Ehm ehm
Ada semi realis🔞Happy reading aja lah ya...🤗
.
.
.
.
.Akhir-akhir ini kakak bersikap tidak biasa setelah kami melakukan skinship.
Ia pulang kerja lebih awal, tepat setelah aku pulang sekolah.
Ia memiliki banyak alasan yang tak masuk akal.
Walau di depan paman, bibi maupun sekitar ia bersikap biasa saja,
Tapi....
Seperti ketika pulang, saat aku membantu membersihkan kebun bunga bersama bibi. Dia dengan cepat masuk ke rumah tanpa menyapa.
Lalu beberapa menit setelah berganti pakaian ia datang lagi dan bilang.
"Sepertinya paman mencari bibi di kebun belakang.... ada yang harus dikerjakan dan ia bilang hanya bibi yang bisa membantunya."
Dengan nada dan raut wajah yang meyakinkan.
Tentu saja bibi langsung menuruti perkataannya karena suaminya yang membutuhkan pertolongan.
Bibi baru beberapa langkah saja, ia langsung menghampiriku.
Lalu memegang tanganku dan mengelusnya.
Tentu saja prilakunya yang tiba-tiba membuatku malu.
Aku hanya bisa menundukkan kepalaku.
Ketika ia menyentuh daguku dengan satu tangannya agar aku bisa melihat wajahnya.
Raut wajahku terasa panas.
Dengan menebak saja aku sudah tau apa yang ia lakukan selanjutnya.
Ia menciumku, lagi dan lagi juga meninggalkan bekas di leherku.
"Ah, kakak jangan lakukan lagi..." ucapku sambil menggerutu.
"Bekasnya hampir menghilang, makanya kakak membuatnya lagi."
Mau tak mau aku harus terpaksa menutupinya dengan hansaplast ketika di sekolah.
Hanya Frey yang mengetahui soal hubungan kami dan ia hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Tapi dia selalu memperingatkanku soal hubungan skinship kami.
Hanya boleh sampai ciuman dan saling menyentuh tanpa hubungan badan karena aku juga masih SMA.
Beruntungnya kakak juga sadar akan hal itu.
Dan situasi kondisi kami yang super sibuk.
Penghasilan perkebunan meningkat di kebun membuat kakak kadang bahkan harus lembur di tempat ia kerja,
Maupun aku yang sedang mempersiapkan ujian kelulusan.
Tapi apalagi...
Minggu pagi kami mempersiapkan barang bawaan paman dan bibi, mereka bilang keluarga mereka sedang ada acara persiapan pernikahan.
Kami tidak bisa ikut karena jadwal yang padat esoknya.
Jadi kami hanya bisa pergi mengantarkan paman dan bibi sampai ke hatle bus saja.
Ada rencana akan jalan-jalan sebentar ke taman safari, tapi hujan lebat tiba tepat saat kami tiba di rumah hanya untuk berganti pakaian.
"Sepertinya tuhan tak mengizinkan kita untuk pergi ke taman safari, Nao..." ucap Erick dengan nada santainya.
Nao hanya bisa meringis saja.
"Mau nonton video ?" Tanya Erick.
"Dimana kak?!"
"Sure, my bedroom..." Erick.
"Okay..."
Sebenarnya aku agak takut untuk masuk ke kamar kakak...
Karena sejak kakak SMA dan berhubungan dengan Rina aku tak pernah lagi ke kamarnya.
Dan sejak kejadian kemarin, baru aku melangkahkan kaki ke kamarnya.
Tapi jika ku perhatikan kamarnya tak berubah...
Pajangan foto keluarga kami masih terpasang di dinding.
Lalu foto kami masa kanak-kanak dulu ada di samping atas lemari kaca.
"Apa kau kembali mengenang saat kita masih kecil dulu...
Kau selalu berlarian dan mengatakan
'Kakak~ kakak~ jangan tinggalkan aku~'Ketika aku meninggalkanmu untuk bermain dengan teman lainnya..."Ucapnya.
"Benarkah... aku tidak terlalu ingat. Kalau sekarang bagaimana kak?!" Tanyaku.
Ia hanya melihatku tajam dan lebih memilih untuk tak menjawab pertanyaan.
"Bukankah kau datang ke kamarku untuk menonton.." ucapnya sambil bergerak menyetel kaset di DVD.
Melihat prilakunya itu aku hanya bisa menuruti katanya. Dan duduk menonton tepat di sampingnya.
Aneh...
Padahal kakak cukup tau aku menyukai film aksi mau itu film laga anime atau apapun.
Mengapa dia harus menyetel video animasi romance.
Aku tau bagaimana hubungan kami, tapi tetap saja, aku berharap diriku tidak mengantuk. Karena tidak ingin kakak kecewa dengan reaksiku.
30 menit waktu berlalu ternyata film animasi ini disajikan tidak hanya romance tapi action juga ada.
Membuat diriku terpaku pada alur film itu.
Setidaknya itu bagus karena aku bisa pura-pura menghindari tatapan kakak yang intens padaku.
Padahal kami hanya duduk di bawah sofa yang beralaskan karpet tebal berbulu.
Duduk bersampingan tak saling menyentuh dan sama-sama memegang bantal untuk sandaran tangan kami.
Sampai pada titik di mana kakak medekatkan dirinya dan melingkarkan tangannya di pinggangku dari belakang.
Lalu menyenderkan kepalanya di bahuku.
Film itu memperlihatkan adegan kissing pada satu jam penayangan akan mendekati ending cerita.
Aku melihat wajah kakakku yang mendongak melihat ke arahku.
Mukaku memanas dengan seketika.
Ketika 2 tokoh di film itu saling bermesraan.
Lalu ia mengubah posisinya tidur di atas bantal yang aku pegang di pangkuanku.
"Aku suka melihat wajah seriusmu ketika menontonnya...."
Aku tak tau apa yang harus kujawab dari perkataannya ketika ia mengelus pipiku dengan lembut melalui tangan besarnya.
Lalu menyentuh tengkuk belakang lehehku.
Dan kami berakhir dengan berciuman lagi.
Sampai akhirnya posisi kami yang berganti dan aku berada di bawahnya sekarang.
"Hujannya cukup deras... paman dan bibi juga sedang tak ada di rumah...
Kau tau tubuhku cukup dingin sekarang ... bisakah kau menghangatkannya?!" Tanyanya setelah bertubi-tubi menciumku.
.
.
.
.
BersambungSee you next time
(Biasanya badai datang setelah bersenang-senang🤣😌)
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother's Prison
General FictionSejak kecelakaan keluarga Smith, Naomi Smith terpaksa harus kehilangan orangtuanya. Sekaligus menjadi pewaris tunggal sebagai tuan tanah dari perkebunan tanaman pangan seluas 50 hektare di pedesaan. Sayangnya karena umur yang masih 18 tahun, hak as...