Bab 12 Kantin heboh

62 43 1
                                    

Davi kemudian melanjutkan percakapan dengan Rian, sementara Zalia mencoba memfokuskan perhatiannya pada makanan di hadapannya.

Di sisi lain, Robby akhirnya terbangun dari tidurnya, dia melihat kelas sudah kosong. Robby mencari Zalia dan Aya, dia berjalan dengan malas menuju kantin, mungkin Zalia Aya berada di kantin, sesampainya di kantin, ia melihat mereka berdua tengah duduk dengan dua orang yang tidak ia kenal.

Dia ingin menghampiri mereka berdua, namun, dia terlalu lapar dan malah duduk di kursi dekat dengan mereka, dia bergabung dengan Jay yang sedang makan bersama gema.

Sesekali Robby melirik ke arah Zalia, membuatnya merasa sedikit tidak nyaman.

Saat Robby memesan makanan, ia mengantri, antrian nya sangat panjang, tiba-tiba Ayu memotong antrian nya.

"Ngalah sama cewek" ucapnya tanpa merasa bersalah.

Robby menghela napas, dia tidak begitu peduli.

Merasa Robby sepertinya tidak peduli, Ayu kesal dengan Robby, awalnya dia ingin Robby marah dan membuat keributan, tapi Robby malah tidak peduli.

Saat giliran Ayu tiba, dia memesan begitu banyak makanan dan pergi mencari meja kosong.

Saat tengah mencari, dia menemukan Zalia tengah duduk berhadapan dengan Davi, Dia cemburu sekaligus kesal.

Dia berjalan dan berpura-pura tersandung, hingga menyebabkan nampan makanan nya jatuh tepat mengenai Zalia.

"BRKK"

Yang pertama bereaksi ialah Davi, dia langsung memeriksa Zalia.

"Lo gapapa?" Tanya nya dengan nada khawatir, Tubuh Zalia begitu basah karena nampan itu berisi sup dan air.

Terlihat tubuh Zalia yang tercetak di baju nya, Davi segera membuka baju nya dan langsung menutup badan Zalia.

Ter ekspos jelas badan Davi yang begitu atletis, dia tidak peduli dengan orang-orang yang menatapnya kagum, dia hanya ingin tubuh Zalia tidak terlihat oleh orang lain.

Aya telat bereaksi, dia terlebih dahulu memarahi Ayu ketimbang menanyai Zalia.

"Bangs*t" dia menarik kerah Ayu dengan kuat, Kantin menjadi ramai, semua orang memperhatikan mereka.

Robby yang tengah mengantri, kini menatap kehebohan yang sedang terjadi, dia ingin tau, dan berjalan mendekati orang-orang yang berkumpul disana.

Dia di kejutkan dengan Aya yang sedang menarik kerah Ayu, dia pikir kehebohan ini di sebabkan oleh mereka, namun, ternyata salah, dia melirik Zalia yang ternyata sedang menangis, tubuhnya di selimuti baju orang lain.

Dia menatap orang yang tadi duduk berhadapan dengan Zalia, dia tidak memakai baju dan badannya sedikit membuat Robby iri.

Rian yang sedari tadi diam, kini mengirim pesan pada Rama untuk segera ke kantin, dia memberitahu kan nya pada Rama, karena kehebohan ini bisa berhenti jika ada Rama.

Rama bisa menyelesaikan semuanya karena dia ketua osis, orang yang mengatur situasi sekolah dan murid-murid di dalamnya.

Setelah beberapa menit Rian mengirim pesan, akhirnya Rama datang bersama anggota osis lainnya, dia dengan cepat menyelesaikan kehebohan ini.

Yang menarik perhatian Rama ialah Aya yang dengan berani menarik kerah Ayu, Dia dengan tegas menyuruh mereka untuk berhenti dan membawa mereka berdua ke ruang Bk.

"kalian, ikut gue ke ruang bk, sekarang!" ucapnya tegas sambil berjalan pergi bersama anggotanya

Sementara itu, Zalia menangis dan Davi mencoba menenangkan nya.
Dia membawa Zalia ke ruang uks, semoga itu dapat menenangkan Zalia, Robby juga ikut di belakang, dia juga khawatir, apalagi melihat Zalia menangis.

Semua murid gagal fokus, mereka masih menatap badan Davi yang menurut mereka menggoda, Entah laki-laki maupun perempuan, semuanya menatap badannya dengan takjub

Tapi tak banyak dari mereka yang merasa iba terhadap Zalia, namun beberapa juga menyalahkan Zalia karena terlalu cengeng.

Saat di uks, Zalia sudah berhenti menangis karena Davi mencoba menenangkan dirinya, alasan sebenernya ialah Zalia dapat melihat badan Davi lagi, dia tersenyum tanpa di ketahui Davi

'lumayan' pikirnya

Robby juga masuk dan memeriksa Zalia, dia seharusnya menjaga Zalia dengan baik, namun dia lalai. Saat Robby ingin memegang tangan Zalia, Davi dengan cepat menepis tangannya, ada raut tidak suka di wajah Davi

Setelah Davi menepis tangan Robby dengan ekspresi tidak suka, suasana menjadi tegang. Robby menarik napas dalam-dalam, mencoba menjelaskan bahwa dia hanya ingin memastikan Zalia baik-baik saja.

"akan lebih baik kalo lo keluar, Zalia gapapa" Ucapnya dengan nada tegas, Davi mengusir Robby agar dia bisa berdua dengan Zalia

Robby menghela napas, dia tidak tau siapa orang ini, namun, dia telah membantu Zalia, Robby segera meninggalkan mereka berdua.

Suasana menjadi canggung, lagi-lagi Zalia di bantu Davi, dia tidak berharap akan selalu berinteraksi dengan Davi, padahal sudah jelas jika ia akan membenci Davi selamanya.

Hanya saja, Davi terus hadir di kehidupannya, dan selalu membantunya di saat ada masalah.

Zalia ingin mengucapkan terima kasih, namun dia malu, badan Davi membuat dirinya gagal fokus, dia terus melirik, ingin sekali ia menyentuhnya

Davi yang menyadarinya dari awal, dia hanya membiarkan nya saja dan tersenyum tipis, dia ingin terus memamerkan badannya, hanya saja, angin membuatnya kedinginan, dia tidak berani bilang.

Zalia masih tidak menyadari jika Davi kedinginan, dia menatap Davi dengan tatapan sedikit lembut, kali ini dia memberanikan diri untuk mengucapkan terima kasih.

"M-makasih.." ucapnya pelan.

Davi tersenyum "lo masih gak bisa nerima cinta gue lagi Zal?"

Zalia bimbang, dia tidak siap menjawab pertanyaan yang tiba-tiba itu

"Gue tunggu jawabannya besok" Dia pergi keluar, sebenernya Davi merasa malu menanyakan hal itu secara tiba-tiba, tapi dia lebih takut jika Zalia di miliki oleh orang lain.

'Aku gak bisa Dav...kamu udah bikin aku sakit hati' ucap Zalia di dalam hati, walaupun dia juga masih memiliki rasa kepada Davi, namun, kebencian jauh lebih besar ketimbang cinta nya.

Zalia beranjak pergi dan berjalan menuju kelasnya, saat di lorong, orang-orang menatapnya dengan tatapan jijik

"Dasar cewek caper!" orang-orang mulai menghina Zalia tanpa sebab

"Cewek cengeng huu" beberapa orang melempar Zalia dengan botol

"Menjij*kkan, dasar jala*g!"

beberapa dari mereka juga membicarakan Zalia secara terang-terangan.

Zalia terus di ejek dan di teriaki oleh mereka, dia sudah kebal dengan ejekan dan hinaan itu, dia mempercepat langkahnya, namun sebuah kaca kecil yang tajam tepat mengenai dahi Zalia.

Darah segar keluar dari luka tersebut, dia tidak menangis, hanya saja, itu sakit jika di pegang, ada sedikit luka di pergelangan tangannya, dia tidak menyadari itu.

Dia akhirnya terbebas saat sampai di kelas, namun, mereka yang berada di dalam kelas menatap Zalia dengan tatapan tidak suka.

'kenapa dengan ku?' Tanya nya di dalam hati, dia masuk dan duduk di kursi.

Mereka semua terus menatap Zalia, Zalia mencoba untuk menghiraukan nya, namun, tatapan itu semakin tajam.

"Gue pikir dia anak baik, ternyata..."

Saat Gema ingin melanjutkan, Najib dengan cepat menutup mulut Gema agar ia diam.

Mereka membicarakan Zalia dengan berbisik, sesekali ada yang menyindir nya, namun, Zalia tidak begitu peduli, dia hanya heran kenapa mereka semua menatap dirinya seperti itu?

'Apakah aku berbuat kesalahan?' tanya nya di dalam hati, dia sekarang sendirian, Aya yang selalu membela nya kini tidak ada, dan Davi, dia entah kemana.

DI PERTEMUKAN OLEH MIMPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang