4. Bertemu [R]

4.3K 334 8
                                    


↷✦; w e l c o m e ❞

Tidak terasa, sudah sebulan Taufan tidak bertemu kembali dengan bocah Sopan tersopan itu. Ia selalu berharap bisa bertemu dengannya lagi, tapi mau kaya gimana lagi kalau takdir berkata lain?

Ia hanya bisa menerima takdirnya dan mengikuti arah jalannya menuju takdir.

Mengapa ia berharap bocah itu kembali ke hadapannya? Karena, Taufan sudah sangat sayang dengan anak itu. Bahkan ia sudah anggap sebagai anak sendiri, yang awalnya ogah-ogahan dipanggil Mama malah jadi begini.

Dan terakhir. Taufan merasa kesepian. Di apartemen yang awalnya suka berisik karena Sopan, menjadi sunyi dan sepi. Taufan yang sangat suka kejahilan dan ke-berisikan, tetapi saat ini ia tidak menyukainya. Terasa sangat sepi. Jadi galau, kan.

Ya. Ia mengakui sangat merindukan bocah itu. Berharap bisa memeluknya lagi, kalau tidak keberatan sih cium juga.

Cukup untuk cerita itu. Kita kembali ke keseharian Taufan yang 'baru'.

"Silahkan datang kembali," seru Taufan kemudian memberikan minuman yang pelanggan tersebut pesan dengan wajah yang datar. Saat ia melihat pelanggan tersebut sudah keluar dari pintu Taufan langsung menghela nafas berat.

Dia kini bekerja disebuah toko minuman, menjadi kasir. Dari pada jadi pengantar makanan yang bolak balik ke meja pelanggan mendingan jadi kasir cuman duduk atau berdiri diam.

Nunggu pelanggan kasih bill minuman, terus kasih deh minumannya. Atau si pelanggan bayar minumannya, tentu saja Taufan lakukan!

Ini sudah minggu ke tiga dan kalian tau? Sudah sebulan tiga minggu Taufan tidak bertemu bocah itu, Sopan yang ia maksud.

Jujur ia sangat-sangat merindukan tuh bocah, harusnya ia ambil aja si Sopan sebelum dimasukin ke mobil dibawa balik.

Tapi mau kaya gimana lagi? Tu bodyguard ngebuat Taufan ngeri-ngeri sedep, mau maju takut. Padahal nih ya, Taufan itu bisa bela diri. Jago, karena mantan ketua tawuran dimasa SMP-SMA. kalau kuliah udah kagak, soalnya disana ketat banget. Mau bagaimana pun Taufan enggak bisa tawuran, dan sampai sekarang deh.

Lagian dia juga sekarang males-malesan kerjaannya. Udah dapet pekerjaan sebagai kasir, tinggal dibawa santai aja, kagak perlu pusing atau kesel sana-sini.

Kaya dulu, waktu SMA ada siswa sebelah ngajakin dia tawuran. Ya iyalah diterima! Tapi tau? Tu siswa bawa ceweknya busett, ya.. kan Taufan nya jadi jijik sendiri. Pertanyaan nya adalah, kenapa tu siswa bawa lontong sate tawuran? Sangat mencurigakan bukan?

Eh tau-taunya bener, tu lontong sate ternyata ikutan ngelawan. Ngebuat Taufan bingung dan terdiam.

Hey! Taufan walaupun brandal dan suka gelut gini, kalau di hadapannya adalah seorang wanita. Oh, come on! He don't fighting with a ladies.

Bijaksana sekali bukan? Kalau sama lelaki mah, digas-in aja.

Dan pada akhirnya Taufan mengangkat bendera mer- maksudnya bendera putih menandakan ia menyerah, karena kalau hajar tu cewek, yang ada dia yang masuk ke kena. Berdasarkan pengalaman sebagai lelaki sejati, seharusnya lelaki sejati tidak menghajar wanita. Bukan membawa wanita untuk menjadi kambing hitam.

Ingatan tersebut membuat Taufan terkekeh kecil di mesin kasir, sementara teman-temannya yang ngeliat itu cuman bisa menaikkan sebelah alisnya heran.

Makannya Jangan Menduda! - [Halitau]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang