang jam-jam kepulangan, baik anak sekolahan atau pegawai kantor seharunya bisa pulang lebih cepat dari biasanya.
Tapi karena mendadak turun hujan. Ada beberapa orang yang memilih untuk menunda kepulangan daripada menerobosnya. Ada pula yang memilih terobos aja lah, ini cuman hujan air bukan lahar panas.
Bagi kamu sih, bodo amat deh. Mau hujan atau enggak, pulang bisa belakangan. Ada hal yang harus diselesaikan.
Alasan kenapa kamu memilih tinggal di kantor adalah Mahra. Hari ini niatnya kamu dan Mahra akan mengobrol. Itu pun setelah kamu meyakinkan Mahra berulang kali kalau tujuan kamu menghubunginya ya karena ada sesuatu untuk dijadikan bahan obrolan.
Eren dan Yoyo jadi ikut membantu dirimu. Mahra sempat kaget karena kedua orang itu tahu. Tapi ya sudahlah, toh sudah putus juga. Apa yang harus ditutupi lagi sekarang?
Eren maunya tungguin kamu selama mengobrol dengan Mahra. Tapi sebuah penolakan kamu lontarkan. Itu membuat suasana kantor yang sepi sunyi, belum lagi dingin karena hujan semakin menambah kesan suram.
Kantor enggak benar-benar sepi. Masih ada beberapa anak divisi lain yang masih tetap tinggal. Tapi di ruangan kerjamu, ya hanya ada kamu seorang diri.
Jungwoo?
Jangan tanya deh, kamu enggak tahu sama sekali. Semenjak ajakan menikah kemarin Jungwoo benar-benar menghilang. Entah memang menghilang atau kamu yang sejauh itu menjaga jarak.
Video call pada akhirnya mulai tersambung.
"Halo, (Y/n)," ucap Mahra dari seberang sana. "Apa kabar? Gimana kabar yang lain juga?"
Kamu tersenyum. "Hai Kak Mahra. Baik, kabar gue dan yang lain baik semua. Gimana keadaan Kak Mahra di sana?"
Mahra hanya tersenyum. Basa-basi doang kok, aslinya kamu tahu gimana keadaan Mahra di sana. Secerah apapun wajah Mahra, tetap aja masih ada jejak rasa sakit dan kecewa di wajahnya.
"Kabar Jungwoo gimana?" tanya Mahra lagi.
"Kak Jungwoo baik dia, tapi belakangan ini lagi sibuk kerja. Ada banyak pekerjaan baru."
"Terus, gimana hubungan kalian?"
Kamu enggak bisa menjawab. Harus jawab apa coba?
Mulut Mahra mungkin mudah untuk melontarkan kalimat tersebut. Tapi bagi kamu yang mau menjawabnya jadi memutar otak berkali-kali.
"Kak Mahra?" panggilmu.
"Ya?"
"Gue-"
"Jangan meminta maaf, (Y/n). Karena yang salah adalah gue dan Jungwoo. Elo hanyalah orang asing yang hadir di antara kami, yang enggak tahu apa-apa karena memang gue dan Jungwoo merahasiakan hubungan."
"Apapun yang menjadi alasan gue putus dengan Jungwoo. Mungkin menyeret nama lo, tapi itu semua karena gue butuh sosok yang bisa disalahkan, dijadikan lampiasan. Padahal gue sendiri yang salah."
"Kak Mahra," selamu.
Dari sisi sebelah sana kamu melihat Mahra menggelengkan kepalanya. "Gue dan Jungwoo sudah beda prinsip, (Y/n). Dan apa yang dikatakan sama Mamanya Jungwoo, itu salah gue sepenuhnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT Husband Series 💚 Kim Jungwoo 💚
FanficGimana kalau kamu itu menjadi pelabuhan terakhir untuk seorang Jungwoo? Menjadi suamimu serta menjadi ayah dari anak-anakmu kelak nanti. Ini cerita tentang kamu dan suamimu Kim Jungwoo. Cerita dari awal bagaimana kalian bertemu dan akhirnya saling...