'aku nyerah,aku capek'

3.1K 272 30
                                    

Gimana bab kemarin? Seru nggak? Mau lanjut lagi nggak sakit² nya,yuk marii...

Btw komen aja ya kalau emang aku salah dalam penulisan,nanti kita revisi bareng²🦋💓

Selamat membaca geng..

••••••••••••••••••••

Salma dengan ribuan tangis nya,ntah sudah berapa kali hari ini ia menangis, masalah nya bukan makin lama makin selesai malah semakin runyam. Usai pertengkaran nya dengan rony tadi, ia memilih untuk mengasingkan diri di dalam kamar ini. Ia pandangi foto pernikahan mereka, ia sengaja memajang foto pernikahan itu pada nakas.

Salma dengan kesadaran penuh nya, ia ambil foto tersebut dengan tangan kanan nya, melempar foto tersebut pada sembarang arah,yang terpenting foto itu hancur. Se hancur hati nya,sehancur kecewa nya. Ia meletakan hati pada orang yang salah,tapi ia mencintai laki² yang bersama nya saat ini.

"Aagggghhhhh.... a-akuu bencii kamu.." teriak nya frustasi. Ia mungkin sanggup bertahan selama 6 bulan berusaha kuat,berdoa agar suami nya mencintai diri nya sama dengan nya. Namun perkiraan nya salah.

"Sakitt bangettt... umma kiaa nyerahh... kia capekk" ucap nya dengan deru nafas yang memburu, ia lelah dengan semua yang terjadi pada nya saat ini.

"Abba, jemput kiaa... kia capekkk" itulah yang ia racaukan saat ini, salma pandangi cincin yang melingkar manis pada jari nya. Cincin yang benar² sakral dan bahkan tidak boleh lepas dari tangan nya. Tapi untuk apa dia mempertahan kan,toh juga rony tak membalas cinta nya. Ia lepaskan cincin itu dari tangan nya. Ia lempar cincin itu ke segala arah. Ntahlah kemana.

Rasa kantuk mulai muncul, terlalu banyak menangis membuat nya lelah dan mengantuk. Salma tertidur dengan keadaan kamar yang hancur. Sehancur perasaan nya saat ini.

••••••••••••••••

Rony melirik jam pada dinding kamar nya,pukul 7 malam. Ia turun ke bawah berencana untuk mencari perempuan itu. Di ujung tangga ia mendapati mba eka tengah duduk pada meja makan.

"Loh,mba eka belum pulang?" Tanya rony sesaat setelah menginjakan kaki pada tangga terakhir.

"Eh,iya den belum. Soalnya mba dari tadi nungguin neng salma,dia belum keluar kamar dari tadi" ucap mba eka membuat pandangan salma tertuju pada pintu kokoh berwarna putih yang tertutup itu.

"Mba kalau mau pulang,pulang aja,biar saya yang nunggu salma" ujar nya. Sebenarnya ia sendiri binggung harus berbuat apa ketika bertemu perempuan itu. Ia tahu rasa sakit perempuan itu seperti apa namun ego nya benar² tinggi dan ia juga tak mau menurunkan gengsi, sehingga terjadilah seperti ini. Kalau saja ia mau duduk berbicara dengan kepala dingin. Perkara tak mungkin sejauh ini.

Pandangan nya masih ia letakan pada pintu yang tertutup itu,seakan tak ada orang di dalam sana. Pemikiran nya mulai jauh berkelana. Apakah salma meninggalkan nya? Atau salma pulang kerumah orang tua nya? Ya itulah pikiran nya. Benar² sangat jauh,namun itu bisa saja mungkin terjadi kan?

"Den, mba pulang ya!" Rony hanya mengangguk lalu langkah nya terhenti kala mba eka membalikan badan nya. "Oya den, neng salma dari tadi pagi belum makan" jujur nya. Membuat rony semakin merasa khawatir. Kenapa khawatir nya benar² sebesar ini sekarang.

"Yaudah den,mba pulang ya!" Rony mengangguk,setelah mengunci pintu ia berencana untuk mengetuk pintu kamar salma,namun ia urungkan. Mungkin salma tak mau di ganggu, dengan langkah berat ia putuskan naik kembali ke atas.

"Tapi dia belum makan!" Seruan nya, ia turun kembali,memandangi agara ada keajaiban kamar itu terbuka. Namun nihil 1 jam ia berada di dapur sama sekali tak ada tanda² bahwa salma akan keluar kamar. Sekarang rasa khawatir nya kembali hadir, dan jauh lebih banyak dari sebelum nya. Bayangan masa lalu dimana ayah nya pergi berpulang pun hadir di benak nya.

Sepenuh hati tanpa tapiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang