[ Underneath the Sunrise UPDATE ]
Cus, komen yang rame, vote juga yaa.Happy Reading.
••••
Aroma vanilla tercium khas, menyebar hingga ke lorong utama, dan Lucia terkejut, mendadak membelalakkan mata di tengah keindahan mentari yang mulai menghantam sudut-sudut ruangan.
“Astaga. Apa yang terjadi? Ya Tuhan, kenapa aku di sini?” Lucia melompat. Menatap sekitar yang asing. Dia menelan ludah. Menatap pantulan cermin. Lucia berantakan, hanya berlapis kemeja tipis.
“Aku sudah benar-benar gila. Apa yang aku lakukan di sini semalaman,” decak Lucia. Menggigit salah satu ujung jemarinya. Bergerak mencari pakaian yang terlipat rapi di ujung nakas.
“Nona, Lucia. Kau sudah bangun rupanya,” sapa seorang wanita paruh baya, tersenyum sumringah sambil membawa tray berisi makanan.
Lucia mengerutkan kening. Menatap wanita itu singkat. “Kau, siapa?”
“Aku Odette. Aku bekerja di sini untuk Mr. Santos,” jawab wanita itu, lekas menaruh tray makanan di atas meja.
“Matteo. Ya. Ada yang terjadi semalam, tapi...” Lucia mengulum bibir. Berusaha mengingat-ingat sepenggal kejadian. Anehnya, dia tak ingat apapun, kecuali saat Matteo mengajaknya ke ranjang.
“Makanlah, sebelum semuanya dingin!” tawar Odette.
“Di mana, Matteo?” Tanya Lucia cemas. Kemudian meremas-remas perut yang terasa kosong.
“Tuan sudah pergi sejak tadi pagi, jadi, dia memintaku untuk menjaga anda,” kata Odette ramah. Menyusun piring utama ke atas meja, menyiapkan hidangan pembuka.
Lucia mengulum bibir. Mengerti, betapa bodohnya dia. Bahkan, untuk mengingat lebih dalam pun dia tidak tahu.
“Siapa yang memasang pakaian ini padaku?”
“Semua dilakukan Tuan Matteo.” Odette tersenyum tipis.
“Apa yang aku lakukan semalam. Dasar otak yang bodoh, kenapa kau tidak mau mengingatnya?” Lucia memukul keningnya sekali. Kencang hingga menciptakan suara yang mengusik.
Odette terdiam, bingung. Ingin mencegah.
“Apa ada pakaian lain? Aku harus pulang,” ucap Lucia. Menatap Odette tegas.
“Ada. Sudah ku siapkan untukmu, Nona.” Odette kembali mundur, bergerak keluar untuk meraih pakaian baru. Gaun putih cantik dengan motif bunga setinggi lutut. Memang seleranya.
“Thanks,” Lucia bergerak meraihnya. Tak ingin lama-lama mengulur waktu. Lucua tahu, bahwa Four akan menantinya. Putra yang ia rindukan itu, sering menyambutnya pulang.
“Sebelum pulang, ada baiknya anda membersihkan diri, dan sarapan!”
“Ya. Baiklah!” ujar Lucia. Mengangguk-angguk setuju. Ya. Dia memang lapar, lagipula, melihat kondisi tubuhnya sekarang, Lucia terlihat kacau.
***
Sepanjang lorong, Lucia berlari kencang. Hendak menggapai dengan segera pintu apartemen. Demi Tuhan, wajah, senyum dan tatap mata Four hampir tak bisa lepas dari ingatannya. Lucia berhutang penjelasan. Dia tidak pulang semalaman karena Matteo.
Hingga, saat kedua kakinya yang letih itu sampai. Wanita itu buru-buru mendobrak pintu. Lekas masuk dan mencari-cari orang di sekitar ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Underneath the Sunrise
Romance21+ | Agegap Matteo dos santos adalah kesempurnaan, tampan, uang, dan kecerdasan. Kaki tangan sekaligus pengacara handal keluarga pemasok narkoba terbesar di Kolombia. Dia mendapat perhatian penuh, termasuk dari Lucia, gadis polos yang berbeda bela...