↷✦; w e l c o m e ❞Keesokan harinya taufan kembali kerja ditempatnya, bukan yang jadi pengasuh. Tapi ditempat minuman. Disaat ia ingin berangkat nih ya, tu ketiga curut kagak mau Taufan pergi!
Bahkan, mereka dengan santainya berkata bakal menunggu sampai dirinya pulang! Taufan kan orangnya ga enakan, kalau diginiin ya taulah rasanya!
Menolak? Tentu saja! Ia juga harus ingat, bahwa mereka bertiga enggak boleh ikutin dia terus. Apalagi disaat ia tidak bekerja jadi pengasuh.
Dan disinilah sekarang, taufan sedang merenung ditempat kasir dan menatap luar pintu yang transparan, menampakkan motor, dan mobil yang berjalan berlawanan arah.
Ditengah-tengahnya ia merenung, tiba-tiba bahu kanan taufan sedikit memberat membuatnya harus menolehkan kepalanya.
"Gantian. Seperti biasa fan," ujar temannya.
"Ohh.. oke, gua istirahat nih?" Tanya taufan dengan bodohnya.
"Hah? Lu kagak mau istirahat nih? Baguslah! Lanjutin, gua istirahat la–," Ucapannya terpotong ketika taufan sudah menyela duluan.
"Yeee, kagak! Enak wae. Dah sana kerja," Ucap Taufan melangkah pergi ke pintu belakang. Seperti biasa. makan, ngobrol, gosip juga bolehh.
"Mar, gua mau pergi ke warnet, mau ikut ga?" Ujar taufan saat sudah masuk ke dalam dan mendudukkan dirinya.
"Tumben? Majikan sama anaknya kagak disini?" Timpal Maripos.
Taufan merotasikan matanya. "Lu kira mereka bakal kesini tiap hari gitu?"
"Yakali, kan lu istrinya," balas Maripos terkikik pelan saat melihat reaksi taufan.
"Gua lakik b•go! Tapi tadi harusnya suami!" Protes taufan, Maripos menghentikan kikikannya dan menatap taufan dengan senyuman jahil.
"A-apa?"
"Suami?~ sukanya dipanggil suami nih, bukan istri?~" Ledek Maripos.
"Anj•ng! Ga gitu konsepnya Cok!" Cicit taufan memukul bahu Maripos dengan sedikit keras. Untung ia masih punya hati, kalau kagak udah dipukul tu bahu sampe bengkak.
Taufan mendengus sebal lalu menyenderkan punggungnya ke belakang sofa, dan membuka ponsel genggamnya hanya untuk melihat notifikasi. Tau-taunya sepi. Hadehh, gini amat dah. Coba aja dia seleb, pasti selalu bersuara ni hape.
"Fan." Panggil Maripos, taufan berdehem.
"Lu pernah dimarahin sama tu bocah ga?" Tanya maripos seraya memakan kue yang diberikan oleh teman kerja mareka.
"Dimarahin? Maksud?"
Maripos berdecak. "Maksudnya, dia marahin atau ngebentak elu."
"Ohhh," taufan memakan kuenya. "Kagak."
"Gua kira pernah."
"Boro-boro marah. Mereka aja sifatnya suka dingin banget dan tenang. Pas awal ketemu juga begitu. Yang satu terobsesi sama belajar, yang satu suka mau keluar tapi takut, dan yang satu lagi suka banget nempel ke gua." Ujar taufan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makannya Jangan Menduda! - [Halitau]
Romance[μ] - Halilintar x Taufan Taufan, yang selalu boros atau bisa di bilang menghamburkan uangnya. Sehingga uangnya kini bisa dibilang tidak cukup untuk kehidupan kesehariannya membuatnya bingung harus melakukan apa. Jika ia bekerja di tempat itu terus...