[ Underneath the Sunrise UPDATE ]
Masih ada yang melek nggak nih? Cus, komen dan vote yang banyak, biar gercep lanjutnya.
Happy Reading!
••••
Lucia bergegas mundur, bergeser dari tempatnya berdiri, hingga menabrak nakas setinggi pinggul. Dia mengerling, sedalam-dalamnya menelan ludah. Tatap matanya ambigu, bening berkaca-kaca.
“How, Cia?” Tanya Julia parau. Lembut menyentuh lengan sahabatnya itu.
Pelan, Lucia menelan ludah. Menyaring tiap kata yang akan meluncur dari mulutnya. Namun, Alicia lebih dulu meraihnya. Mendekap erat-erat tubuhnya.
“Mom, I'm pregnant,” bisik Lucia tanpa ragu-ragu. Lembut dan tenang.
“Yah, selamat,” balas Alicia, lebih dekat mendekap. Merasakan hangatnya.
“Lucia,” sambut Julia, ikut serta dalam pelukan. Terisak-isak menangisi kebahagiaan. “Akhirnya. Akhirnya kau akan menjadi ibu.”
“Ya, July. Aku ingin memberitahu Theo. Aku harus segera memberitahu nya,” ucap Lucia. Lekas menyeka tetes air mata di dalam matanya yang indah.
Hm— “Tentu saja!” angguk Alicia. Setuju.
“Ada apa? Kenapa kalian menangis?” Tanya George, turut bergabung. Melihat-lihat ruang kamar yang ditinggalkan putrinya, dua bulan lalu. Masih penuh dengan aroma manis strawberry yang menyiksa, cantik dan tertata rapi. Ada begitu banyak kenangan di sana.
“Putrimu, George. Lucia. Dia hamil,” sahut Alicia dengan suara terbata-bata, seketika membuat George merenung gemetaran. Bahkan Leon, yang bersedakap di sudut tembok tanpa suara itupun mendongak.
“What? Kau?” George menelan saliva. Menatap Lucia tanpa berkedip.
“Ya, Daddy,” kata Lucia, secepat kilat menghampiri pria itu.
Sigap, George membuka ruang. Melebarkan kedua lengan, menyambut tubuh mungil putrinya.
“Kau tidak membohongi ku, 'kan?” Tanya George lirih.
“Tidak ada gunanya dia berbohong, George,” sebut Alicia. Membuat George segera menangkup wajah tirus gadis itu. “Ya Tuhan, aku tidak percaya, bahwa kau sudah sebesar ini, Nak. Aku menyayangimu. Dad mencintaimu.”
“Aku juga. Aku juga mencintaimu.” Lucia mengulum bibir, tersenyum lebar dan cantik.
“Matteo, sudah tahu?" Tanya Falcon, mengusik suasana. Menatap datar tak bersahabat.
“Belum. Aku akan memberitahu nya sekarang,” jelas Lucia, bergerak memutar menuju ponsel yang tergeletak di ranjang.
“Kau ingin memberitahu nya lewat telepon?” lagi, Falcon menyela. Membuat niat yang tengah meledak-ledak itu terhalang.
“Ya. Kenapa?” Lucia menggigit bibir bawahnya yang lembab.
“Apa aku boleh memberimu saran, Cia?” Tanya Falcon. Turut melirik George yang diam membisu.
“Ya!” Lucia mengangguk penasaran. Lebih rapat menggenggam ponsel ditangannya.
“Kehamilan, adalah hal yang dinantikan oleh setiap pasangan. Jadi, aku yakin, Theo, pasti menunggu kabar itu. Lucia, bukankan sebaiknya kau menyiapkan kejutan secara langsung?” Falcon menarik salah satu alisnya yang tebal.
“Aku setuju,” Alicia bergabung di dekat Falcon.
“Aku juga. Lucia, aku akan membantumu menyiapkan kejutannya,” ucap Julia, tak mau kalah. Menorehkan senyum cantik yang sangat cerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Underneath the Sunrise
Romance21+ | Agegap Matteo dos santos adalah kesempurnaan, tampan, uang, dan kecerdasan. Kaki tangan sekaligus pengacara handal keluarga pemasok narkoba terbesar di Kolombia. Dia mendapat perhatian penuh, termasuk dari Lucia, gadis polos yang berbeda bela...