Chapter.15

5.7K 325 42
                                    


↷✦; w e l c o m e ❞

Halilintar memandang tubuh Taufan dari atas sampai bawah, dengan tatapan yang bisa dibilang tidak bersahabat.

"Emang harus pakai baju seperti itu?" Tanya Halilintar dingin.

Tadi, sehabis Halilintar mandi dan memakai baju Taufan. Ia dikejutkan dengan Taufan yang tiduran dikasur dengan pakaian yang membuat Halilintar mengkerutkan keningnya tidak suka.

Taufan menyerngit dikasur. "Apa maksudmu? Oh! Ini bukan baju, tapi kemeja."

Sama saja.

"Maksudku. Apa harus, kau memakai baju kemeja sampai sepaha?" Tanya Halilintar lagi.

"Emang kenapa? Gak salah kan?" Balas Taufan.

Halilintar mengusap wajahnya gusar. "Memang ga salah, tapi aku gamau kau keluar hanya memakai kemeja putih sepaha doang. Kau tahu? Kau saat ini sangat seksi."

Taufan merona merah. "Kan, dirumahmu? Bukan di luar!"

"I know. Tapi, aku tetap gasuka. Apalagi sekarang kau tidak memakai celana maupun celana dalam." Balas Halilintar.

Secara tiba-tiba Taufan bangkit berdiri dari kasurnya dengan kaku, karena pinggang dan kakinya belum sembuh sama sekali.

"Ga pake bawahan?? Aku pake lah!! Nih!" Dia mengangkat kemeja putihnya, dan memperlihatkan celana pendek berwarna hitam. Dengan paha yang terlihat sangat menggoda, apalagi dengan adanya bercak merah itu.

Halilintar yang secara tiba-tiba di kagetkan dengan pembuktian Taufan segera menurunkan kembali kemeja milik sang empu, ia memprotes. "Jangan macam-macam! Nakal sekali kau memperlihatkan pahamu di depanku."

Taufan merotasikan matanya jengah dan menyingkirkan tangan Halilintar yang menyentuh pinggangnya. "Masih mending diliatin kamu. Bukan orang lain." Timpalnya.

"Ya. Jika kau melakukannya, aku tidak akan segan menghukum mu. " Balas Halilintar dingin. "Jangan pernah perlihatkan tubuhmu kepada orang lain. Maupun itu serinci pun, aku tidak suka! Ingat itu."

"Dan, aku tau itu." Taufan mendengus. "Aku mau ke dapur, mau bikin sarapan buat anak-anak. Mereka sekarang sekolah?"

Halilintar menggelengkan kepalanya. "Tidak. Mereka sekarang libur sampai hari Minggu." Jawabnya.

"Enak amat," Timpal Taufan. "Bisa kau menyingkir? Aku mau keluar." Tambahnya.

"Dengan berpakaian seperti ini?" Ujar Halilintar menaikkan sebelah alisnya.

"Ya."

"Tidak."

Taufan tersenyum penuh arti. "Kalau begitu. Jaga aku." Ujarnya singkat dan menyingkir dari Halilintar, berjalan menuju pintu keluar dan membukanya.

Grep!

Taufan secara spontan menolehkan kepalanya ke belakang ketika sebuah tangan melingkar di perutnya, dan menariknya untuk mundur.

"Taufan! Apa kau tidak mendengar ucapan ku? Jangan memakai pakaian seperti ini. Aku tidak suka. Apalagi jika kau diliat lelaki lain. Aku tidak suka sama sekali." Tegas Halilintar kesal sambil mengeratkan pelukannya.

Makannya Jangan Menduda! - [Halitau]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang