↷✦; w e l c o m e ❞Di sore hari menjelang malam, terdapat dua pemuda dengan kasual yang berbeda baru saja kembali memasuki Mansion yang sudah mereka anggap sebagai rumah untuk mereka.
Tak lama kemudian setelah masuk ke dalam, mereka berjalan ke arah ruang tamu yang sudah ditunggu oleh anak-anaknya yang terlihat begitu asik menonton televisi bersama cemilan sebagai peneman lainnya. bahkan mereka sampai tidak sadar kalau Taufan begitupula dengan Halilintar baru saja kembali.
"Kalian nonton apa?" Tanya Taufan saat sudah dekat dengan anak-anaknya.
Ketiga anak itu menoleh dengan ekspresi yang berbeda-beda. Yang satu datar, yang satu hanya tersenyum, dan terakhir yang satunya lagi menatap mereka berdua dengan tatapan polos. Jangan lupakan mulutnya juga yang penuh dengan cemilan.
Halilintar begitupula dengan Taufan menatap gemas ke arah ketiga anaknya. "Udah makan, belum?"
Mereka menggeleng.
"Mama beli makanan?" Tanya Sopan berbinar diikuti dengan sori yang ikutan berbinar paling terang membuat Taufan menyipitkan matanya.
"Auuu!!! (Mauuu!!!)" Seru Sori panjang, Taufan terkekeh pelan.
"Mn, Mama beliin sate Padang. Hali juga belum makan, kan?" Taufan menatap Halilintar yang begitupula menatapnya dan mengangguk singkat.
"Sate Padang? Makanan baru?" Tanya Supra penasaran, yang akhirnya membuka suara.
"Lah? Udah lama banget. sebelum elu pada lahir aja ni makanan dah ada," Sahut Taufan mendengus kecil lalu meletakkan bungkusannya di meja. Ia kembali berkata.
"Kalian duluan makannya, Mama udah makan ditempatnya, am-"
"Mama gak mau makan bareng kita? Kenapa Mama makan ditempatnya?" Sela sopan cemberut. Taufan terkekeh pelan lalu menarik tengkuk sopan dan mengecup kening, bahkan hidung dan pipi kanan Sopan. Membuat ke empat pasang mata lain menatap cemburu ke arah Sopan.
"Dah mati kelaperan ane nanti. Makannya langsung makan disana, Hali juga kebetulan belum makan. jadi kalian makan bareng aja, ya? Nanti ane nyusul," kata Taufan.
"Mau kemana?" Halilintar bertanya dengan sebuah dua piring yang sudah ia bawa, sebelumnya saat Taufan berbincang dengan anak-anak ia menyempatkan diri ke dapur mengambil piring dan sendok.
"Mandi."
"Mn, jangan lama-lama." kata Halilintar lalu mengecup bibir Taufan sekilas, Tidak memedulikan ketiga anaknya yang menatap mereka dengan tatapan malas. Sementara Taufan langsung memerah padam dan menjitak kepala Halilintar dengan tangannya dengan keras membuat objek yang terkena jitakan nta meringis kesakitan
"Mampus!"
Halilintar seketika melotot. Ia menatap ke arah anak tengahnya dengan tatapan menyalang, membuat yang ditatap terkesiap. "Dari mana kata-kata itu?!"
"M-mama!" Sopan menunjuk ke arah Taufan yang sudah berlari kencang ke arah kamar mandi dan berteriak.
"SELAMAT DINIKMATI MAKANANNYA KESAYANGANKU!!"
─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───
"Jadi, gimana rasanya?" Tanya Taufan menatap ketiga anaknya dan menatap kekasihnya dengan wajah bangganya. Ya.. meskipun raut wajah Halilintar masih tajam ke Taufan karena kejadian beberapa waktu lalu.
Beberapa menit yang lalu ia baru saja menyelesaikan acara mandinya, buktinya sekarang saja rambutnya masih basah, belum dikeringkan pakai handuk. Padahal handuknya menggantung dileher Taufan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makannya Jangan Menduda! - [Halitau]
Romance[μ] - Halilintar x Taufan Taufan, yang selalu boros atau bisa di bilang menghamburkan uangnya. Sehingga uangnya kini bisa dibilang tidak cukup untuk kehidupan kesehariannya membuatnya bingung harus melakukan apa. Jika ia bekerja di tempat itu terus...