Happy reading cintaa
•
•
•Setelah masa rawat inap duri selesai akhirnya ia bisa kembali ke rumah. tentu saja duri sangat semangat karna akhirnya ia dapat berjumpa dengan sunshine—eh maksudnya solar.
Gempa menuntun duri dengan alasan duri masih lemes dikit, sementara yang dituntun memilih untuk nurut-nurut aja toh ia memang agak lemes tadi.
"Makasih ya bang gem"
"Santai aja, duri" Gempa menjawab dengan tenang.
"Ehehe, iya bangg." Akhirnya duri memilih cengengesan.Akhirnya mereka sampai,para penghuni rumah (kecuali solar) sedang keluar rumah karna punya urusan masing-masing. setelah mengantar duri ke kamarnya, gempa kembali ke kamarnya karna tugas sekolahnya yang menumpuk.
Duri memutuskan untuk sedikit bersih-bersih karna kamarnya agak kotor setelah ditinggal oleh sang pemilik, ia menyapu dan membersihkan debu-debu yang menempel di beberapa sudut kamarnya.
Di tengah-tengah acara bersih-bersih kamar, Duri melihat sang adik yang sedang mengintip kegiatannya. duri semakin dibuat gemas disaat ia kembali melihat solar yang mencondongkan badannya di depan pintu kamarnya dengan kacamata visior milik solar yang sedikit mereng.
Tak tahan melihat adiknya yang bersikap imut tersebut, Duri akhirnya bersuara.
"Sini aja solar, lucu tau kalo begitu!!"
Setelah mendapat lampu hijau dari sang pemilik kamar, solar masuk dengan girang sembari membawa sebuah piala Emas. duri dapat memastikan bahwa si kutu buku itu memenangkan Olimpiade sains.
"Ceritanya mau pamer nih??" Goda Duri yang menaikkan satu alisnya membuat solar menggembungkan kedua pipinya.
"Mana ada!!"
"Jadi??" Tanya duri seolah ia tak tau apa yang diinginkan solar.
"Mau lepasin kangen sama kakak sekalian kasih tau kalau solar berhasil~!!" Solar menunggu pelukan dari kakaknya, hitung-hitung hadiah karna solar berhasil bikin Duri bangga kan??
"Bagus, pertahankan ya solar abrian deanno" Puji Duri sembari menarik tubuh sang adik kedalam pelukannya, ia tau kalau solar paling suka dipeluk. apalagi yang meluk duri, solar bahagia banget kalau dapat pelukan dari kakak keenam nya itu."Kakak bangga sama solar gak??"
"Pertanyaan macam apa itu??udah jelas kakak bangga sama adik kakak yang pintar ini~" Duri mengacak rambut halus solar membuat solar sedikit mengantuk.
"Kira-kira ibu bangga gak??" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut solar membuat Duri sedikit tertunduk."..." Duri sensitif soal ibu mereka makanya ia terdiam begitu saja mendengar ucapan solar.
"Maaf kak, solar keceplosan.." Solar merasa bersalah karna sudah membuat Duri bersedih. duri tersenyum dan menepuk pundak solar.
"Gapapa, kakak yakin kalau ibu bangga sama solar" Ujar diri menyemangati solar.
"Ya, solar juga yakin.."Ibu pasti bangga banget sama solar, tolong pertahankan prestasinya ya..
Solar begitu mengantuk karna selama persiapan belajar untuk Olimpiade, ia tidak tidur untuk membaca seluruh materi Olimpiade itu.
"Kakak, olar ngantuk.."
"Hum??sini kakak pangku" Dengan senang hati solar langsung berbaring di pangkuan duri, ia dibuat semakin mengantuk karna duri yang mengusap rambutnya dengan lembut. akhirnya solar tertidur pulas di pangkuan duriTidur yang nyenyak ya, solar
Sementara itu dikamar gempa, ia sedang duduk di meja belajarnya sembari mengerjakan tugas dari sekolahnya yang begitu menumpuk, ini semua karna gempa yang memaksa untuk menjaga duri disaat duri masih dirawat. akibatnya ia kelewatan banyak tugas sekolahnya ditambah dia yang menjabat sebagai ketua OSIS menyebabkan banyaknya tugas yang harus ia kerjakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DURI DAN LUKANYA [END]
Fanfiction"kamu kuat ya bisa bertahan sampai sekarang." "iya, semesta maksa aku jadi anak yang kuat nahan segalanya." Tentang luka yang selalu tertutup tawa palsu, semesta selalu menyertai dirinya untuk memberi luka sekaligus bahagia. Akankah ia sempat mera...