Chapter.20

3.4K 243 45
                                    


↷✦; w e l c o m e ❞

Suara alunan dari musik, Begitupula hembusan angin yang begitu menyegarkan walaupun dingin. Tetapi, ia tidak peduli dengan itu. Karena sekarang fikirannya begitu terlena ke suatu hal.

Suara pintu balkon yang berderit membuat arahnya teralih menatap ke arah pintu balkon, dengan Taufan yang memegang sebuah gelas dan handphone-nya.

"Gak tidur?" Tanya Taufan saat sudah menutup pintunya. Ia mendudukkan dirinya di samping Halilintar dengan mengicip kopi panasnya.

"Belum ngantuk." Jawab Halilintar, lalu sedikit tersentak ketika mencium bau yang sangat menguatkan tetapi sedikit ada rasa aneh. "Ufan." Panggilnya.

"Hn?" Dehem Taufan yang masih fokus bermain handphone-nya, dengan kedua tangan yang begitu lincah kesana-kemari. Kelihatannya dia sedang bermain game.

"Kok minum Kopi? Sudah malam, harusnya kau minum Susu." Ujar Halilintar pelan.

"Mau begadang," Jawab Taufan pelan. "Ishh, ni tim blo'on banget." Umpatnya diakhir membuat Halilintar menghembuskan nafasnya.

Mereka saling diam, tidak membuka suara tetapi suara dari handphone Taufan masih terdengar. Karena anak itu menaikkan volumenya sedikit gede, agar terdengar.

"FU•K! FANALLY WIN!!" Seru Taufan girang saat permainan yang ia mainkan menang, dia tersenyum lebar. Baru saja ingin memencet tombol 'Mulai', ia langsung membeku ketika Halilintar berkata-

"Want me to fu•k you?"

Taufan tercengang. "Hell nahh!! I'm not doing sex with you again!"

Halilintar menaikkan sebelah alisnya dengan pandangan yang tertuju pada Taufan. "Why?"

"Big Di•k." Singkat Taufan dan langsung memulai permainannya.

Ketawa Halilintar langsung pecah ketika mendengar jawaban singkat Taufan tetapi mampu membuatnya geli, ia memajukan kepalanya dan mengecup puncak kepala Taufan sekilas. "Lucu."

"Sadar bang, gua laki."

"Terus?"

"Bagi saya duit." Cetus Taufan tersenyum lebar, walaupun kedua matanya fokus dengan Handphone-nya. Giliran uang, tata bicaranya langsung sopan ya.

"Kan, kita prend, jadi Sabi kalau kasih duit sesama temen-"

"Not Friend." Sela Halilintar dingin. "But a couple." Lanjutnya.

"Oke-oke. Aku salah ngomongnya. Kita pasangan." Kata Taufan sembari merotasikan matanya saat melihat Halilintar tersenyum puas lewat ekor matanya.

"Good boy." Puji Halilintar lalu kembali menatap langit-langit seraya meminum kopi milik Taufan tanpa meminta izin.

"Itu kopiku." Celetuk Taufan.

"Tinggal bikin lagi." Sahut Halilintar yang langsung dijawab oleh dengusan membuatnya terkekeh geli. Ia menatap Taufan sejenak lalu kembali menatap langit.

"Taufan. Mau mendengar masa laluku?"

Taufan terhenti. "Masa lalumu..?" Lirihnya menatap Halilintar secara intens.

Makannya Jangan Menduda! - [Halitau]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang