B. Z. 19.

485 18 6
                                    

Hallo guys maaf ya selalu telat update🙏. Maklum guys soalnya  ada kerjaan  🥲. Jadi kadang kalau udah pulang kerja gak ada mood lagi buat nulis😌.

Jadi harap maklum ya guys kalau hilang hilang timbul authornya 😁.


____________________________________
.
.
.
.
.
.
..
.
.

Cahaya mentari pagi telah datang menyapa.  Namun  salah satu insan ini terlalu enggan untuk menyudahi acara  cuddle. Sedangkan insan satu lagi  berusaha menghentikan aksi mesumnya.

Tangan nakal Zen masih asik menyelam kedalam pantat bulat zuya.
Sesapan di mulutnya juga tak terlepas.

" Sudahhhh"

" Sebentar lagi Zen masih mau uyel uyel " 

" Sepertinya pantat ku sudah memerah " Zuya menarik tangan zen dari dalam celana nya.

" Ih Zen masih mau uyel. Kenapa tangan nya di tarik? "  Protes Zen tidak Terima. Mata nya menatap kesal kearah zuya.

" Awas" Zuya mendorong tubuh Zen agar menjauh. Kakinya melangkah turun dari atas ranjang.

Melihat zuya turun Zen menegakkan tubuhnya duduk di atas kasur.

Tubuh atas zuya tidak tertutupi sehelai benang pun. Sedangkan bawahan nya hanya memakai boxer.

" Lihat"

Zen melihat kearah tangan zuya yang menunjuk ke arah nipel bengkak yang berwarna merah di hiasi gigitan. Bahkan di sekitar dada zuya terdapat banyak bekas gigitan  kissmark.

Zuya menurunkan celana pendek nya hingga menyisakan celana dalam putih. " Kau lihat pantat ku bahkan terasa kebas dan perih. Warna nya bahkan sudah berubah "

" Maaf" Ucap Zen sedikit merasa bersalah setelah melihat pantat zuya yang memerah.

" Tapi pantat zuya semakin cekci"gumam Zen pelan yang masih bisa di dengar zuya

Nafas zuya memburu merasa kesal. Matanya menatap tajam ke arah tersangka yang membuatnya kesakitan.

" Kau? Huh" Zuya membuang nafasnya kasar.

" Padahal Zen masih mau uyel uyel pantat cekci zuya. Lagian Zen hanya melakukan nya sebentar"ucap Zen tanpa rasa beban.

" Sebentar?? Kau mengatakan nya sebentar? " Kesal zuya.

" Kau tau kau meremas pantat ku hampir 3 jam. Dan Kau menyedot nipel ku semalaman.  Lihat bahkan mereka luka. Ih dasar mesum. Tau begini. Aku tidak akan mau dengan mu. Itu sakit tau" Marah zuya setelah itu dia pergi  masuk ke dalam kamar mandi.

Tanpa sadar kata kata zuya menyakiti hati kecil Zen. Kepalanya menunduk tubuhnya bergetar menahan tangis. Entah kenapa rasanya sangat sakit mendengar ucapan zuya. Sedikit lebay tapi ini lah Zen. Jika dengan zuya sifat cengeng dan manjanya selalu keluar. Tidak ada bedanya dengan sifat eizi. 

Zuya sudah selesai mandi.  Dia keluar dari kamar mandi dengan pakaian kaos yang kebesaran. Dia hanya memakai boxer tanpa dalam karna pantat nya masih sakit. Dia bahkan tidak memaksa kaus dalam karna nipel nya yang sakit dan perih. Tidak lupa zuya mengoleskan salep di nipel nya.

Tanpa mengatakan apa apa zuya pergi ke dapur untuk memasak. Zen semakin merana melihat zuya yang masih marah padanya.

Masakan zuya selesai dia menata nya di atas meja.  Zen yang sudah selesai mandi menghampiri zuya ke dapur.

Zen bisa melihat raut wajah zuya yang masih menahan amarah.

" Maaf" Zen melangkah pelan mendekati zuya yang berada di meja makan.

Zen Zi ( End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang