"Umi ga boleh ngomong gitu" cecar ustadz Rifqi cepat, "secepatnya Rifqi carikan menantu untuk umi" sambungnya.
"Lena ya?"
"Insyaallah",
"Harus!"
"Iya umi".
*****
Sorenya Lena di antar Abi Afras ke rumahnya. Sesampainya di rumah, bukannya bahagia tetapi Lena malah terlihat murung.
Tok Tok Tok
Abi Afras mengetuk pintu rumah tersebut beberapa kali sembari mengucap kan salam"assalamualaikum", tak lama pintu rumah pun di buka oleh sosok wanita muda.
"Siapa, ya?" Tanyanya. "hah, Lena!" Pekik Serly dengan ke dua bola mata yang membulat.
Greb
Serly memeluk erat tvbvh adiknya itu. tetapi, Lena hanya terdiam membeku entah apa yang ada di pikirannya sekarang.
"Akhirnya kamu pulang juga. kami sekeluarga khawatir tau dek, kamu kemana aja?" Buliran bening seketika mengalir di p1p1 Serly.
Alena terdiam tak mengucapkan sepatah kata pun.
"Lena?." Ke dua bola mata umi Seri berbinar-binar melihat putri bungsunya sudah kembali dengan segera ia ikut memeluk tvbvh sang putri.
"Mama ... " Ujar Alena lirih.
Di sana juga ada ayahnya ALena yakni Adrean, ia menatap sinis ke arah Alena.
Afras mengerenyitkan dahi bingung"kenapa, dia menatap Alena seperti itu?".
"Nak, sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya umi Seri menatap sang putri dengan tanda tanya.
Alena menarik nafas sebelum menceritakan semuanya hingga ia kembali pulang ke rumah ini.
"ya Allah, untung ada orang baik yang mau menolong kamu, nak." umi Seri memegang ke dua pundak ALena.
"Makasih banyak om. karena, sudah merawat Lena" Serly tersenyum dan di balas anggukan kepala oleh Afras.
"Sama_sama, ada hal penting yang harus saya katakan kepada kalian semua, keluarga Alena" ungkap Afras serius.
Umi Seri dan Serly saling menatap satu sama lain.
"Mari, kita bicarakan di dalam rumah saja" titah Adrean mempersilahkan Afras masuk ke dalam rumah.
*****
"Sebenarnya saya dan keluarga saya sudah memutuskan untuk menikahkan putri anda dengan putra saya".
Degh
.....