Chapter.24

2.5K 225 72
                                    


↷✦; w e l c o m e ❞

Selama berjalan, Taufan merasa seperti diperhatikan dari ia dikantin sampai sekarang. Bahkan, wanita yang berada disampingnya juga merasakannya.

"Mas?"

Taufan gelagapan ketika dipanggil, ia menoleh. "Ya, Mbak?"

"Kita.. belum kenalan."

Taufan mengerjapkan matanya, setelahnya ia memerah dan tersenyum maklum. "Maaf Mbak, Lupa.." Katanya pelan.

Wanita tersebut tersenyum lalu mengangguk. "Nama saya Mala. Tapi panggil aja Mbak, tidak usah 'Bu Mala'." Katanya.

"Ahh.. Nama yang bagus!" Puji Taufan. "Nama saya Taufan Cy-" Seketika Taufan terdiam ketika mengingat sesuatu. Nama dia memang Taufan, tapi diakhirnya.. Cyclone atau Thunderstrom..?

"Mas...?" Panggil Bu Mala sembari menjentik jarinya dihadapan wajah Taufan.

"Eh! N-nama saya Taufan. Maaf Mbak, saya melamun lagi." Kata Taufan berlirih.

"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Bu Mala pelan.

Taufan menjawabnya dengan gelengan dan tertawa tanpa sebab. "Tidak ada, Mbak khawatir banget sama Taufan ya~?"

Bu Mala mendengus. "Perasaan Mas kali. Ge'er banget saya khawatirin Mas. Orang saya dah nikah." Balasnya ketus membuat Taufan menganga.

".. Dah nikah?!" Bu Mala mengangguk dengan seringai lalu disusul oleh tawaannya. "Tak kira belum, toh."

"Mas juga udah nikah, kan? Dua anak Mas itu," Kata Bu Mala membuat Taufan tertawa hambar.

'Belom nikah aing Mbak-mbak..' batinnya pelan.

Dibalik itu, ada dua anak yang sedari tadi melihat, mengawasi, dan mengikuti pergerakan Taufan sampai sekarang. Bahkan mereka terlihat tidak lelah dan begitu tajam saat melihat kedua orang yang mereka ikuti berbincang sampai tertawa bersama.

"Mama selingkuh." Celetuk salah satu dari mereka.

"Nanti kakak laporin secara detail, santai aja."

Sang adik mengangguk setuju. Mereka kembali mengawasi Taufan, Tetapi mereka dibuat terkejut dengan tatapan Taufan yang seperti menatap ke arah mereka. Tunggu! Taufan menatap ke arah mereka atau yang lain?!

".. Kak.. Mama liatin kita..?"

".. Kakak harap tidak."

Sementara itu, Taufan yang melihat sebuah warung makanan yang wanginya begitu tercium sampai ke hidungnya pun membatin- 'Anj•r, Seungitna ngeunah pisan. (Wanginya enak amat.)' batinnya berbinar. 'Meuli atawa henteu ya? (Beli atau enggak ya?)'

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

Tak kerasa, waktu pembelajaran hari pertama untuk anak murid yang bersekolah di dasar sudah diperbolehkan untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.

Begitupula dengan Sopan yang sudah keluar dari kelasnya terlebih dahulu, ia langsung beranjak dari tempatnya untuk pergi ke kelas sang kakak agar mereka pulang bersama.

Makannya Jangan Menduda! - [Halitau]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang