separuh jiwaku itu kamu

316 27 2
                                    

HAPPY READING.

---

Hari libur yang tenang, duri pergi ke makam ibunya tanpa mengajak solar karna anak itu sedang mencoba eksperimen yang baru.

"Hai bu, lama kita tidak bertemu.." Duri memeluk nisan ibunya seolah-olah sedang memeluk sang ibu yang selalu ia cintai.
"Ibu tau gak, hidup duri makin lama makin acak-acakan" Duri tersenyum Getir, membayangkan rasa sakit yang ia tanggung sekarang.
"Sakit bu, duri simpan semuanya sendirian.."
"Duri udah gak kayak duri yang dulu ya bu??dulu duri cuman anak kecil yang polos, tapi sekarang??udah bisa bunuh orang"
"Duri gagal dalam banyak hal, duri gagal jadi saudara yang baik, duri gagal mengendalikan emosi juga diri sendiri.." Air matanya mulai berjatuhan, sesak memenuhi dadanya.
"..." Duri akhirnya mengusap air matanya dan ia  membersihkan makam ibunya.
"Maafin duri ya bu, duri ga bisa bikin ibu bangga..padahal duri udah usaha tapi ya tetap gitu.."

Selesai membersihkan makam ibunya, duri mengunjungi satu makam lagi. makam seseorang yang jadi alasan mengapa ia bisa punya jiwa lain yang berlawanan dengan dirinya.

"Hai (name), sudah lama kita tak berjumpa ya??" Sapa Duri pada makam itu.
"Jujur, aku rindu padamu (name).."
"Apa kamu juga merindukanku disana??kurasa tidak.."
"(Name) aku sudah terlalu jauh ya??maaf.."
"Aku terlalu terpukul ketika melihatmu pergi meninggalkan aku, sendiri lagi."
"Lihatlah, sekarang semuanya kacau balau."
"Sekarang aku harus apa??entahlah."
"Tapi mau bagaimana pun itu, cintaku padamu akan selalu sama (name)" Duri pun melakukan bersih bersih makam sahabat dekatnya itu.

(Name) sendiri adalah sahabat Duri semasa smp, mereka bersahabat dengan baik sejak pertama kali bertemu.

Keduanya memang sama-sama menyimpan rasa satu sama lain, namun sebelum sempat menyatakan perasaan masing-masing, (name) meninggal karna dibunuh oleh para pembully duri.

Terpukul dengan kepergian (name) yang terlalu tiba-tiba dan besarnya dendam juga amarah menjadikan lahirnya jiwa lain didalam tubuh duri, jiwa yang telah membunuh para pembully itu dan jiwa yang kita kenal sebagai rimba.

Setelah sadar, duri jadi begitu syok dan Dia mengutuk dirinya sendiri.
Karna dirinya, nyawa mereka melayang..

Ia dan rimba awalnya bertengkar hebat dipikiran duri karna sifat keduanya yang bertolak belakang, namun setelahnya rimba menghilang selama beberapa tahun, dan kini ia kembali.

Mau bagaimanapun aku berusaha, tetap saja semuanya akan hancur.
Tinggal menunggu waktu untuk pulang ke 'rumah' yang seharusnya.

---

Duri membersihkan kebun belakang seperti biasanya, dengan riang duri bersenandung kecil membawakan lagu kesukaannya sejak ia kecil dulu. akhirnya ia dapat tenang walau hanya untuk sementara.

Duri mendengar suara grasak grusuk dari dalam rumah, Duri dapat menebak suara itu berasal dari halilintar yang baru saja pulang kerja. duri yang sudah selesai memutuskan untuk masuk kedalam.

"Abang sudah pulang??" Tanya Duri yang hanya dibalas anggukan kecil.
"Sini, Duri bantu bawain barang-barangnya" Halilintar tak menjawab tapi ia hanya sedikit melempar barang miliknya pada duri, duri menerima barang itu dan langsung menyimpan barang itu pada tempatnya sementara halilintar pergi kekamar miliknya.

Entah kenapa, tapi duri merasa suasana hati abang sulungnya itu sedang tidak baik.

Halilintar masuk ke kamarnya yang serba merah-hitam itu, membiarkan lampu yang mati juga tirai yang tertutup membuat kamar itu menjadi gelap. halilintar menenggelamkan kepalanya di bantal dan mulai menumpahkan semua isi hatinya.

"Ibu, hali gagal bu.."
"Hali cuman bisa jadi abang brengsek bagi mereka, terutama bagi duri."
"Ibu tau gak, ayah pergi ninggalin kami tanpa kabar padahal ayah bilang ayah mau pergi merantau sebentar lalu pulang..nyatanya ayah ninggalin kami bertujuh bu..adik hali butuh makan dan hali saat itu terpaksa kerja sampingan karna hali masih kelas 12 dan waktu hali lulus taufan yang punya rencana kuliah ikut kerja sama hali..kami terpaksa mandiri demi menghidupi diri sendiri dan saudara kami..sakit bu, hali rindu ibu..hali rindu ibu yang selalu meluk hali disaat hali gak baik-baik aja, setelah ibu pergi hali cuman bisa meluk diri hali sendiri.." Halilintar meremas bantal yang dia pakai untuk menjadi peredam suaranya ketika ia menangis

DURI DAN LUKANYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang