15. The Business

79 12 2
                                        

Di dalam salah satu ruangan VIP restoran Korean Barbeque, terlihat empat perempuan yang sedang mengobrol. Mereka adalah Claire, Tania, Paula dan Renata. 

Claire menyuapkan satu potong bulgogi ke dalam mulutnya. Hari sudah menunjukan pukul 2 siang dan dirinya baru sempat makan siang. 

Dalam beberapa hari ini Claire memang sangat sibuk. Dia berusaha membereskan semua pekerjaan yang terbengkalai dari minggu lalu karena masalah stalker-yang-tidak-tahu-siapa itu. 

Sampai saat ini si stalker masih mengiriminya pesan, tidak pernah melewatkan satu hari pun. Namun, Claire sendiri sudah tidak meladeninya. Dia sudah sangat tidak peduli pada pesan-pesan aneh tersebut. 

Pesan itu tidak pernah dia gubris, bahkan hampir tidak pernah dia baca lagi. 

Setelah mendapatkan jalan buntu dari info yang diberikan oleh Matt, Claire merasa sudah cukup dia membuang waktu. Dia ingin kembali fokus pada perkerjaan dan kehidupannya. 

Anyways, dia juga tengah menjalani kehidupan percintaan yang baik dengan Nate. Mereka selalu mengabari, makan malam bersama, atau berciuman dengan panas setiap harinya. Baik Claire dan Nate, mereka berdua sama-sama saling menjalani komitmen meskipun tidak dijabarkan lewat kata-kata. 

Saat ini Claire tengah berusaha menatap kehidupannya kembali dan tidak mau memusingkan stalker atau perempuan-yang-entah-siapa itu. 

"Gila! Ini beneran Claire?!" seru Tania sambil membaca pesan-pesan yang ada di ponsel Claire. 

Ah iya, dia jadi lupa tengah menceritakan hal yang dialaminya kepada teman-teman Claire saat ini. 

Claire mengendikan bahu dan menjawab. "Seperti yang lo liat" 

"Kenapa bisa kayak gini Claire? Ceritain yang lengkap dong. Kalo kayak gini kan bahaya banget!" ucap Paula. 

Claire menyuapkan sesendok nasi dan kimchi kedalam mulutnya. 

Sambil memakan makan siangnya, Claire menceritakan semuanya tanpa terkecuali. 

Tentang stalker, tentang Matt, sampai penelepon perempuan yang diceritakan oleh Matt kemarin. 

Tania, Paula dan Renata hanya mendengarkannya dengan tatapan melongo. Tidak menyangka masalah yang Claire hadapi telah sepelik ini. 

"Bangsat! Gue ga nyangka Matt kayak gitu!" ucap Tania. 

"Kalo kayak gitu mendingan kita gausah kesana lagi! Gue aja jadi parno!" kata Paula. 

Renata yang mendengarnya hanya diam mengangguk menyetujui. 

"Ya gimana, gue juga bingung. Mau gimana lagi" ucap Claire sambil mengambil sepotong daging dan memasukannya kembali ke mulut. 

Tania menggelengkan kepala. 

"Mana bisa kayak gini Claire. Ini bahaya banget tau. Kita harus ngelakuin sesuatu" ucap Tania yang disetujui kembali oleh Paula dan Renata. 

Claire kembali mengendikan bahu dengan acuh. 

"Bukannya ga peduli ya. Tapi gue uda capek banget. Kerjaan gue banyak. I'm so busy, dude" ucap Claire. 

Hal itu memang benar terjadi. Perusahaannya memang sedang mengikuti tender salah satu pengadaan barang di bisnis ternama. 

Dengan ambisi Claire yang besar, tentu dia harus memenangkan tender tersebut. Kini dirinya sibuk rapat kesana sini. Mengatur keperluan tender secara rinci agar semua proses lancar tanpa kendala. 

"Lagian gue bilang ke kalian ini biar kalian lebih hati-hati. Apalagi pas di Club Matt atau Club manapun. Jangan sampe kayak gue" lanjut Claire. 

Teman-temannya terlihat menghela nafas pasrah. 

Claire & NateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang