Chapter.22

2.8K 252 62
                                    


↷✦; w e l c o m e ❞

Pagi hari ini bukannya tenang malah disuguhi oleh Taufan yang menjahili buntut-buntutnya terus. Tidak mau diam. Dan tidak mau berhenti mengganggu buntut-buntutnya. Contohnya seperti..

**

"Ma, Supra boleh minum ini?" Tanya Supra kepada Taufan yang asik menonton televisi. Ia mengambil sebotol air putih. "Punya Mama, kan?"

Taufan mengangguk. "Boleh, minum aja," Jawabnya. Seringai muncul sedetik.

"Oke."

Baru saja botol air putihnya ingin menyentuh bibirnya, tetapi langsung terdiam membeku ketika Taufan melakukan tindakan meremas botol airnya di bagian tengah-tengah sampai mukanya terkena semburan air.

Taufan yang sebagai pelaku langsung beranjak dari tempatnya dan berlari dengan tawaan yang begitu menggelegar.

Supra mengkerutkan keningnya. "MAAA!!"

**

"Cari apa?" Tanya Taufan ketika melihat Sori yang sibuk mengobrak-abrik laci mainannya saat ia masuk ke dalam kamar anak-anak.

Sori menjawab. "Ainan ri di Ana? Kok nda ada mua? (Mainan Sori dimana? Kok gak ada semua?)"

Taufan mengidikkan kedua bahunya. "Memang terakhir taro dimana?"

"Ini! (Sini!)" Jawab Sori lagi sambil menunjuk ke arah laci mainannya.

Taufan mendengus kecil. "Yakin taro disitu?"

Sori mengangguk cepat.

"Tapi kok gak ada semua?"

"Ndak tau.. (Gak tau..)" Sori menunduk sendu.

Taufan tersenyum kecil. Ia mengulurkan tangannya dan mengusap puncak kepala Sori lalu mengecupnya singkat. "Kalau begitu mau makan dulu? Dicarinya nanti aja. Yang lain dah tunggu," Ujarnya.

Sori mengangguk kecil. Ia mengulurkan kedua tangannya ke atas, Taufan yang melihat itu langsung menerima uluran tangannya membuat sang empu berada digendongannya.

"Jangan sedih-sedih, nanti kita cari ya?" Ucap Taufan yang langsung diangguki oleh sang empu.

Beberapa hari kemudian, bahkan sampai lima hari lamanya Sori masih mencari mainannya sampai kakaknya ikut membantunya mencari mainannya juga.

Tetapi, waktu itu di saat Sori ingin mencari Taufan dikamar belakang atau disebut dengan kamar khusus pekerja untuk mansion disini. Sori dibuat terdiam ketika melihat seisi tempat milik Taufan ada semua mainan yang ia cari.

Pantas saja Taufan pernah bilang. 'Mainannya gabakal rusak. lagian, dijaga terus kok.' Yang bermaksud, tidak akan rusak maupun hilang mengingat Sori yang suka ceroboh sampai apa-apa yang ia pegang hilang seketika.

Tapi tetap saja. Sang anak tidak suka. Sori berdesis. "AMMAAAA!!!"

**

Seperti itu. Meskipun Sopan tidak ditunjukkan bagaimana kejahilan Taufan kepadanya, tetapi itu terjadi. Sopan juga dijahili. Mereka terus menerus dijahili oleh Taufan. Istilahnya tiada hari tanpa jahilan.

Makannya Jangan Menduda! - [Halitau]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang