the first

3.6K 139 1
                                    


  Dingin nya cuaca malam,tak mampu mengacaukan seorang pria yang tengah duduk dibawah temaram nya lampu,bahkan malam ini hujan menyapa bumi,suara petir bersautan di atas sana,namun tidak sama sekali mengganggu kegitannya.yaa dia rony begitu sibuk dengan pekerjaan nya,sibuk dengan berkas ditangan nya,padahal waktu telah menujukan tengah malam.

Drrrttt drrttt drttt

'Ya ma?'

'Dimana?besok pagi papa mu mau ngobrol'

'Hmm iyaa'

Sambungan telpon terputus,singkat saja tidak ada pertanyaan apakah sudah makan,apakah lelah hari ini,ya se simple di tanya kapan pulang pun tidak ada,itulah yang selalu rony rasakan selama 25 tahun ia hidup,hidup dalam kesepian,orang tua memang utuh namun kasih sayang nya tidak pernah ia dapatkan,ia dibesarkan oleh babysitter karena kedua orang tuanya benar² gila kerja.

Suara² malam mulai berganti pagi,kini pria bertubuh 182cm itu tengah berjalan menelusuri lorong kantornya,dengan jas di tangan kiri dan ponsel di tangan kanan nya ia bergegas menuju bassement dimana hari ini ia akan pulang ke rumah,ya rumah lebih tepat nya rumah kedua orang tua nya.

'Ron.'

Ia menoleh melihat yang siapa yang memanggilnya,pria dengan perawakan bule dengan tinggi mencapai 187cm itu menghampiri rony dengan bungkusan putih ditangan kanan nya.

'Mau balik lu?'

'Iya,nyokab ada perlu,kenapa?' tanya nya.

'Ngga ada sih,yaudah sono balik lu ntar nyokap lu nungguin,urusan kantor biar jadi urusan gua'

'Hmm,thanks ul'

Paul menganggukan kepala nya sebagai jawaban,lalu mobil sport berwarna hitam itu melaju keluar dari basement.

               _____________________

'Assalammualaikum,selamat pagi anak²'

Salma,yaa kegitan pagi nya hari ini adalah menyapa anak didik yang ada dipesantren milik ayah nya,pagi ini ia menggantikan salah satu teman nya yang sedang sakit.

'Oke hari ini bunda mau kita belajar tentang tanda cinta allah kepada umat nya,jadi ada yang ingin bertanya'

Seorang anak kecil berkulit putih,dengan pipi chubby dan lengkap dengan hijab miring nya mengangkat tangan.

'Yaa alaisyaa,kamu mau tanya apa?'

'Bunda,kata bunda cinta allah itu sangat besar sekali,tp kenapa mama papa ku berpisah,apakah mereka tidak dapat cinta nya allah' tanya anak berusia 8 tahum ini.

Salma diam.seketika binggung melanda nya,menjawab pertanyaan yang mungkin sulit ia jawab.sebelum menjawab ia berjongkok di depan bangku si anak,dengan lembut ia membawa tangan nya ke atas ke kepala si anak kecil,mencoba memberikan ketenangan bahkan mencoba memberikan pemahanan pada nya

'Aisya,ais tau perceraian itu tanda nya allah belum menjodohkan mama dan papa kamu,bukan allah tidak sayang,allah sayang kok dengan mama papa,sayang sekali.sangking sayang allah sama mama papa ia ingin yang terbaik untuk setiap umat nya,aisya paham'

'Hmm,aisya paham' anak itu mengangguk kan kepala nya

'Tapi kenapa harus cerai?bunda tau papa sama mama suka sekali bertengkar,aku suka tutup telinga seperti ini kalau papa sudah marah,oya bunda,kata orang cerai itu tidak akan tinggal sama² lagi apa benar'

Salma kembali diam,anak sekecil ini harus berperang dengan ego orang dewasa,sebagaimanapun yang namanya perceraian itu sangat di benci,namun jika tidak ada pilihan maka perceraian lah yang jadi jalan terakhir,kadang orang dewasa terlalu egois sampai mereka lupa bahwa ada anak yang harus dikorban kan kebahagian nya.

Tingggg

Bunyi bel menyelamatkan nya,salma menghela nafas nya pelan,syukurlah katanya ia tidak perlu menjawab pertanyaan aisya lagi,nanti jika aisya bertanya ia harus mencari jawaban yang lebih aman lagi.

'Ais,sekarang sudah jam istirahat,lebih baik kita istirahat yuk buat sholat dhuha,dan kalian semua juga boleh istirahat'

Seluruh anak yang ada dikelas itu berhamburan menuju mushola yang ada di dalam area pesantren,jam menunjukan pukul 10:00 pagi,itu tanda nya mushola akan ramai di isi anak² dari siswa siswi sd bahkan sma,mereka akan melangsanakan sholat dhuha berjamaah sebelum waktu dzuhur tiba.

'Salmaainy.!!'

Terdengar suara teriakan dari kejauhan,membuat salma menoleh ke sumber suara,dan ya itu sahabat nya,nabila namanya gadis yang berusia tak jauh dari nya,mereka berdua kenal sebab nabila bersekolah di pesantren milik ayahnya.

'Nab ih kebiasaan teriak²'

'Hehehe maaf sal,lagian kamu aku panggil2 gak denger,yaudah aku teriak aja'

Salma menggeleng,tak paham lagi dengan sifat sahabat nya ini.

'Ohya,aku kesini mau ngasih tau kamu,kalau kamu di panggil abba tadi'

'Aduh aku lupa' salma menepuk jidat nya sendiri

'Abba bilang tadi,setelah selesai ngajar aku harus keruangan,tapi kira2 abba mau bahas apa ya nab'

'Hmm mana aku tau' nabila mengangkat bahu acuh.

'Yaudah kalau gitu aku pergi dulu assalamualaikum,dadah nab'

'Iya waalaikum salam'

Dengan kicauan burung di pagi hari,sebagai peneman perjalanan nya menuju ruangan sang ayah,memang tidak jauh namun jika berjalan kaki jarak nya akan lumayan,mengingat pesantren ini cukup luas,jika berjalan kaki

'Assalammualaikum'

ia mengetuk pintu putih bersih itu,saat pintu terbuka iya segera menyalami abba umma dan 2 orang asing baginya,namun seperti nya dua orang ini seumuran dengan abba dan umma nya,siapa mereka?

'Kiana sini sayang,duduk sebelah umma'

'Ini yang namanya,kiana zalfa salmaainy,cantik sekali,secantik namanya'

Salma tersenyum ramah kepada 2 orang seumuran ayah dan ibu nya ini.

'Terima kasih pak buk'

2 orang tersebut menganggukan kepalanya,lalu kembali berbicara dengan ayah dan ibu nya,salma disana hanya mendengarkan beberapa obrolan saja.sampai di mana ia harus menjawab pertanyaan tersulit dalam hidup nya.

'Ki,kedatangan om dan tante nya kemari punya niat baik,dia ingin melamar kamu untuk anaknya,kiana bagaimana?'

Deg.

Salma terdiam.apa tadi melamar tidak,ia tidak salah dengarkan,bagaimana bisa?usia nya sekarang baru 19 tahun lalu harus menikah,memang jodoh itu tidak ada yang tahu,namun apakah secepat ini?

'Gimana sal,kamu menerima lamaran kami?ayah dan ibu mu sudah setuju bagaimana dengan kamu?'

Salma masih diam,ia memilin ujung jilbab nya sebagai tanda binggung.

'Eum,boleh salma minta waktu?' tanya nya pelan.

'Boleh sayang,kami akan menunggu apapun jawaban kamu'

'Terim kasih pak buk'

'Yasudah bar nis kita gabisa lama²,soalnya anak kita juga pasti sudah menunggu dirumah'

'Iya,hati2 dijalan' nisa berucap

Setelah  2 orang itu hilang dibalik pintu,salma kembali duduk diam di kursi nya,dengan pikiran yang berkecamuk ia harus menjawab apa?ia tidak mau mengecewakan banyak orang termasuk abba dan umma nya,lalu bagaimana dengan kebahagian nya sendiri.

'Ki,kamu gapapa nak'

'Nak abba tau pasti kamu mikirin tentang lamaran itukan,nak abba tidak memaksa kamu,jawaban itu abba serahkan semua ke kamu,dan abba harap jawaban apapun itu bisa membahagiakan kamu,maafkan abba dan umma sebelum nya tidak memberj tahu mu lebih dulu'

'Iya nak,kamu silahkan pikirkan terlebih dahulu masalah lamaran itu,keluarga temen abba pasti menunggu' nisa menambahkan sambil mengelus pundak salma.

'Iya abba umma'.








Huhhh,udah lama ngga nulis serius,pegel juga yaaak,makasi buat yang udah baca💙

Sepenuh hati tanpa tapiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang