terikat.

97 20 6
                                    

Happy Reading.



Anak kembar, apalagi kembar identik. Mereka selalu terikat antara satu dengan yang lainnya, jika salah satu diantaranya cedera atau merasakan sakit pasti yang lainnya juga ikut merasakan sakitnya.

Menurut daun, hal itu tak sepenuhnya salah. Dia memang terlahir untuk terus terikat pada cahaya. Segala hal menyenangkan mengenainya, cahaya tau dan ia ikut tersenyum merayakan. Segala menyedihkan tentangnya pun juga cahaya hargai, dan ia memeluk daun dengan erat dikala anak itu menangis.

Intinya, daun selalu ingin cahaya berada disisinya, bernafas bersamanya sampai tiba waktu mereka untuk saling melepaskan.



Daun seharusnya sadar, ia terlalu membebaskan sang kembaran selama 2 minggu ini. Cahaya yang selalu bilang ingin pulang awal tapi kenyataannya ia pulang larut malam, dan dia mulai sedikit berubah karna pergaulannya??

Pada jam 5 ini, daun sedang mengerjakan tugasnya. Sebenarnya bisa saja ia tunda karna hari ini adalah hari libur, tapi diakan anak rajin jadilah dia mengerjakannya sekarang

"Daun, aku izin nongkrong ya" Cahaya memakai sweater abu abunya sambil menatap balik daun yang sedari tadi juga menatap dirinya dengan tatapan aneh
"Tumben aya, biasanya belajar sampai aku seret keluar dari kamar??" Ucap daun meragukan sang kembaran, membuat cahaya tertawa pelan
"Ada janji sama teman, pulang jam 8 kok kayak biasa."
"Yaudah, hati hati ya" Akhirnya daun memberi izin, toh dia juga tak apa jika ditinggal sendirian.
"Oke, bye."



Daun terbangun ketika ia mendapati dirinya tertidur pulas di meja belajarnya, seharusnya kan ia belajar sambil menunggu cahaya pulang.

Tunggu, cahaya belum juga pulang??

Daun mengambil handphone miliknya dan jam menunjukkan pukul 9 lewat.

"Astaga, cahaya masih aja bohong." Marahnya dan ia mencoba menghubungi si kembaran, dan hasilnya nihil.

Sudah 2 minggu berturut-turut cahaya membohongi dirinya dan sekarang terjadi lagi??!

"Haih, ku kunci ajalah si aya biar dia kapok." Daun bangkit, ia mengunci pintu dan jendela agar aman.

Aman dari maling dan kembaran yang hobi ingkar janji pastinya, Selesai dengan kegiatannya, dia kembali ke kasur dan ingin tidur.



Cahaya yang sedang mengobrol dengan temannya mendadak kaget karna dia baru sadar kalau dia mengingkari janjinya lagi.

"Aduh, lupa lagi.." Cahaya bergumam
"Kenapa den??" Tanya temannya
"Ah gapapa, aku cabut dulu ya" Cahaya kembali memakai sweaternya, saat cahaya mengecek ponselnya ternyata ia mendapat pesan dari daun.

"Matilah.. " Setelah ia membalas pesan dari daun, ia segera tancap gas menuju rumah mereka.



Cahaya menatap pintu rumahnya yang terkunci, biasanya daun tidak akan mengunci pintu dan hanya mengomel seperti biasanya.

"Daun, buka pintunya" Cahaya mengetuk pintu pelan, dia mengetuk sebanyak 3 kali dan tak mendapat jawaban sama sekali
"Daun, aku minta maaf" Bujuknya, dan pintu masih saja tertutup.

"Daun, kamu disana lagi tidur atau bagaimana??

Sudah sekitar 15 menit Cahaya mulai tak sabaran, karna ia pikir daun sengaja mengabaikan dirinya.

"Daun, lo dengar gak sih!??" Dia mengetuk pintu dengan kencangnya, membuat daun terbangun
"Apasih!" Kesal daun dan dengan terpaksa ia bangun, membuka kunci pintu dan tampaklah ia cahaya yang memandang dirinya dengan kesal
"Aya, bisa gak si—"

DURI DAN LUKANYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang