"Afwan umi. tadi Najla ga sengaja nabrak ustadz Rifqi sehingga, seluruh isi nampan yang Najla pegang jatuh" ungkap Najla merasa sangat bersalah.
"Astaghfirullah. tapi kamu ga kenapa_napa, kan?." Umi Fahila memegang ke dua pundak Najla.
Najla menggeleng"engga, umi"
Umi Fahila menatap ke bawah dan tak menemukan bekas jatuhnya seluruh isi nampan yang Najla katakan tadi.
"Kok, lantainya bersih?." Tanya umi Fahila dengan kening berkerut.
"Eee i_itu sudah Najla dan ustadz Rifqi bersihkan umi, tadi ustadz Rifqi bawa bekas pecahan piringnya ke dapur"
******
"Rifqi." panggil umi Fahila lembut seraya memutar gagang pintu kamar putra semata wayangnya itu.
"Waalaikumsalam, umi" sahut ustadz Rifqi lembut sembari tersenyum.
"Astaghfirullah. Afwan ustadz, umi lupa ngucapin salam." umi Fahila menepuk jidat sementara ustadz Rifqi hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku sang ibu.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam warahmatullahi ta'ala wabarakatuh. umi, ada apa?" Tanya ustadz Rifqi sembari menutup al_Qur'annya.
"Umi mau tanya. besok kamu ada waktu luang, tidak?." Tanya uminya yang kini duduk di samping sang putra.
Ustadz Rifqi mencoba mengingat apakah ia besok tak ada kegiatan"kemungkinan. besok pagi Rifqi mengisi kajian di pesantrennya Abi(jadi ayahnya ustadz Rifqi itu pemilik pesantren yang ustadz Rifqi maksud)umi", sahut ustadz Rifqi dengan memperlihatkan senyum tipis terukir di wajahnya.
"yah. padahal umi mau nyuruh kamu buat ngajakin nak Lena jalan_jalan, agar kalian bisa lebih deket gitu, lagian kan kalian bakal menikah" umpat umi Fahila dengan wajah cemberut.
"Afwan umi. tetapi, Abi ga setuju Rifqi menikah dengan Lena karena dia ... " Ustadz Rifqi menarik nafas sebelum melanjutkan perkataannya. "kata Abi, dia tidak cocok dengan Rifqi karena gaya pakaiannya." ustadz Rifqi menundukkan kepala.
"iya sih. tapi umi udah ga sabar pengen nimang cucu, sebelum umi ... "
"Umi. ga boleh ngomong, gitu!"
.....