Chapter.12

4.8K 362 94
                                    


↷✦; w e l c o m e ❞

Suara burung terdengar, membuat pemuda yang sedang tertidur dengan nyenyak nya terbangun. Ia mengerjakan matanya saat melihat cahaya yang menyinar membuat kedua matanya sedikit perih.

"Mnhh.." lenguh Taufan bangun dari tidurnya, Ia mengusap matanya dengan baju piyama berwarna merah, dan rambut yang acak-acakan.

"Ughh.. pala oe sakit, habis kejeduk apaan sih kemarin?" Ujar Taufan bertanya pada diri sendiri seraya mengusap kepalanya yang sedikit berdenyut-denyut.

Sesaat Taufan terdiam. Ia ternganga. Tunggu-? I-ini bukan kamarnya!! Sejak kapan kamarnya segede gaban begini?! Ia kembali membelak ketika mengingat sebelumnya dia mabuk.

"Lah, anj•ng?!" Pekik Taufan panik meraba tubuhnya dengan panik. "Gua kagak habis di ent•t kan!?!"

"Kasar sekali."

Deg!

Taufan menelan salivanya dengan cepat, dia sangat mengenal suara ini. Seseorang yang ingin ia cueki dan jauhi.

Dengan kaku Taufan menolehkan kepalanya, dan membeku ketika melihat Halilintar sedang bersandar di pintu kamar seraya bersedekap dada. Oh, jangan lupakan wajahnya yang datar dan mengeluarkan aura kesalnya yang membuat bulu kuduk siapapun bakal berdiri dan kaku.

"K-kauu..?!"

"Apa? Jangan pura-pura lupa dan bodoh." Ujar Halilintar dingin.

Taufan menaikkan sebelah alisnya, dan terbayanglah ingatannya dimana ia pergi ke bar sampai minum tiga botol karena ditantang. Dan, d-dia dicium sama om-om?!? B-bukan dicium dibibir! Tapi dileher!!

Ia langsung bergidik dan merasa jijik karena sudah dikecup oleh orang yang tidak ia ketahui, mana mukanya dah mau aki-aki. Kan, Taufan jadi tambah jijik, nyesel sudah melampiaskan kekesalannya disitu. Harusnya ia mencoba merokok aja.

"Ingat?" Ujar halilintar membuat Taufan sedikit terkejut.

Taufan menundukkan kepalanya. Sungguh, ia sangat malas bertemu dengan halilintar. Dan yang paling ngeselin, dia dengan mudahnya menggantikan posisi kerjanya. Kalian tau? Itu sangat menyakitkan!! Dan Taufan. Tidak suka. Dengan itu.

"Kenapa diam? Aku suruh kau untuk membuka mulutmu." Ujar Halilintar dan berjalan pelan sehingga ia kini berada tepat di samping Taufan.

"Buka mulutmu. Beri aku penjelasan." Ucap Halilintar memaksa.

Taufan berdecak. "Tidak ada yang harusku jelaskan."

Halilintar melotot. "What? Nothing?!" Ujarnya seraya mencengkal pergelangan tangan Taufan.

"Tch! Lepass!! Kau tidak bisa memaksaku!" Sewot Taufan dan memberontak. "Apakah bagus seorang kepala kediaman memaksa seseorang seperti ini?!"

Halilintar tidak membalas. Tapi ia mengeratkan cengkalannya membuat Taufan meringis.

"Apa yang kau lakukan saat di Bar." Ucapan halilintar membuat Taufan terdiam, lalu menatap mata Ruby milik halilintar dengan tatapan terkejut.

"B-bagaimana kau-?"

"Kau melakukan hubungan tubuh disana?"

Makannya Jangan Menduda! - [Halitau]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang