Bab 10 Terlambat!

57 44 1
                                    

Pagi hari, langit masih gelap Zalia bangun dari tempat tidurnya yang nyaman. Tidak seperti biasanya, alarmnya tidak berbunyi tepat waktu. Tanpa sadar, Zalia tertidur kembali setelah mematikan alarmnya. Dia akhirnya terbangun lagi, namun, dia terkejut melihat jam di dinding menunjukkan pukul 7:30, waktu yang seharusnya dia sudah berada di sekolah.

Dengan panik, Zalia bergegas mencuci mukanya dan mengenakan seragam sekolahnya. Dia tidak punya waktu untuk sarapan atau bahkan menyikat gigi. Dalam keadaan tergesa-gesa, dia menarik tasnya dan berlari keluar pintu

Saat dia berlari menuju angkot, tiba-tiba Zalia melihat sepeda motor yang dikenali, yaitu milik Aya, teman sekelasnya. Aya sedang berhenti di pinggir jalan.

"Aya!" panggil Zalia dengan napas tersengal-sengal.

Aya yang sedang mengenakan helm, menoleh dan terkejut melihat Zalia. "Lo? ngapain masih belum berangkat?

Zalia berhenti di samping motor Aya. "Aku bangun terlambat, aku harus mencari angkot"

Aya tersenyum. "Astaga Lu telat juga?. Bareng sama gue, naik ayo, cepat!"

Tanpa banyak bertanya, Zalia segera naik di belakang Aya. Zalia menggenggam erat pinggang Aya. Mereka berdua melaju cepat menyusuri jalan-jalan yang ramai, angin pagi menerpa wajah mereka.

Zalia merasa lega karena bertemu dengan Aya. Mereka berdua tertawa kecil saat motor mereka melintasi lampu merah yang sedang berkedip.

Segera setelah itu, mereka sampai di depan gerbang sekolah. Meskipun masih terlambat, mereka merasa lega bahwa mereka setidaknya tiba di sekolah lebih cepat daripada jika Zalia pergi dengan angkot.

Mereka memarkir motor Aya dengan cepat, jam sudah menunjukkan pukul 8:45. Mereka berlari secepat yang mereka bisa menuju ke kelas, di mana guru dan teman-temannya sedang belajar. Dengan nafas terengah-engah dan wajah memerah karena berlari.

Ketika Zalia dan Aya tiba di kelas, Bu Susi, guru sejarah, yang tegas, sudah menunggu dengan pandangan tajamnya. "Zalia, Aya, kalian terlambat!"

Saat Bu Susi memberikan hukuman, namun, Ayu tiba-tiba melontarkan ejekan dengan suara yang keras dan sinis, dia berkata

"Well, well, well, liat apa yang kita miliki di sini? Zalia dan Aya. Hmm Kayaknya murid baru ini sengaja buat lamain waktu, dia pasti sibuk banget karna harus makeup biar cantik, dan Aya, ya, kita semua tahu dia memang anak yang gak tau diri."

Terdengar tawa-tawa di antara beberapa murid lain di kelas, sementara Zalia merasa seperti tanah di bawah kakinya meleleh. Matanya berkaca-kaca, tetapi dia bersikeras untuk tidak menunjukkan emosinya di depan Ayu dan teman-temannya yang lain.

Aya merasa marah mendengar ejekan itu, tetapi dia tahu bahwa reaksi marah hanya akan memberikan Ayu kepuasan lebih besar. Dia memilih untuk diam dan menunggu hukuman dari Bu Susi.

Sementara Bu Susi memberikan hukuman, Zalia mencoba menahan air matanya yang ingin tumpah, tetapi ejekan itu menyentuh titik lemahnya.

Bu Susi memberikan hukuman, "Zalia, kamu harus membersihkan papan tulis setelah pelajaran berakhir. Aya, kamu akan membantu saya menyiapkan materi untuk ujian besok."

Zalia mengangguk dengan lemah, mencoba menenangkan dirinya sendiri saat dia merasa terluka oleh ejekan Ayu. Setelah pelajaran berakhir.

Ayu tak henti-henti mengejek Zalia.

"Malu ya? hahaha suruh siapa telat, makanya punya muka tuh cantik biar makeup nya gak lama"

Sementara murid lain mulai membicarakan Zalia secara diam-diam. Hanya kesalahan kecil saja bisa membuat pandangan orang lain menjadi berbeda.

Aya masih menahan emosi nya, dia ingin sekali menonjok mak lampir jadi-jadian ini.

"Daripada elu, hidupnya cuma gangguin orang terus, gak malu? muka bulukan aja bangga"

Daripada melawan secara fisik, Aya lebih memilih untuk melawan nya secara kata.

"Lo-"

"Maksud lo apa ngatain Ayu kayak gitu?" Seseorang memotong ucapan Ayu.

Dia Jay, orang yang menyukai Ayu walau Ayu terus menolak cinta nya, dia tetap mengejar Ayu.

"Apasih badut, gue gak butuh di bela sama orang jelek kayak lo"

Mendengar ucapan itu, Jay tidak merasa sakit hati, dia selalu tersenyum karena semua ucapan Ayu itu pasti cuma bercanda.

-Author Kalo udah cinta buta mah apapun juga pasti di anggap positif.

Zalia yang sedari tadi diam, sebenarnya ingin membela diri bahwa dia terlambat karena telat bangun, bukan karena lama makeup.

Karena tidak ingin mendengar kata-kata jahat dari Ayu, Zalia lebih memilih untuk meninggalkan kelas, setelah dia membersihkan papan tulis.

Dia pergi menuju perpustakaan, tempat favorit nya. Saat di jalan, dia tidak sengaja melihat Davi yang tengah bermain basket tanpa memakai pakaian atas, hingga tubuh atletis nya terekspos.

Zalia terhenti sebentar di dekat lapangan, dia duduk di pinggir sambil memperhatikan anak-anak yang bermain basket, walau tujuan utamanya sih buat melihat tubuh atletis Davi.

'Dia gak bakal sadar kan kalo aku duduk di sini' pikirnya sambil terus memperhatikan Davi, dia tidak akan melewatkan seinci apapun tubuh davi, Yah dia memang membenci Davi, tapi bodo amat lah itung-itung cuci mata.

Kesempatan tidak datang dua kali, kalo pun ada itu hanya keberuntungan.

Saat Zalia terus menatap Davi, Davi yang tengah asik bermain Basket pun tidak sengaja melihat Zalia yang kini tengah duduk di kursi penonton, Zalia juga merasa dia terciduk oleh Davi, dan buru-buru pergi.

Davi segera berlari mengejar Zalia, napasnya terengah-engah, sampai akhirnya Zalia tertangkap, Davi memegang Tangan Zalia.

"Lo kenapa kabur?" tanya Davi, Tubuhnya terlalu dekat dengan Zalia, bahkan Zalia bisa mencium keringat Davi.

"Jangan deket-deket, bau." Ucap Zalia sambil menutup hidung nya, dia mundur selangkah karena Davi terlalu dekat dengan nya.

"Wangi gini kok di bilang bau, nih cium" Davi tiba-tiba mendekat lebih dekat dan sedikit berjongkok karena Zalia Terlalu pendek.

"Minggirr, kamu haramm jaddah bau nya" Zalia tidak dapat menahan bau keringat Dari Davi, dia terus mundur.

"Kalo gue minggir ntar lo kabur" Davi terus mendekat dan dengan sengaja memamerkan keteknya.

"Sumpah, Davi gak lucu, Aaaaa!!!." Zalia hampir tidak sadarkan diri, dia menjaga keseimbangan nya.

Bukannya minta maaf, Davi malah menertawakan Zalia.

Merasa ada kesempatan, Zalia dengan cepat kabur secepat yang ia bisa, Davi tidak mengejar nya lagi, dia puas menjahili Zalia.

Dia kembali berlatih bersama teman-teman nya dan berlatih keras karna Minggu depan akan ada lomba antar kelas.

sementara itu, Zalia akhirnya menghela napas, syukurlah dia tidak di kejar Davi, dia menghirup udara segar sebanyak yang ia bisa.

'Bau banget gila' ucapnya di dalam hati.

Saat Zalia tengah asik menghirup udara segar, dia di kejutkan oleh seseorang yang memegang pundaknya.

Orang itu langsung menutup mata Zalia, Zalia panik , dia memberontak dan dengan kuat menginjak Kaki si pelaku.

"ARGHH!" orang itu berteriak kesakitan.

Merasa ada kesempatan, Zalia melepaskan diri dengan cepat, dia berbalik dan menemukan ternyata Robby yang menutup matanya.

"Lo napa gitu amat sih, gue kan mau main tebak-tebakan"

"Gak lucu jamet" Zalia mulai mengikuti panggilan Aya

Robby hanya cengengesan, dia meminta maaf sambil memberikan senyum manis

DI PERTEMUKAN OLEH MIMPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang