Bab 41 🇨🇳

11.1K 1.1K 782
                                    

Azriel membuka pintu keluar, baru saja ia keluar dari labirin, tiba-tiba begitu banyak senjata api yang di todongkan kearahnya.

"Sudah ku duga" batin Azriel menyeringai.

Salah satu orang berpakaian serba hitam maju. "Entschuldigung, könnten Sie mit uns kommen?" (Maaf, bisakah anda ikut dengan kami?). Tanya pria itu yang tampaknya pemimpin pasukan.

"Nei-"

"GEHT NICHT! ER GEHT MIT UNS!!" (Tidak bisa, dia pergi bersama kami). Teriak seseorang yang membuat atensi Azriel dan yang lainnya menatap kearah sumber suara.

Kini kedua kelompok itu saling menodongkan senjata, membuat Azriel yang melihatnya menyeringai. Ah, apakah akan ada pertumpahan darah?.

"Wer bist du?" (Siapa kalian?). Tanya pria dari pemimpin kelompok berpakaian hitam, mereka menatap was-was kelompok yang berpakaian serba putih dan bertopeng.

"Hahaha, Du musst nicht wissen, wer ich bin" (Kau tidak perlu tahu siapa aku). Ucap Pria yang berpakaian serba putih dengan topeng putih yang menutupi seluruh wajahnya.

"Überlassen Sie ihn mir!" (Serahkan dia padaku). Lanjutnya, yang membuat pria dari kelompok hitam langsung melindungi dan menutupi Azriel.

Melihat hal itu Azriel menyeringai, perlahan ia melangkah mundur. Ia menatap remeh dua kelompok yang sedang adu argumen itu dan sebentar lagi akan saling menyerang.

"Manusia-manusia bodoh" batin Azriel menyeringai.

Setelah menemukan celah, ia pergi meninggalkan tempat itu dengan mulus tanpa ketahuan, ia pergi menuju mobilnya yang ia sembunyikan.

Tak lama setelah kepergiannya, sekelompok orang-orang berjubah merah datang, mereka juga mengenakan topeng yang menutupi seluruh wajahnya.

Tepat ketika kedua kelompok yang akan saling menyerang, orang-orang berjubah merah menghentikan hal itu.

"STOPPEN!" (Berhenti!). Teriak seseorang dengan keras berhasil membuat kedua kelompok itu tidak jadi saling menyerang.

"Was machen Sie? Wurde nicht vereinbart, sich nicht gegenseitig anzugreifen!?" (Apa yang kalian lakukan?, bukankah sudah ada kesepakatan yang dibuat untuk tidak saling menyerang!?). Ucap pria berjubah merah itu dengan nada dinginnya. Mendengar hal itu mereka terdiam.

"Wo ist diese Person?" (Sekarang, dimana orang itu?). Tanya pria berjubah merah itu dengan nada dingin dan penuh penekanan.

Mendengar pertanyaan itu membuat kelompok hitam membuka jalan, dan betapa terkejutnya mereka ketika melihat tidak ada siapa-siapa di belakang mereka.

"Verdammt!, Er ist weggelaufen!, Finden Sie ihn schnell!!" (Sial, Dia kabur, Cepat cari dia!!). Teriak pemimpin kelompok berpakaian hitam. Ketiga kelompok itu langsung berpencar untuk mencari keberadaan Azriel.

Sedangkan di sisi lain, terlihat Azriel yang sudah mau keluar dari hutan dengan mobilnya, ia menancap gas dengan kecepatan cukup tinggi, beruntung jalan di hutan itu mulus, tidak ada batu atau lubang. Jadi ia dapat dengan mudah keluar dari hutan terlarang tanpa harus berhati-hati takut kecelakaan.

Hingga akhirnya ia keluar dari hutan, sekarang ia sudah di jalan yang terbuat dari aspal, jalanan itu masih sepi. Namun, baru saja ia setengah jalan, tiba-tiba banyaknya mobil mengepung dan menghalanginya. Belasan mobil-ralat, lebih tepatnya puluhan mobil hitam.

Azriel mengerem mobilnya dengan mendadak, ia menatap datar orang-orang memakai jubah yang menutupi tubuh mereka dan mengenakan topeng untuk menutupi wajah mereka.

Mereka menodongkan senjata kearah Azriel yang masih berada di dalam mobil. Salah satu pria berjubah hitam mendekat kearah kaca mobil Azriel dengan pistol yang mengarah pada kaca.

Azriel Weizmann [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang