↷✦; w e l c o m e ❞Hari pertama Taufan bekerja menjadi pengasuh pun akhirnya terjadi dihari ini, ia sudah bilang ke asisten yang dipercayai disini. Siapa lagi kalau bukan Fang? Sebelum ia pulang, dia sempat meminta nomor Fang agar mereka dapat bertukar pesan dengan mudah.
Dan juga sekarang adalah dimana ia harus tinggal selama ia menjadi pengasuh disini, apartemen nya jadi terbengkalai deh. Sialan banget ya? Emang harus kalau pengasuh tinggal dirumah majikannya.
"Selamat datang Taufan," ucapan tersebut membuat Taufan sedikit terkejut lalu mengalihkan pandangannya ke arah samping.
"Oh, pagi bang," balas Taufan tersenyum kecil.
"Sudah jadwalkan ulang pekerjaanmu? Yang di tempat minuman itu. Sebelum itu, gak usah pake bahasa formal, kita pake bahasa yang biasa ya?" tanya Fang seraya mempersilahkan Taufan untuk masuk ke dalam mansion.
Taufan mengangguk lalu ikut masuk ke dalam dengan Fang yang mengikutinya dari belakang, kemudian dia menyesuaikan langkah kakinya dengan Taufan sampai jalan mereka beriringan.
"Kenapa?" tanya Fang sekali lagi heran.
"Udah, tapi ada sedikit masalah," jawab Taufan. "Hanya karena teman ane aja, karena gabisa kerja barengan lagi. Cuman itu doang." Lanjutnya membuat Fang mengangguk.
"Kalau begitu, bagaimana dengan bajumu?"
Taufan mendengus kecil. "ini yang kubawa apa?" Ia sengaja memperlihatkan punggung nya yang terdapat sebuah tas besar yang berisi-
"Baju."
"Bukan. Ini tuh bom atom." celetuk Taufan membuat Fang tertawa kecil.
Selama perjalanan, mereka berbincang canda ria, Fang sempat berfikir kalau Taufan itu orangnya dingin. Tau-taunya enggak, malah pelawak menurutnya. Ia juga sempat berfikir, apakah anak-anak yang akan dia jaga tahan dengan sifat nya, ya?
"Oh ya, apa kau sudah tau siapa yang kau asuh?" tanya Fang, Taufan terdiam sejenak lalu mengangguk.
"Tau. Sopan, kan?" jawab Taufan.
"Benar, tapi bukan Sopan doang." Sahut Fang tersenyum kecil sambil menatap Taufan yang juga menatapnya dengan pandangan heran.
"Hah?"
"Kau bakal mengasuh tiga anak." Taufan melotot kaget lalu mengacungkan jari tiganya ke arah Fang butuh kepastian.
"Tiga..?? Tiga?! Yang benerrr?!" pekik Taufan terkejut.
Fang mengangguk singkat.
"Apa sebelumnya ada yang mau jadi pengasuh disini?" tanya Taufan yang pada akhirnya meluncurkan sebuah pertanyaan yang sering kali menganggu fikirannya.
Fang sedikit berfikir lalu mengangguk. "Yap, sebelumnya ada, tapi udah keluar pas Minggu ke tiga," jawab Fang membuat Taufan kembali terkejut.
"Lah? Tiga minggu dia langsung minggat?" Fang mengangguk.
"Kau tau kan, kalau si gledek itu punya tiga anak? Mereka juga tentu saja memilik sifat dan perilaku yang berbeda-beda. Mau ku sebutkan satu-satu sifat mereka? Dan apa yang mereka tidak suka dan sukai?" ujar Fang, bukannya dijawab Taufan malah menutup mulutnya menahan tawa membuat Fang menaikkan sebelah alisnya.
"Apa ucapanku salah?"
Taufan menggeleng lalu tertawa kecil, sebenarnya mau ketawa kayak orang asma, tapi Taufan kan sekarang tau tempat. Malu-maluin yang ada. "Gapapa, cuman gledek itu panggilan yang cocok buat duda tiga buntut itu," balas taufan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makannya Jangan Menduda! - [Halitau]
Romance[μ] - Halilintar x Taufan Taufan, yang selalu boros atau bisa di bilang menghamburkan uangnya. Sehingga uangnya kini bisa dibilang tidak cukup untuk kehidupan kesehariannya membuatnya bingung harus melakukan apa. Jika ia bekerja di tempat itu terus...