B. Z. 11

603 29 0
                                    

Selamat membaca🤗🤗🤗🤗

Ayo dong klik votenya. Jangan lupa coment di bawah ya biar lebih semangat😁

____________________________________

Zuya menatap bingung laki laki yang berdiri di depannya. Ini waktunya bekerja namun sosok laki laki itu tak ada niat untuk pergi membuat dia merasa tak enak hati meninggalkan nya. Terlihat wajah itu memiliki kesedihan yang amat dalam.

" Zen" Panggil zuya lembut. Tangan nya memegang lengan Zen.

Hap

Tubuh bongsor Zen jatuh di pelukan zuya. Membuat zuya berusaha menahan bobot tubuh Zen agar mereka tidak terjatuh.

" Apa yang terjadi?"

" Hikss" Bukan jawaban yang zuya dapat kan namun isakan.

Zuya membawa tubuh Zen duduk di bangku  istirahat pelayan yang ada di restoran zuya kerja.

" Apa yang terjadi? Kenapa kau menangis? " Zuya menghapus air mata Zen dengan tisu.

Bukan nya menjawab Zen malah menjatuhkan Kepala nya di pundak zuya yang duduk di depan nya.
" Pulang " Ucap Zen lirih.

Zuya menghela nafasnya ini baru jam 4  sore dia baru saja masuk kerja.  Zuya tidak mengerti kenapa Zen  tiba-tiba datang menghampiri nya dengan kondisi kacau seperti ini.

" Mm Zen. Itu. maaf. zuya tidak bisa pulang"  Tolak zuya halus sembari mengelus rambut Zen.

" Aku akan meminta izin"

" Jangan"

Zen tidak mendengarkan zuya di tetap menelpon manager keuangan buna nya.

Setelah mendapat izin. Zen menarik tangan zuya keluar dari restoran.

" Zen, kita mau kemana? " Tanya zuya penasaran saat Zen menyuruh nya masuk ke dalam mobil.

" Ke rumah mu" Jawab Zen  setelah itu dia melajukan mobilnya menuju rumah zuya. Tak lupa Zen singgah terlebih dahulu di  indomaret untuk membeli makanan kesukaan matsu dan Masaru. Dia juga membelikan makanan ringan, susu, coklat dan eskrim.

" Ayok turun" Sudah seperti rumah sendiri Zen bahkan tak sungkan. dengan sesuka hatinya bertamu tanpa meminta izin terlebih dahulu pada zuya.

Seperti sekarang ini Zen seperti orang yang memiliki rumah. Dia menarik tangan zuya masuk kedalam rumah di tangan nya menenteng belanjaan yang tadi.

" Matsu dan saru kemana? " Tanya Zen tak melihat keberadaan mereka.

" Mm aku rasa mereka bermain di rumah tetangga bersama anak yang lain.Biasanya saat aku pergi bekerja mereka akan kesana.  Ibu tetangga  sangat baik mereka selalu menjaga adik ku saat aku pergi."

" Huh " Zen menjatuhkan tubuhnya di atas sofa.

" Kemari lah" Perintah Zen dengan menepuk pahanya.

Zuya mengernyit tak paham. Namun langkah kaki nya menghampiri Zen.

Srek

Tubuh zuya ditarik sedikit paksa untuk duduk di pangkuannya.  Kedua tangan Zen memeluk erat pinggang zuya.

" Apa kau benar perempuan? " Pertanyaan aneh Zen membuat zuya menatap kesal pada Zen.

" Apa maksud mu? "

" Ini" Tangan Zen merabah pinggang dan perut rata zuya.
" Tubuh mu persis seperti wanita, seksihh" Bisik Zen di telinga zuya.

Zuya menelan ludahnya kasar. Tubuhnya menegang saat tangan Zen mulai bergerak sensual.

Zen Zi ( End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang