Bab 13 Pelukan hangat

62 41 7
                                    


Saat keluar dari ruang uks, Davi berniat untuk menemui Seseorang, namun, dia di hentikan oleh Robby.

"Tunggu!" teriak Robby dari belakang.

"Lo Davi kaendra kan?" Tanya nya memastikan bahwa orang yang di depan nya memang dia.

Davi masih terdiam, dia tidak menjawab pertanyaan dari Robby.

"Jawab iya atau tidak, gue cuma mau mastiin kalo lo bukan orang itu"

Davi menatap tajam Robby "Gak ada hak buat gue jawab pertanyaan lo"

Robby tersenyum sinis, dia mendekati Davi dan meraih kerah nya, dia menariknya kuat-kuat hingga wajahnya sangat dekat dengan Davi.

"Dengar Bajingan, lo yang bikin guru di smp patah tulang di kakinya bukan? korbannya bokap gue!!, dan lo tanpa merasa bersalah nutupin kasus itu?. Hebat lo bajingan, gue telat sadar, selama ini orang yang udah bikin bokap gue lumpuh ternyata elo"

Davi mengangkat sebelah alisnya, dia menatap tajam Robby.

"Haha...lo kira gue ngelakuin itu tanpa sebab?" Davi melepas paksa tangan Robby yang ada di kerahnya, dia mencengkram pipi Robby dengan kuat.

"Asal lo tau! bokap lo udah ngelakuin hal fatal dan lo bisa tanya sama bokap lo sendiri!" geram Davi.

Robby mencoba melepaskan diri dari cengkraman Davi."lepas!!, gue tau tipe orang kayak lo. Lo pikir gue bakal ketipu?" Robby menahan rasa sakit di pipinya.

Cengkeraman itu semakin kuat, dia masih berusaha melepaskan diri.

Davi hanya tertawa sebentar, dia melepas cengkeramannya "Terserah, gue bisa kasih bukti nya ke lo, tapi gue rasa...lo gak butuh" Dia meninggalkan Robby yang terdiam di tempat.

Robby masih mencerna omongan Davi, antara percaya atau tidak. Dia di ambang kebingungan.

Selama setahun ini, dia terus mencari siapa pelaku yang membuat ayahnya lumpuh, dan ternyata, kini pelaku ada di depannya, namun, hasil yang ia temukan sedikit membuatnya bingung, di tambah Davi memiliki bukti yang tidak ia miliki.

Hatinya masih berdebar-debar, Dia masih di ambang kebingungan.

Di saat Robby masih kebingungan, dia di kejutkan oleh Jay.

"Robby!" teriaknya, dia berlari mendekati Robby.

"Ikut gue, sekarang!" ucapnya dengan wajah panik.

Robby yang melihat raut wajah jay yang kemerahan akibat lelah berlari, lengannya di tarik dan di bawa Jay entah menuju kemana.

Robby tidak bertanya, dia hanya pasrah di tarik Jay.

Saat di jalan dia melepaskan genggaman Jay "Ada apa?" Tanya nya, dia mengernyit kan dahinya sambil menunggu jawaban dari Jay.

"Gausah banyak tanya, hah...c-cepat ikut gue" Robby kembali di tarik oleh Jay.

Ternyata Jay mengajak Robby ke kelasnya, dia menatap Jay heran.

"Masuk, gue gak bisa berkata apa-apa lagi"

Saat masuk ke kelas, dia di kejutkan dengan keadaan Zalia yang terbilang berantakan.

Dahi nya bercucuran darah, lengannya memiliki bekas merah, baju kotor, rambut acak-acakan, meja dan kursi berantakan. Robby menatap tajam kearah mereka.

"APA-APAAN INI!!?" dia mendekati Zalia yang tengah menangis.

"JELASKAN, APA MAKSUDNYA INI HAH!!" Robby terus berteriak dan menatap tajam mereka semua.

Mereka semua ketakutan, dan tak ada satupun yang berbicara.

Robby segera memeluk erat Zalia.

"It's oke Zalia, ada gue disini" Robby semakin mempererat pelukan nya.

DI PERTEMUKAN OLEH MIMPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang