↷✦; w e l c o m e ❞Langit yang awalnya berwarna biru berganti dengan warna orange yang begitu indah dengan adanya warna putih dan ungu. Tunggu! Ungu? Tapi langitnya memang ada warna ungunya!
Langit yang berwarna orange menandakan waktu sudah menunjukkan waktu sore, begitupula dengan Taufan yang baru saja masuk ke dalam Mansion setelah menutup gerbang utamanya.
Ia jadi pulang telat begini karena dijalanan begitu macet dengan kendaraan bermotor atau pun kendaraan bermobil, Taufan bahkan sampai pengap dan kepanasan didalam angkot. Tapi berkat cemilan dingin yang dia beli, ia dengan sabar menunggu angkotnya kembali jalan tanpa ada hambatan macet seperti ini lagi.
"Hah.. Sakit perut." Cicit Taufan pelan, tubuhnya begitu banyak menampung benda. Seperti tas gendongnya, belanjaannya. Ya.. dikit sih, tapi coba ditampung sekaligus! Pasti capek.
Perutnya ntah kenapa tiba-tiba terlilit, rasanya Taufan mau buang air besar. Mau buang air kecil juga.
K'rek!
Ketika Taufan membuka pintu Mansion, di depannya tiba-tiba ada Halilintar yang tampak menunggunya dengan kedua tangan bersedekap dada dan jangan lupakan kedua matanya yang menatap tajam ke arah Taufan bak elang.
"Ngagetin!" Protes Taufan.
Sang dominant terlihat mendengus. "Kenapa pulang telat?" Halilintar mengambil alih plastik belanjaan Taufan ke kedua tangannya.
"Macet." Jawab Taufan. "Anak-anak mana?"
"Dikamar," Sahut Halilintar. "Kalau begitu tadi aku suruh pak Yarka aja jemput kamu, enggak usah pake angkutan umum. Jadi telat kan, pulangnya?"
Taufan mendengus. "Udah, enggak usah dibahas. Yang penting ane udah balik ini, toh," Ucap Taufan dengan kedua tangan yang melepaskan tali sepatunya.
Halilintar terlihat menunggunya.
"Hali." Panggil Taufan setelah melepaskan kedua sepatu dan tas gendongnya, kemudian Taufan berdiri dihadapan Halilintar yang menatapnya bingung.
"Coba cium tubuh aku." Pinta Taufan seraya memajukan tubuhnya setelah mengucapkan kata itu, yang dimana membuat Halilintar terkejut.
"Hah? Mencium tubuhmu?" Beo Halilintar mencoba untuk tidak salah dengar.
Taufan mengangguk. "Cium aja. Kaya ngendus gitu," Kata Taufan.
"Kaya anjing aku nantinya." Timpal Halilintar membuat Taufan tersenyum lebar dengan wajah yang berkerut kesal.
".. Bangke. Dahlah, gajadi." Kata Taufan beranjak pergi dari tempatnya dengan kesal. Tetapi sebelum itu-
Grep!
Halilintar sudah mencegatnya terlebih dahulu sebelum dirinya pergi menjauh. "Ya ampun, kenapa kamu jadi sensi begini? Sini," Kata Halilintar tertawa pelan dengan tangan yang mencengkal pergelangan tangan Taufan.
Halilintar mensingkap baju lengan panjangnya Taufan lalu mendekatkan pergelangan tangan sang empu ke wajahnya dan mencium baunya.
"Mnh.. pake parfum aku ya?" Tanya Halilintar disela-sela mencium baunya. Taufan tidak menjawabnya dengan perkataan, melainkan dengan cengengesan diwajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makannya Jangan Menduda! - [Halitau]
Romansa[μ] - Halilintar x Taufan Taufan, yang selalu boros atau bisa di bilang menghamburkan uangnya. Sehingga uangnya kini bisa dibilang tidak cukup untuk kehidupan kesehariannya membuatnya bingung harus melakukan apa. Jika ia bekerja di tempat itu terus...