Underneath the Sunrise

★ 47 | Reunification

[ Underneath the Sunrise UPDATE ]
Komen, vote yang banyak pokoknya, ya.
Happy Reading!

••••

“Ini mengejutkan. Aku tidak pernah menyangka sedikitpun, bahwa Matteo dos Santos, bos kita itu, pernah mendekam dipenjara selama dua tahun enam bulan,” cemooh Leyla. Melebarkan kedua matanya.

“Ditambah lagi, dia dipenjara atas kejahatan yang tidak pernah dilakukannya,” sahut wanita lainnya. Letih membaca portal berita yang kini tengah tersebar luas.

“Dia pengacara andal sebelumnya, meski belum pernah bekerja dibawah firma hukum. Matteo pernah memenangkan belasan kasus besar.”

“Itu membanggakan. Menurutku, dia tidak hanya hot, tapi benar-benar hebat. Aku mengaguminya sepenuhnya. Kau tahu, aku sudah menambahkan puluhan komentar untuk kepolisian Kolombia, karena pernah menghukum nya.”

“Tapi, hingga saat ini, aku belum melihat satu buah artikel, yang menunjukkan tentang kehidupan pribadinya. Hanya ada berita, bahwa Matteo, pernah menikah sekali, dan bercerai setelah penangkapan nya.”

“Oh. Aku rasa, mantan istrinya sedang menangis sekarang. Apa tidak ada berita tentang wanita bodoh itu?” Tanya Leyla, berlangsung cepat. Kemudian melihat Lucia mendekat. Memasuki gedung dengan raut wajah yang tenang.

“Kau mungkin bisa bertanya dengannya. Dia sama-sama berasal dari Kolombia,” papar Diana. Menatap tajam pada Lucia.

“What?” Lucia menarik salah satu alisnya. Menatap heran.

“Kau baik-baik saja? Liburmu sangat panjang, satu minggu, 'kan?” balas Diana.

“Ya. Aku kurang sehat,” kata Lucia. Buru-buru menaruh tubuhnya di kursi dan mulai menata meja kerja yang telah lama ia tinggalkan.

“Menyenangkan sekali, ya. Kau bisa libur selama itu, sementara aku harus mengerjakan pekerjaan mu di sini,” sahut Diana. Melipat kedua tanganya di dada.

“Tenanglah. Kau tidak dengar? Dia sakit.” Leyla tersenyum cerah. Menampilkan wajah iblisnya yang tenang. Kemudian duduk di sisi Lucia, setelah meraih salah satu kursi. “Cia, kau dari Bogota, 'kan?”

Lucia mengangguk pelan. Menandai jawabannya yang baku.

“Kau yakin kalau tidak pernah mengenali Matteo sebelumnya? Kalian satu negara, dan....”

“Leyla, seriously? Kau bertanya padanya tentang Matteo? Perempuan sepertinya? Ck. Lihat caranya bekerja yang ceroboh itu, benar-benar tidak sesuai level,” ejek Diana sarkas. Membuat Lucia spontan menoleh. Membalas tatapan milik Diana yang sering mengintimidasi.

Lucia menarik napas. Berniat membalas tiap kata menyakitkan yang dilontarkan oleh Diana. Dia mendengus, bersikeras tenang.

“Level apa yang kau bicarakan?” Tanya Lucia tegas.

“Kau masih ingin mempertanyakannya? Lucia, menurutmu, dengan caramu bekerja seperti itu, bagaimana bisa kau bertahan hingga dua tahun di sini? Akui saja, kau main belakang, 'kan? Kau tidur bersama petinggi?”

“Caramu bicara, seperti perempuan yang tengah menutupi kesalahannya. Diana, apa hakmu di sini, hingga kau menilaiku seberani itu?” Lucia berdecak. Berdiri tegap tanpa batasan. Lantang, dia bersuara. Berteriak penuh keberanian.

“Karena aku tahu kualitas mu,” tatap Diana.

“Kau tahu kualitas ku, sementara kau tidak tahu bagaimana kualitas mu? Menyedihkan. Kau pikir, aku tidak tahu bagaimana kau bekerja? Berapa banyak yang kau gelapkan dari perusahaan ini? Menurutmu, jika Matteo tahu, apa dia masih akan mempertahankan mu di sini?” Lucia hampir tersenyum. Dia mendongak, menaruh ujung jarinya di tepi nametag milik Diana yang terdiam cemas. Dia memucat. Langsung menelan ludahnya sesering mungkin.