5

888 80 3
                                    

Mati aku, batin Suji

Saat vote sudah ditentukan seluruh atensi kelas langsung melihat ke arah Suji, Suji yang merasa dirinya dipandang dengan pandangan seperti meremehkannya hanya bisa meremas rok nya dan menahan emosinya.

Bagaimana suji tidak emosi, dia adalah murid pindahan baru, dan tiba-tiba disuruh mengikuti game ini. Jangankan teman dia saja baru masuk sekolah satu hari, bagaimana dia bisa mendapatkan vote.

Sedangkan Harin disebelah Suji yang melihat Suji meremas roknya hanya bisa tersenyum kecil bisa dibilang seperti tersenyum meremehkan.

tiba-tiba.....

"pritttttttttt"

terdengar suara peluit yang cukup kencang.

"Hahahaha kita mendapatkan mangsa baru", ujar salah satu murid tingkat A yang tidak lain adalah Kim Dayeon melihat ke arah Seol ha dan Wooyi dengan tertawa remeh

Kim Dayeon langsung menghampiri Suji dan menggebrak meja Suji dengan keras membuat Suji hanya memejamkan matanya karena kaget dengan suara gebrakan yang tiba-tiba

Dayeon yang melihat Suji kaget membuat dirinya merasa sangat senang dan dia langsung memegang dan menarik kerah Suji

"Halo murid baru, ah lebih tepatnya mainan baru hahahah", ucap Dayeon sambil tertawa dan memegang kerah Suji dengan erat

"Lepasin!.....gua bilang lepasin!!", ucap Suji langsung menepis tangan Dayeon

Satu kelas yang melihat Suji menepis tangan Dayeon hanya kaget

"OH JADI LU BERANI SAMA GUA HAH!??"

Dayeon sudah bersiap siap untuk memukul Suji sampai....

"Hentikan Kim Dayeon, ingat peraturan kita, kita tidak boleh memukul tingkat F saat pulang sekolah dan saat diluar sekolah", ucap sang ketua kelas yaitu Doah

Huaaa doah aku padamu, kau menyelamatkan ku dari pukuln Dayeon, batin Suji

"Arghh sialan!, kali ini kau selamat anak baru!", ucap Dayeon dan langsung melepaskan tangannya dari kerah Suji secara kasar

"Ingat besok akan ku habisi kau Sung Suji!", ucap Dayeon

Suji yang bersiap siap untuk keluar kelas hampir emosi tetapi dia membalas Dayeon

"Ya ya ya terserah padamu Kim Dayeon Idgaf", ucap Suji sambil memberikan jari tengahnya dan meninggalkan kelas.

Di depan sekolah....

"Sung Suji bagaimana bisa nasib mu sangat buruk bahkan takdir tidak memihak kepadamu Sung Suji", ucap Suji sambil menendang nendang kecil batu yang berada di jalan

"hahhh mungkin besok adalah hari terburuk bagimu", Suji berbicara pada dirinya sendiri

Suji pun hanya bisa merenung dan dia ingin pergi ke suatu tempat, tempat yang dimana saat dia sedih akan dia datangi, tanpa disadari ada seseorang yang melihatnya dari dalam mobil



"Eomma, Appa, annyeong Suji datang lagi, Eomma Appa bagaimana di atas sana? ah Suji lupa eomma dan appa pasti sangat bahagia bukan di atas sana? Eomma, aku... aku kangen dengan masakan mu......, Appa, aku rindu pelukan mu di pagi hari sebelum aku berangkat sekolah....., eomma, appa sepertinya aku akan lebih sering berkunjung ke sini. Appa, appa tau tidak, di sekolah baru Suji ada permainan game baru, Suji dipaksa untuk mengikuti permainan tersebut....Suji mendapatkan peringkat terakhir appa, Suji bisa diperlakukan sesuka mereka Appa. Eomma, eomma pernah memberi tahu Suji untuk tidak membalas perbuatan orang jahat bukan?, tapi Suji tidak bisa eomma, kali ini Suji akan mendengarkan appa, untuk membalas perbuatan orang lain sesuai dengan mereka memperlakukan kita. Appa..... Suji janji Suji akan menjadi anak Appa yang kuat...", ucap Suji di depan dimana ayah dan ibunya dimakamkan

Benang Merah (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang