Jadi para readers tercinta,buat yang penasaran dengan umur para 7 bersaudara ini..bakal aku spill karna aku baek hati ;)
•halilintar dan taufan : 19 tahun
•gempa : 18 tahun•blaze dan ice : 17 tahun
•duri : 16 tahun
•solar : 15 tahunHAPPY READING.
•
•
•Lupakan mimpi-mimpi waktu kecil dahulu, aku punya tanggungjawab untuk terus menjaga saudara-saudaraku.
-Gempa raditya deanno
•
•
•Gempa yang baru saja menelfon ice menjadi gelisah mendengar kabar salah satu adiknya masuk RS, apa yang terjadi pada duri sehingga ia bisa pingsan??
Mau bagaimanapun rasa benci ku
Padanya, ia tetap adikku.Gempa menatap ke arah luar jendela, sekarang sudah jam 2 pagi tapi tetap saja dia tidak bisa tidur. langit saat itu terlihat begitu cerah walau sudah larut malam, bintang-bintang bertaburan menghiasi langit pada saat itu membuat gempa sedikit tersenyum.
Apakah ibu adalah salah satu bintang tersebut??Aku harap iya.
Aku ingin melihat senyuman khas ibu, aku ingin belajar memasak bersama ibu, aku ingin ibu kembali..
Buliran bening turun dari mata indah milik gempa tanpa ia sadari, ia masih larut dalam kesedihannya saat ini.
Akhirnya ia memilih untuk tidur, walau agak dipaksa akhirnya matanya dapat terpejam juga.
----
Pagi itu gempa, taufan, dan halilintar datang ke RS untuk menjenguk duri.
Ini hari minggu jadi hali dan taufan juga tak terlalu keberatan untuk ikut dengan gempa.TOK TOK TOK
"Masuk!" Sahut ice dari dalam, pintu terbuka dan ketiga saudara tertua mereka segera masuk kedalam ruangan itu, duri yang sedari tadi rebahan akhirnya duduk sembari menyapa ketiganya saudaranya.
"Pagi bang gempa, bang ufan, bang hali"
"Pagi juga" Lain dengan hali yang hanya berdehem, taufan dan gempa membalas duri dengan sapaan juga.
"Bagaimana kondisimu, duri??" Taufan bertanya karna ia cukup penasaran dengan duri yang masuk rs tiba-tiba, setaunya duri kuat-kuat saja.
"Udah membaik lah bang, gak separah kemarin" Duri membalas pertanyaan Taufan sembari mengukir senyum kecil.
"Oiya, kamu kok bisa masuk rs??"
Solar nampak bersemangat ketika gempa mempertanyakan hal itu pada duri.
"Ah, soal itu.." Duri nampak sedikit gugup untuk menjawab pertanyaan itu mengingat ada solar didekatnya.
"Solar, lo mending balik rumah. kata duri besok lo olimpiade kan??" Potong ice membuat solar terpaksa kembali kerumah dengan perasaan jengkel nan badmood."Kenapa lo suruh solar balik??" Hali bertanya pada ice,bukannya segera menjawab ice malah memberikan sebuah kertas pada hali.
"Solar gaboleh tau, ntar makin frustasi dia." Ice menjawab singkat membuat gempa juga Taufan ikut penasaran, sedangkan duri hanya bisa pasrah karna kertas yang selalu ia sembunyikan kini berasa di tangan kakak tertuanya itu."Kanker otak?!!" Teriak mereka bertiga (hali, taufan, dan gempa) setelah membaca isi surat itu, duri hanya menggaruki kepalanya yang tak gatal sama sekali. perasaannya juga tidak karuan sekarang.
"Kenapa lo bisa..??" Taufan sedikit heran dengan isi kertas itu.
"Bukannya gaada yang punya kanker otak ya dikeluarga kita??kalo bukan faktor genetik apa penyebab dia bisa kena kanker otak??" Gempa mencoba berasumsi, ice sedikit tersenyum.
"Siapa bilang gaada yang punya kanker otak dikeluarga kita??"
"Lo tau??" Hali dan taufan serentak mempertanyakan hal itu pada ice.
"Tau, ini rahasia dan hanya gw yang diberi tau" Ice tersenyum miring, sementara duri masih memperhatikan percakapan mereka.
"Jadi..?siapa??"
"Ayah." Duri langsung batuk-batuk dibuatnya, sedangkan trio sulung hanya melongo tanpa ada niatan untuk mempercayai perkataan ice
"Lo pada gak percaya??"
"Nanya." Ketiganya menjawab dengan sedikit ketus karna pertanyaan unfaedah dari ice.
"Nih." Ice menyodorkan kertas usang yang nampak lusuh, Halilintar mengambil kertas usang dari ice yang ternyata juga berasal dari rs, setelah dibaca-baca ternyata itu adalah surat yang menyatakan bahwa ayah mereka mengidap kanker otak persis seperti duri sekarang.Kenyataan macam apalagi ini, Tuhan??
Aku tak mau kehilangan lagi..Lain dengan hali dan taufan yang diam dalam seribu bahasa, gempa sudah menangis terlebih dahulu. duri mendekatkan gempa pada dekapannya dan memeluknya erat.
"Untuk kali ini, izinkan duri meluk abang..abang boleh benci duri, tapi duri gak bakal benci abang." Gempa merasa bersalah karna ia merasa gagal untuk menjaga saudaranya, padahal ia dulu sudah berjanji pada ibunya untuk menjaga saudaranya yang lain.
"Maaf, gw cuma bisa jadi abang yang buruk..gw.." Gempa sekarang menangis terisak-isak
"Kata siapa bang gempa abang yang buruk??bang gempa udah berusaha untuk jadi abang terbaik bagi kami, begitu pula dengan bang hali dan bang ufan.." Duri menjeda kalimatnya sembari menatap gempa, hali, dan taufan secara bergantian.
"Duri berterima kasih pada kalian bertiga, kalian sudah berjuang dengan baik.." Hali, taufan, dan ice mendekat pada duri yang masih memeluk gempa."Maaf karna selalu menyakiti mu.." -hali
"Maaf karna selalu menganggapmu orang asing" -taufan
"Maaf atas segala luka yang selama ini kami beri padamu." -iceDuri tersenyum lembut tanda ia selalu memaafkan mereka. gempa sekarang belum melepaskan pelukannya dari duri .hali, taufan, dan ice memandangi duri seperti ingin mendapat pelukan juga.
"Kalian juga butuh pelukan??kemarilah."
Akhirnya kelima-nya berpelukan bersama, sekedar melupakan luka yang pernah ada dan menenggelamkan rasa bersalah digantikan rasa tenang.Solar yang berada dirumah belajar sembari menggerutu, jengkel sekaligus sedikit jealous pada ice yang tiba-tiba lengket pada duri. bahkan disaat solar bangun tidur tadi ia melihat ice yang masih tidur sambil memeluk duri, MANA PELUKANNYA ERAT DAN DURI ANTENG-ANTENG AJA.
"Padahal bang blaze ada, makan tu gengsi." Solar berbicara sendiri sambil membaca buku tentang ilmu sains (anak sains dia teh)
"Cepat pulang kak, solar rindu..ehehe" Dia memang rindu pada kakak hijaunya itu.
Di tempat lain..
"Jadi rindu solar, padahal baru tadi dia balik kerumah.." Duri berfikir sejenak.
"Ntar kita balik juga" Ice yang masih menyender di samping duri angkat bicara seolah mengetahui isi pikiran duri, duri hanya cengengesan saja mendengar penuturan ice."Kami balik dulu ya sekalian ngecek rumah, biar gempa sama ice yang jaga duri" Taufan dan hali berpamitan untuk pulang duluan yang dibalas anggukan oleh gempa.
"Hati-hati" Duri melambai ceria seakan-akan sekarang ia sedang baik-baik saja, padahal sekarang ia sedang merindukan kedua orang tuanya.Duri rindu ibunya yang selalu menyayangi dirinya sepanjang waktu, dan duri juga rindu amukan dari ayahnya. duri rindu mereka berdua.
Bohong kalau duri ga rindu kalian berdua. duri sayang kalian walau kita sudah tak bersama lagi..
Duri tersentak ketika pundaknya disentuh lembut oleh seseorang yang ternyata adalah gempa.
"Kenapa bang gem??"
"Gaada sih, cuman pengen ngomong sesuatu.."
"???"
"Makasih karna sudah terlahir menjadi saudaraku, makasih untuk segalanya, maaf karna selalu memperlakukan mu dengan buruk."
"Duri juga mau berterima kasih karena udah ngerawat Duri dan maaf karna Duri selalu merepotkan abang.."
"..."
"Abang pengen berubah jadi abang yang baik, tolong ajari abang biar abang bisa jadi abang yang baik kayak duri.."
"Gausah, abang udah jadi yang terbaik dari yang terbaik."
Gempa tersenyum simpul menatap pemilik netra zamrud itu, wajahnya yang teduh selalu berhasil membuat gempa teringat akan sang ibu.Ibu, aku rindu padamu..
Aku merindukan semua hal tentangmu, apa ibu juga sama??TBC BESTEHH
MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN YA BAGI UMAT MUSLIM YANG SEDANG MERAYAKAN HARI RAYA IDUL FITRI,MOHON MAAF KALO SELAMA MEMBACA KALIAN MERASA TERGANGGU DGN TYPO ATAU PENULISAN YANG SALAH.NTAR AKU COBA REVISI 🙏🏻🙏🏻Lop lop lahhh 💓
KAMU SEDANG MEMBACA
DURI DAN LUKANYA [END]
Fanfiction"kamu kuat ya bisa bertahan sampai sekarang." "iya, semesta maksa aku jadi anak yang kuat nahan segalanya." Tentang luka yang selalu tertutup tawa palsu, semesta selalu menyertai dirinya untuk memberi luka sekaligus bahagia. Akankah ia sempat mera...