[ Underneat the Sunrise UPDATE ]
Cus, ramaikan kolom komentar dan vote ya!Happy Reading.
••••
Pagi ini, Lucia di serang mual, muntah beberapa kali hingga membuatnya lemas tak berdaya, pucat pasi, beserta aroma aneh menusuk hidung. Mengganggu semangat yang harusnya membara.
“Mama, Are you okay?” Tanya Four, sedikit merengek cemas. Ikut menepuk-nepuk pundak wanita itu. Anak tampan bermata biru itu, terlihat bijak. Four begitu cerdas untuk memahami situasi.
“Yah. It's okay, kau mau sarapan? Mama akan membuatkannya untukmu,” ucap Lucia. Terengah-engah.
Hm— Four menganggukkan kepala. Tunduk lesu. Dia tak ingin menyusahkan, namun perutnya terasa kosong.
“Tunggu sebentar, ya.”
“Ma, panggil papa!” titah Four, mulai membuat Lucia frustrasi. Anak itu memasang wajah suntuk, kesal kemudian.
“Dia bukan papamu, jadi berhentilah.....” Lucia menelan saliva. Terdiam membisu. Entah mengapa, dia butuh validasi sekaligus kepercayaan Four untuk mengalahkan Matteo.
Four diam. Menekuk dalam bibirnya. Dia bergerak memutar, berlari tak mendebat. Lucia berdecak. Meremas-remas perut yang terasa ketat. Di dalam kondisi mendadak, wanita yang sempat dipekerjakan nya untuk mengurus dan menjaga Four memutuskan berhenti, setelah diistirahatkan beberapa minggu.
Lalu kemudian, di tengah kemelut panjang. Lucia menoleh ke arah ponsel. Benda itu berdering, seolah memanggilnya dengan segera. Lucia bergerak, mengambil benda itu.
Alicia menelpon, seperti memiliki ikatan batin.
“Cia, aku dan daddy mu akan ke Seattle siang ini, ada yang ingin kau bawa?” Tanya Alicia, seperti malaikat penolong.
“Benarkah? Kau akan ke Seattle?” Tanya Lucia.
“Ya, honey. What's wrong?” Alicia turut cemas. Menyadari suara Lucia yang hampir gemetaran.
“Aku tidak sehat. Cuaca di sini semakin dingin. Jadi, aku sangat beruntung jika Moma datang,” ucap Lucia.
“Ya, tentu saja. Daddy mu mendadak ingin ke Seattle. Dia ingin menemui seseorang, setelah pagi ini mendapat telepon,” jelas Alicia.
“Baiklah. Aku akan menunggu kalian.”
“Seperti kataku, kau ingin dibawakan sesuatu?” Tanya Alicia lagi.
“Tidak. Aku hanya ingin Moma segera datang.”
“Tentu, honey. Aku akan berkemas dari sekarang. Titip salam untuk cucu Mommy yang tampan,” kata Alicia.
“Akan ku sampaikan. Aku menyayangimu Mom.”
“Aku juga sayang,” ucap Alicia. Lekas memutuskan panggilan. Sigap berkemas tuh hadir ke Seattle, untungnya, penerbangan menuju kota itu tak memakan waktu belasan jam, hanya tiga jam cukup untuk tiba tepat waktu.
Lucia terdiam. Memanipulasi rasa mual dengan kata afirmasi. Dia tak mau tumbang, Four membutuhkannya. “Aku sehat. Ini hanya sementara. Aku harus sehat.” Lucia menghela napas panjang. Berniat melanjutkan aktifitas.
Namun, sesaat kemudian, suara bel dari pintu terdengar mengusik. Membuatnya terpaksa meninggalkan kegiatan. Lucia bergerak, pergi mencari tahu. Hingga, ia membuka pintu lebar-lebar tuk memastikan.
“Aku membawakan sarapan untukmu, dan Four. Kita bisa makan bersama,” ucap pria itu, menyingkir masuk dengan raut wajah yang tenang.
Lucia berdecak. Menatap tubuh tinggi kekar itu, Matteo di sana, tersenyum manis, sambil memeluk paper bag besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Underneath the Sunrise
Romance21+ | Agegap Matteo dos santos adalah kesempurnaan, tampan, uang, dan kecerdasan. Kaki tangan sekaligus pengacara handal keluarga pemasok narkoba terbesar di Kolombia. Dia mendapat perhatian penuh, termasuk dari Lucia, gadis polos yang berbeda bela...