★09 | Gullible deer

1.3K 135 72
                                    

[ Underneath the Sunrise UPDATE ]
Ayok, komen yang banyak. Pkoknya yang rajin komen, semoga jodohnya kayak Om Theo. 🤣

Happy reading.

•••

“Bagaimana, Theo?” pelan terdengar, tanya dari Leon. Menghisap sedikit demi sedikit, ujung filter rokoknya. Ia mendelik, menyelidiki reaksi Matteo, yang baru saja mendengkus kencang. “Kau tidak suka?”

Matteo menoleh, membawa seringai tipis. “Why?”

“Kurasa, tempat ini akan cocok untuk mu.” Leon menyambut.

“Kenapa kalian memberiku hadiah. Seolah-olah aku tidak akan bisa memperlakukan Lucia dengan baik?” Matteo mengulum bibir. Mulai terasa muak, akan hal yang ia dapatkan beberapa hari terakhir. “Kau kecewa, karena aku akan membawa adikmu ke apartemen ku?”

“Theo. Ku rasa aku salah paham.”

“Akan ku terima rumah ini. Tapi, aku sendiri yang akan membelinya. Apa Lucia menyukainya?” Tanya Matteo. Menatap sekitar pekarangan, memperhatikan rumah yang terduduk melebar di hamparan rumput dan tebing. Sunyi sepi, tanpa gangguan, kecuali suara deburan ombak memecah pantai dari kejauhan.

Matteo bergerak, mengikuti jalan setapak menuju laut. Tebing curam, berhias bebatuan merah delima yang cantik. Demi Tuhan, begitu kuno dan klasik. Tidak ada anak tangga atau lift di sini.

“Yang paling penting, kau menyukainya,” ucap Leon tanpa mengikuti Matteo, yang kian menjauh.

How much?” Matteo terhenti sebentar.

“Tiga puluh juta dollar.”

Hm. “Aku akan memeriksa tabungan ku.”

“Matteo....”

“Jika itu tidak cukup, kau bisa mengambilnya dari sepuluh persen saham ku,” toleh Matteo penuh keyakinan, lalu membakar rokoknya lagi.

Leon diam mematung. Menatap benar-benar punggung milik Matteo. Dia menunduk, menghela napas panjang. Leon tahu, setengah kehidupan pria itu, dihabiskan dalam kepahitan. Namun kenapa, Matteo tak pernah bergantung. Matteo tak pernah membebani keluarganya. Malah sebaliknya, George kini bukan hanya berhutang nyawa. Tapi, George berhutang atas kebahagiaan milik Lucia.

“Baiklah. Jika kau memaksa. Tapi, kau harus tahu, bahwa rumah ini, ku berikan untukmu karena aku mendukungmu. Bukan untuk merendahkan mu,” ucap Leon, membenarkan. Namun tak mendapat respon dari Matteo. Pria itu hanya diam. Menikmati tiap hisapan rokok dan deru angin kencang dari lautan.

***

“It's time, Lucia. Akh. Aku tidak menyangka, kalau kau akan menikah. Tinggal dua hari lagi, 'kan?” Tanya Julia. Memoles makeup di wajahnya. Semalam dia menginap, terperangkap di kamar Lucia, akibat badai petir.

Lucia benci petir. Dia selalu ketakutan, dan memaksa siapapun untuk tinggal di dekatnya masa-masa itu. Semua orang mengerti kecemasan Lucia.

“Ya. Akupun. Aku jadi berpikir, apa yang akan aku lakukan setelah menikah nanti?”

“Kau tidak tahu?” Julia bangkit. Lekas berbaur kembali. Duduk di pinggir ranjang, sambil menatap Lucia lekat-lekat.

“Kau tahu?” Tanya Lucia. Penasaran.

“Tentu saja. Aku banyak mendengar kata orang-orang.”

Underneath the SunriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang