★ 22 | Snowball

1.3K 139 20
                                    

[ Underneat the Sunrise, UPDATE ]
Yuk, Komen yang banyak!

Happy Reading.

•••

“Thank, karena sudah mengantarku hingga sini,” ucap Lucia, terdengar layaknya perpisahan. Menatap kedua bola mata biru milik Falcon. Dia berdiri tegap, bersandar pada daun pintu apartemen.

“Ya. Sudah seharusnya,” kata Falcon, melempar senyuman.

Lucia mengangguk, ingin segera masuk dan mengutuk Matteo, bersama kekecewaan yang tengah berkecamuk.

“Aku masuk dulu, tidak masalah?” Tanya Lucia.

“Tapi kau, tidak apa-apa, 'kan?” Falcon mendekat. Menyisakan sedikit jarak.

“Jangan khawatir. Memang, seberapa sering kau melihatku menangis?” Lucia tersenyum. Membanggakan diri.

“Aku tahu, kau gadis yang periang. Namun, jangan takut jika ingin menangis. Aku akan membantu mu!”

“Bagaimana Om bisa membantuku? Dengan memukul, atau menampar wajahku?” Lucia terkekeh, bersama sedikit air yang membasahi bulu mata nya.

Falcon mendekat. Hendak menyeka mata gadis itu. Tapi Lucia, bergegas mundur, waktu suara milik Matteo memanggilnya dari kejauhan.

“Lucia!”

Gadis itu menoleh, menatap pada Matteo. Pria itu bergerak mendekat, berdiri di antaranya dan Falcon seperti penghalang.

“Maaf, aku lupa kalau....”

“Tidak perlu jelaskan apapun. Aku tahu pekerjaan mu banyak dan jauh lebih penting.” Lucia menyela, berkata lantang dan tegas. Ia berputar, menekan kode pintu dan segera memasuki ruangan.

“Cia!”

Ck. “Aku pikir, kau bisa datang lebih cepat, Theo. Namun, tetap saja. Kau masih lamban. Entah apa yang dilihat George darimu,” sebut Falcon, tertawa pelan. Kontan, membuat Matteo bergerak, menoleh sepenuhnya pada Falcon dan menarik kerah pakaian pria itu. Tajam, kedua mata mereka saling beradu tegang. Penuh tantangan.

“Urus saja dirimu sendiri, berengsek!” ucap Matteo, mempertegas ucapannya. Seraya melepaskan Falcon, untuk tak berlama-lama berurusan dengan pria itu.

“Hey, Theo. Bagaimana cincin yang ku berikan pada Lucia? Cocok, 'kan? Bagaimana kalau kita berbagi gadis itu? Mungkin, kita dapat bekerja sama untuk mendapatkan setengah bisnis milik George,” ucap Falcon. Membuat Matteo kembali menoleh. “Kita bisa gantian, semalam Lucia denganmu, semalam denganku, atau sekalian, kita bertiga!”

Geram. Matteo mengerang, lantas mengencangkan tangan dan langsung melayangkan tinju pada Falcon, hingga pria itu terhempas ke tembok.

“Jangan main-main denganku!” ucap Matteo, segera meninggalkan Falcon.

***

“Lucia, kau pulang dengan orang itu?” Tanya Matteo, sambil menggosok-gosok alisnya yang tebal.

Lucia diam, enggan menanggapi. Dia bergerak, menuju ranjang, setelah keluar dari bathroom untuk berganti pakaian.

“Lucia!” Matteo mengerang, kali ini memegang salah satu tangan gadis itu. Mencengkeram erat.

“Apa hanya pertanyaan itu, yang bisa kau tanyakan padaku?” Kata Lucia. Membalas tatapan tajam pria itu.

Matteo diam, menegaskan pandangan. Dia hampir berdecak, kemudian mendorong Lucia hingga gadis itu jatuh ke ranjang.

“Kau istriku, Lucia.”

Underneath the SunriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang