Chapter.29

2.4K 181 70
                                    


↷✦; w e l c o m e ❞

"Maa, kenapa harus ada rapat sama guru? Kenapa enggak izin aja?" tanya Sopan bertubi-tubi, bahkan wajahnya sudah dibuat-buat memelas. "Ya? Ya?"

Sebuah hembusan angin menerpa wajah Taufan dengan halus, jangan lupakan senyumannya yang terukir di wajah indah miliknya. Meskipun sudah ditemani oleh angin, tetapi disekitar mereka tetap panas karena adanya alat transportasi yang berjalan memasuki sekolah mereka karena kini sudah waktunya menjemput sang buah hati masing-masing. Membuat udara disekitar mereka yang kian memanas, bahkan seperti berdekatan dengan matahari meskipun matahari tersebut begitu jauh dari mereka.

"Gak bisa, sayang~ Ini penting, kalau boleh pulang pun gua gak bakal ikut rapat guru sekali pun." ucap Taufan dengan senyuman diwajahnya, ia menarik Sopan ke dalam pelukannya lalu mencium kening sang empu. "Just wait for me at home, okay? Be a good boy, with your brother." lanjutnya yang kemudian menatap ke arah Supra, sebelah tangannya terbuka lebar membuat Supra langsung membawa tubuhnya ke dalan pelukan hangat.

"Jangan lama-lama." cicit Supra yang sudah menahan malunya karena kini mereka menjadi pusat perhatian oleh murid-murid dan orang tua murid yang sedang menjemput buah hati mereka.

Tentang berita bahwa kedua anak Thunderstrom merupakan anak milik Taufan yang sebagai guru baru disekolah mereka, berita tersebut langsung tersebar dengan luas. Bahkan banyak anak murid yang meminta cara bagaimana mendekati kedua buntutnya dikarenakan dirinya adalah orang tua mereka. Ya.. meskipun bener-bener belum jadi orang tua mereka. Maksudnya- belum. Belum jadi orang tua mereka. Gitu aja.

"Oh ya, nanti bilang ke Sori. Kalau Mama sayang banget sama dia~" ujar Taufan terkekeh pelan. "Takutnya dia ngambek, tambah urusan nanti." lanjutnya yang langsung dijawab oleh anggukan kecil.

"Balik cepat, okee?" tuntut Sopan.

"Iya, sayang~ jangan telat makan, oke?" pesan Taufan.

"Enggak bisa makan bareng?" tanya Sopan lagi.

"Maaf, kayaknya enggak bisa deh. Soalnya takut lama rapatnya, kalian nanti harus nungguin anenya pulang dulu kan? Maka dari itu, duluan saja makan bersamanya. Sisain. Terus videoin dan fotoin saat kalian makan bareng, biar ane percaya." jelas Taufan tersenyum kecil, ia kembali mengecupi kedua buntutnya secara bergantian. Lalu dengan berat hati ia melepas pelukannya.

"Sampai ketemu lagi dirumah~"

"Jangan lama-lama. Dibawah jam sembilan malam, besoknya kami tidak masuk sekolah, tidak mau menuruti perkataan Mama, tidak mau bertemu dengan Mam-"

"Semenit Mama gak ada aja langsung ngerengek minta ketemu." potong Supra mendengus kecil mengundang gerutuan dari pihak lain.

"Kak Supra!!" Sopan menggembungkan kedua pipinya. "Kaya enggak gitu aja." gumamnya malas.

Seketika dalam sekejap kilatan tajam menerpa tubuh Sopan membuat sang pemilik tubuh meremamg dalam sekejap, ia kemudian menatap kakaknya yang masih menatapnya bak elang yang hendak memakan sarapannya. Bahkan yang lebih mendukungnya, tatapan tersebut seperti tatapan ayahnya ketika dia marah kepada mereka!

"Maafin, kakk!!" seru Sopan merengek kecil, menyentuh pergelangan tangan Supra dan bergelut manja.

Sementara Supra, hanya bisa menghela nafas lelah. Ia secara tiba-tiba mencodongkan tubuhnya ke arah Taufan kemudian mengecup pipi kanan Taufan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Makannya Jangan Menduda! - [Halitau]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang