perasaan dan kehilangan

414 36 0
                                    

Happy reading.

---

Seperti yang sudah dituliskan di perkenalan, solar punya penyakit gagal ginjal yang merupakan penyakit turunan dari sang ibu. walau ia bergantung pada obat obatan dan tidak boleh terlalu lelah, solar tetap ingin sekolah bersama duri karna menurutnya homeschooling terlalu membosankan juga ia merasa bakatnya dalam bidang sains tidak
terasah dengan baik apabila ia menjalani homeschooling.

Bel yang dinanti oleh para murid akhirnya berbunyi juga, waktunya pulang sekolah dan para murid lansung berhamburan keluar dari kelas untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

"Kakak, solar capek.." Rengek solar pada duri,wajahnya juga nampak sedikit pucat.
"Solar?ada yang sakit?" Duri mengalihkan seluruh atensinya untuk solar.
"Punggung solar sakit, kak"
"Penyakit solar kayaknya kambuh ya??" Duri merasa iba melihat adiknya yang menahan rasa sakit, ia mengeluarkan sesuatu dari tas miliknya dan langsung menyodorkannya pada solar.
"Kakak bawa obatnya, solar minum obatnya ya??"
"I-Iya kak"

Duri mengeluarkan obat dari ranselnya dan solar meminum obat tersebut, rasa sakit yang solar tanggung akan berkurang jika ia meminum obat itu.

"Udah mendingan??kalo gak bisa jalan sendiri sini kakak gendong. solar gaboleh kenapa-napa ya??" Duri menawarkan dirinya untuk menggendong solar di belakang, solar mau tak mau mengiyakan karna dia juga masih sedikit lemas.

Mereka berjalan menuju rumah, Duri menggendong solar dan di sepanjang perjalanan Duri berusaha mengajak solar untuk berbicara agar solar tidak merasa bosan.

"Maafin solar ya kak?pasti kakak capek.." Duri tersenyum mendengar perkataan solar, adik kecilnya masih memikirkan keadaannya ternyata.
"Gak kok, kakak baik baik aja selama solar baik." Solar menghela nafas, susah kalau duri begini.

"Solar biasanya dijemput bang gempa, kok tadi solar gak langsung ke gerbang??" Duri bertanya pada solar karna penasaran dengan reaksi gempa jika tau solar pulang bersama dirinya.
"Solar mau ikut kakakk, selama ini kakak kan jalan sendiri dan gak punya teman buat ngobrol selama perjalanann" Dengan antusias solar menjawab pertanyaan duri, solar banyak bicara hanya ketika bersama duri.
"Makasih ya adik kecill" Duri ingin sekali mengusap rambut solar, tapi dia sadar solar masih berada di gendongannya.

Solar selalu senang kalau bersama kak Duri kak Duri selalu menuruti apa yang solar mau dan solar sayang banget sama kak Duri ;))



"Pantas solar menghilang,ternyata pulang sama duri.." Batin gempa ketika membukakan pintu untuk duo bungsu, hali terkejut melihat duri yang kuat menggendong solar dari sekolah menuju rumah, padahal jarak sekolah dengan rumah cukup jauh bila ditempuh dengan berjalan kaki.

"Solar tdi knp ikut duri??pusing kepala bang gempa waktu tau solar gaada di kls" Ice bertanya pada si bungsu yang baru selesai mandi, sedangkan ia sendiri masih rebahan di sofa.
"kasian kak duri gaada teman jalan, tadi juga karna solar gak sanggup jalan. "
"Oh" Jawab ice singkat.
Solar duduk diam di sofa dekat tempat ice rebahan. duri di kamar nya untuk mandi dan melepas penat sebentar.

Ibu tau gak?hari ini duri berhasil menjaga solar, duri senang kalau solar senang. ikatan antar saudara memang sangat dekat kan, bu?

"Solar minum obat lagi gih"
"Tadi sore solar udah minum obatnya, bang gempa"
"Hah?kok abang gatau??"
"Karna kak duri yang nyuruh buat minum, tadi punggung solar tiba-tiba sakit jadi kak duri kasih solar obat dan gendong solar sampe rumah. " Solar berusaha menjelaskan panjang lebar pada gempa, sementara orangnya sedikit melamun. duri memang benar-benar menjalankan tanggung jawabnya sebagai kakak yang baik bagi solar, jika gempa yang menjadi Duri dia tak yakin bisa menjalani semuanya.

DURI DAN LUKANYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang