4. House keeper ?

3.3K 57 0
                                    

Nao berangkat ke sekolah dengan lesu, sampai istirahat juga begitu.

Keadaan Nao membuat Freya sahabat sekaligus kawan sebangkunya itu bertanya-tanya.

"Ada apa, kenapa kau lesu Nao. Masih teringat sama paman dan bibi (orang tua Nao) ya?!" Tanyanya.

"Kalau soal itu setiap hati, hanya saja ada hal lain yang ku pikirkan saat ini..." jawab Nao. Saat mereka sedang jajan di kantin.

"Apa?!" Frey penasaran.

"Aku, benci diriku sendiri..." Ucap Nao singkat.

"Oh ayolah guys, jangan membuat ku penasaran. Inilah yang aku tak suka darimu..." ucap Freya gadis yang jujur itu.

"Kemarin....

Nao menceritakan kejadian satu hari sebelumnya pada Freya.

"Begitu." Ujungnya.

"Kau itu brother complex ternyata ya Nao?!, aku baru tau, atau lebih tepatnya  stockhom sindrom kah...?!" Freya menebak-nembak.

"Masa aku begitu?! Tidak." Jawab Nao menyangkal.

"Dari dulu aku kenal kau, kau itu cukup introvert tapi cukup menyenangkan saat didekati. Sikapmu yang menunjukkan ketertarikan pada kakakmu dan kelakuan kakakmu itu menunjukkan kau tak pernah bergaul pada lawan jenis, wajar kalau begitu.

Toh, memang kau anak rumahan kan, kau juga lebih suka berkumpul dengan keluargamu dari pada main dengan teman sebaya.

Sudah saat nya kau keluar dari zona nyaman mu bro,, apalagi usiamu sudah 18 tahun. Jangan hanya belajar.

Meskipun berkumpul dengan teman sebaya hanya sekedar untuk senang-senang atau apalah. Tapi itu penting.

Kau bisa menambah wawasan dan pergaulan mu, bisa bertukar pikiran. Jadi tidak stuck dengan ingatan masa lalu dan juga bisa melepas bebanmu kalau kau mau cerita dan ada yang mendengarkan seperti aku ini contohnya...

Kalau saranku sih bagaimana kalau kita jalan-jalan di akhir pekan nanti, ini kan hari jum'at nah malam sabtunya..." ucap Freya menjelaskan dengan panjang x lebar dan lugas sehingga Nao bisa sedikit mencerna omongan itu dan berfikir baik buruknya.

"Apa aku harus melakukannya." Tanya Nao tak yakin.

"Tentu, ini masa muda kita kan, sini-sini..." ucap Freya menyuruh Nao mendekatkan telinganya untuk dibisiki.

"Bagaimana kalau kita pergi ke acara makan, seperti kencan buta. Banyak kawan sekolah kita di sana..." ucap Freya.

"Apa! Kau yakin itu tidak bahaya?!" Nao khawatir.

"Hanya makan bersama, apa yang perlu dikhawatirkan. Untuk awal perkenalan, kalau ada kecocokan baru kita jalan..." tambah Freya dengan alis yang naik turun.

"Bagaimana kalau kakak tidak mengizinkan..." jawab Nao khawatir.

"Bilang saja mengerjakan PR dirumah ku, toh dia juga kenal aku kan...1001 alasan untuk mengelak, sesekali membantah kakakmu kan tidak berarti dia akan memukulmu jika marah... bagaimana...."

"...ok baiklah..." jawab Nao.

"Bagus aku akan mencarikan pasangan yang cocok untukmu, serahkan saja padaku... 

Dan Nao....

Jangan terlalu menyalahkan dirimu, kalau aku jadi kau aku juga akan berfikir sama...

Mempunyai kakak yang pintar dalam segala bidang dengan wajah dan body yang ok, semua pasti berfikir sama sepertimu.

Tapi jangan terlalu diambil pusing, nikmati masa muda kita selagi bisa, guys" ucap sahabatnya itu sambil menepuk-nepuk punggung Nao.

Setibanya di rumah ia kaget melihat mobil kakaknya terparkir di depan teras  rumah dan mengeluarkan barang-barang. Naomi bertanya siapa yang berkunjung ke rumah.

Lelaki dan wanita paruh baya yang melihat Nao datang di pintu masuk gerbang menyapanya duluan.

"Ah itu nona kan tuan muda?!" Ucap laki-laki paruh baya itu.

"Selamat Datang nona..." ucap wanita paruh baya itu dengan wajah yang lembut.

"Ah ya, terimakasih... kak paman dan bibi ini siapa?!" Tanya Nao kaget dengan kedatangan orang baru.

"Paman dan bibi ini adalah pekerja baru di rumah ini. Orang yang selama ini ku ceritakan pada saat kuliah adalah mereka...." jawab Erick santai.

"Oh. Benarkah?!, kalau begitu selamat datang di rumah kami, terima kasih sudah mau berbagi waktu dalam merawat kami, paman dan bibi..." ucap Nao sambil membungkuk.

"Adik anda sangat sopan ternyata ya, tuan muda..." ucap bibi lagi.

Erick hanya tersenyum singkat.

Sedikit banyaknya Nao sudah tau paman dan bibi yang baru datang ini, mereka adalah tetangga dari Erick saat masa kuliah. Sepasang suami istri yang tak memiliki anak dan hidup sederhana.

Paman yang biasa menjadi pegawai lepas bersih-bersih bekerja serabut dan bibi yang menjadi asisten rumah tangga di kota. Hanya saja gajinya tidak memadai.

Kesulitan ekonomi lah yang membuat pasangan tersebut tidak memiliki anak, sang istri yang mempunyai rahim lemah  harus merelakan rahimnya diangkat dari pada terjadi hal yang membahayakan terhadap dirinya.

Mereka banyak terbantu karena Erick dan Erick yang lumayan suka dengan masakan istri paman yang mirip dengan  masakan rumah. Juga paman yang jujur  dalam bekerja walaupun kerja serabutaan.

Makanya Nao juga ikut menghormati mereka yang juga sudah membantu kakaknya.

Mereka sangat sopan dan bekerja dengan giat, makan malam yang cukup ramai dari biasanya, karena bibi memasak berbagai hidangan dan ada sedikit mengenalkan masakan khas kota membuat Nao tertarik dan juga bahagia.

Pasangan itu juga mudah berbaur dan bercanda.

Malam itu entah kenapa suasananya menjadi hangat kembali dan Nao tak merasa kesepian.

Sudah lama Erick tak melihat adiknya tersenyum dan tertawa lepas.

Ia juga tersenyum sambil menutup mata  menyeduh kopinya.

Tetapi

Esok menjadi malam petaka bagi Nao.

Bersambung.

Brother's PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang