★ 46 | An important mess

1K 135 17
                                    

[ Underneath the Sunrise UPDATE ]
Tinggal sedikit lagi chapternya, jangan lupa komen dan vote yaaa.

Happy Reading.

•••

Lucia mulai berjalan. Memegangi dengan benar bunga di tangannya. Dia gugup, menatap sekitar ruangan yang tak begitu besar, tinggi menjulang, dia tahu bahwa berapa sulitnya menggapai langit-langit bangunan tua itu. Namun, Lucia selalu yakin, bahwa Tuhan akan menganugerahkan keberanian untuknya. Seperti sekarang, meski tubuhnya letih, wajahnya lebam, dan perutnya masih terasa sesak, Lucia masih mampu berjalan, mendatangi Falcon yang melempar seringai tajam.

“Kau terlalu cantik, Cia. Kita harusnya menikah lebih cepat,” ucap Falcon. Mengulum senyum, dan Lucia membalasnya.

“Ya. Seperti itu, tersenyum untuk hari bahagia mu,” sambung Falcon kembali. Lantas, melihat seorang pria berambut putih, berdiri tegap di sekitarnya.

“Aku harus mulai dengan cepat, Pendeta.” Falcon memerintah. Membuat pria itu mengangguk-angguk gugup.

Lucia terkejut, menoleh ke arah pintu, saat seseorang mendorong benda itu dan menguncinya dengan kuat. Tubuhnya begitu tegap, menatap mengintimidasi. Entahlah, dia bisa selamat atau tidak dari tempat ini, yang pasti, Lucia perlu berusaha.

Falcon meraihnya. Menarik perempuan itu untuk berdiri lebih dekat, sekaligus mengaitkan salah satu tangan Lucia pada lengannya. Ya. Sesuai perkiraan, Tubuh mereka harus dekat dan bergesekan untuk memudahkan rencana.

Lucia menelan ludah sebanyak mungkin. Melihat Pendeta mulai memimpin doa. Memberikan sedikit kata-kata mutiara yang indah seperti halnya dia begitu bahagia dengan pernikahan ini.

“Pasangan pengantin, diharapkan untuk saling berhadap-hadapan!” kata Pendetanya. Membuat Lucia sedikit bergeser menjauhi Falcon. Lucia berdecak, menyambar pisau kecil dibalik bunganya. Kemudian mengarahkan benda itu tepat pada Falcon. Menekannya di sisi dada pria tersebut.

Falcon tercekat. Diam membeku, tapi dia tertawa tanpa rasa takut. Bahkan melangkah mendekat sambil membetulkan posisi pisau Lucia. “Di sini. Harusnya di sini, jika kau ingin membunuh ku!”

“Diam kau berengsek! Kau sudah merusak seluruh kehidupan ku,” kata Lucia. “Jadi, jangan kira aku akan takut padamu!" Tatap Lucia mengintimidasi. Menatap pria itu dengan berkaca-kaca.

“Kau tahu konsekuensinya, 'kan? Four tidak akan aman!”

“Kau tidak akan melakukan apapun padanya. Tidak. Kau tidak akan bisa mendekatinya. Kau sengaja menggunakan putraku untuk mengancamku.” Lucia berteriak tegas. Mulai memakai logikanya untuk melawan. Dia menekan pisau, terpaksa membuat Falcon mundur saat merasakan sakit. Dia mengerutkan kening, menyadari posisinya. Lucia terlihat serius.

Sir,” kata salah satu pria berbadan kurus. Hendak menolong Falcon. Namun, Falcon menoleh. Menahannya untuk tetap tinggal di tempat. Mungkin dia tahu, bahwa kekuatan Lucia tidak ada apa-apa nya.

“Lucia, apa kau yakin ingin melakukan ini semua?” Falcon tertawa pelan.

Lucia menelan saliva. Lantas menggores pisau sekuat tenaga pada lengan Falcon. Tidak terluka tapi berhasil membuat pakaian pria itu rusak. Sekali lagi, Lucia melakukannya, untuk memastikan bahwa pisaunya dapat menyerang. Kali ini membuat Falcon berdarah.

“Pelacur ini,” ucap Falcon. Memegang sumber rasa sakitnya. Dia mendongak, berusaha menyerang Lucia. Tapi, sekali lagi, wanita itu menepis tangan Falcon dengan pisaunya. Berhasil.

“Aku akan membunuhmu!” teriak Lucia, di susul oleh suara gebrakan pintu yang keras, hingga benda itu hancur berantakan.

Lucia menoleh bersamaan dengan Falcon yang mencari tahu. Seketika itu pula, kedua matanya membola, beredar penuh kejutan. Ya  pangerannya datang. Matteo benar-benar tahu keberadaannya. Lucia mengulum bibir, menatap serakah pada pria itu, hingga kehilangan kendali.

Underneath the SunriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang