Hello besti🤗sehat selalu biar bisa selalu aktif ikut menyelam dalam imajinasi ku☺
Selamat membaca jangan lupa follow , coment dan vote nya ya besti. Heheh dan jangan lupa share sama besti besti yang lain🥰
_________________________________
.
.
.
..
.
.
.Mata zuya melirik aneh ke arah Zen. Sudah tiga hari ini Zen terlihat sangat berbeda. Dia seperti bukan Zen yang selama ini dia kenal.
" Mau aku bantu"
" Tidak usah" Tolak Zen tetap fokus menyusun baju nya ke dalam lemari.
Ya sudah tiga hari ini Zen memilih untuk mencuci baju dan piring sendiri. Setiap kali zuya membantu dia akan menolak dan mengatakan bahwa dia bisa sendiri.
Zuya mengela nafasnya kasar.
" Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan? "Zen menoleh" Tidak "
Mendengar jawaban singkat Zen membuat amarah zuya naik. Dia menarik lengan Zen agar menghadap padanya. Kedua Tangan nya memegang pundak Zen.
" Kau berbohong " Ujar zuya merasa curiga melihat gerak gerik Zen.
Zen menundukkan kepalanya tak berani menatap mata tajam zuya yang mengintimidasi padanya.
" Kau terlihat aneh akhir akhir ini. Katakan sesuatu jika aku melakukan kesalahan. "
Zen menurunkan tangan zuya dari pundak nya. Dia membelakangi zuya dan kembali berbalik ke arah lemari.
" Tidak ada yang aneh"Sifat Zen yang berubah drastis membuat zuya merasa tidak tenang. Zen yang selalu manja padanya tidak ada lagi. Zen kembali seperti orang lain baginya.
" Apa kita masih sepasang kekasih? "
Zen berbalik dengan cepat menatap zuya kesal mendengar ucapan zuya yang sangat tidak dia sukai" Apa yang kau katakan? . " Ucap Zen tanpa sadar meninggikan suaranya.
" Aku tidak akan pernah mengatakan putus dengan mu. Ak.... "
" Tapi kenapa sikap mu berubah? Kau seperti tidak mencintai ku lagi. Hikss kau jahat" Zuya menutupi wajahnya menahan tangis. Kenapa dia jadi cengeng begini.
Zen menarik zuya dalam dekapan nya" Maaf. Aku selalu mencintaimu sayang. "
Kepala zuya menggeleng" Hikss kau tidak mencintai ku hikss lepas" Berontak zuya.
Dengan penuh kesabaran Zen menahan zuya agar tidak terlepas. Dia membawa zuya duduk di atas sofa. Mengangkat tubuh ringan itu dalam pangkuan nya.
" Cup... Cup jangan menangis sayang.. Maaf ya" Zen menghapus air mata zuya mengecup wajah memerah itu bertubi-tubi agar zuya tenang.
" Hikss Zen jahat. Kenapa cuekin zuya? " Zuya menggenggam erat lengan Zen.
" Maafin Zen ya. Zen ndak bermaksud cuekin zuya. Zen cuman mau mandiri aja. Zen ndak mau melihat zuya kecapean. Sangat merepotkan sekali jika hanya zuya melakukan nya. Padahal kita berdua sama sama sibuk belajar kelulusan." Tutur Zen jujur.
Zuya menatap Zen mengelus pipi itu. Masih berada di atas pangkuan Zen. Mata kedua nya bertemu. Zuya mendekatkan kepalanya semakin dekat hingga tak ada jarak di antara mereka.
Kedua Hidung mancung itu bertemu. Zen menelan ludah nya kasar. Dia bisa merasakan hembusan nafas zuya menerpa wajahnya. Jika di hadapkan seperti ini. Dia tidak akan bisa menahan diri untuk tidak menerkam kekasih imutnya ini.
" Mm sayang jangan seperti ini" Ucap Zen lirih merasa gugup.
" Seperti ini maksud mu"
Chupp
KAMU SEDANG MEMBACA
Zen Zi ( End)
Teen Fictionkisah dua anak kembar * ryota cerita pertama * about love cerita kedua jangan salah lapak ya. ini cerita boyslove. yang gak suka bisa di cancel 😁😁