"Ayaa!!!" Teriak Zalia, dia sedang memasak nugget balado, karena tadi Aya terus-menerus mengucapkan lapar, Zalia ini pandai memasak, dia sudah bisa masak dari kecil, efek dari orang tua nya yang sibuk, sehingga Zalia terpaksa harus memasak sendiri.
"Aya!!" Zalia terus menerus memanggil Aya, namun, Aya sama sekali tidak menyahut, dia mencoba berjalan menuju ruang tamu, dan ternyata Aya sedang tertidur pulas.
"Ya ampun, pasti dia capek"
"Eh kok dia pake celana pendek? kan tadi pake celana panjang, gak mungkin dia bawa salinan" herannya, dia tidak melihat Aya membawa tas.
Tidak mau ambil pusing, Zalia kembali ke dapur dan memasak, ia seperti chef internasional yang sok sok an masak sambil aktraksi, itung-itung hiburan.
Dia menyiapkan 2 piring dan gelas, tercium jelas bau balado hingga membangunkan Aya yang tertidur ngorok.
"Uh, bau apa ini?" ucapnya dengan mata setengah tertutup.
"Eh udah bangun? sini, aku masak nugget balado" Zalia menyodorkan sepiring nasi dan nugget balado.
Aya menerimanya dengan malas, dia memakainya dengan menguap, saat memasukkan makanan ke mulutnya, ada perasaan aneh yang ia rasakan, seperti rasa yang baru ia coba, dia melahap habis hasil masakan Zalia, dia tidak henti-henti memuji Zalia yang pandai memasak.
"Enak?" Tanya Zalia saat melihat piring Aya yang sudah Habis tanpa sisa.
"Ngga" dia berkata seperti itu namun perilakunya berbeda dengan ucapan, ia meminta Zalia untuk nambah.
.
.
."Zal"
Zalia yang sedang mengajarkan tugas, kini menoleh ke arah Aya.
"Apaan"
"pengen peluk"
"Dih, ngga mau, lagi sibuk nugas" ucapnya, dia kembali mengerjakan tugas.
"Tadi aja meluk, masa sekarang gak mau"
"Aku lagi sibuk loh, nanti aja" ucapnya yang kembali menyelesaikan pekerjaan nya.
"Dah lah, gue mau tidur, bye!" Dia menyelimuti badannya dengan selimut tebal, hanya dalam beberapa menit, Zalia sudah mendengar dengkuran halus dari Aya.
Hal itu membuat Zalia menggeleng pelan, dengan cepat, Zalia membereskan pekerjaan nya, saat sudah selesai, dia merebahkan tubuhnya di samping Aya "Maaf ya, tapi tugas lebih penting" dia mengusap pelan pipi Aya, terlihat jelas sisa tangisan Aya.
Zalia pun memejamkan matanya, namun, baru beberapa detik ia tidur, ponsel nya bergetar hingga membuat Zalia mendecak kesal "Astaga baru juga tidur" ucapnya di dalam hati.
Dia melihat siapa yang menganggu tidur cantik nya. Zalia menatap layar ponselnya dan melihat nama yang familiar. Itu Davi.
"ngapain sih nelpon tengah malem begini?" tanyanya Kesal. Zalia berusaha menjaga suaranya agar tidak membangunkan Aya.
"Ya sorry, gue kesepian gak ada temen, lo bisa kesini gak?"
"Astaga, yang bener aja, gak mau ah. Aku suruh Robby aja buat nemenin makhluk gak jelas kaya kamu" Ucapnya kesal.
"Tapi Za-" sebelum Davi selesai berbicara, Zalia sudah menutup ponsel nya.
Dia menelepon Robby, sebenernya dia tidak ingin menggangu Robby, tapi demi Davi yang sedang sakit, ia menelpon Robby.
Di sisi lain, Robby yang tengah mengerjakan tugas, kini beralih ke ponsel nya yang bergetar, ia melihat siapa yang menelpon, ternyata Zalia. Robby langsung tersenyum bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI PERTEMUKAN OLEH MIMPI
Altele[SLOW UPDATE] Mimpi itu hanya pemanis tidur. Benar bukan? Mimpi itu indah, apalagi jika bertemu dengan orang yang kita sukai, atau bahkan mimpi itu bisa menjadi sangat menakutkan saat kita di kejar rentenir. namun, ada satu mimpi yang sangat aneh...