Bab 2 Drama di sekolah

128 64 26
                                    

Bab 2 telah hadir


jangan lupa vote komen dan follow ya

Bel masuk berbunyi, semua murid kembali ke masing masing kelasnya. Sekarang pelajaran bahasa indonesia, guru tersebut sedikit terlambat hingga membuat kelas menjadi ricuh seperti berada di pasar.

Beberapa dari mereka ada yang melempar kertas, bermain gunting kertas batu, dan ada juga yang berpacaran mesra.

Membuat Zalia bosan seharian, aya mencoba mengajak Zalia bicara, namun, Dia mengabaikan nya dan mencoba untuk menggambar di halaman buku pelajaran Indonesia untuk menghilangkan rasa kebosanan nya.

Zalia menggambar kota yang di hujani oleh hujan salju, tanpa sadar dirinya terus menggmbar nya hingga selesai. Aya yang di sampingnya menatap takjub dengan hasil gambar Zalia.

"Omaigat bagus banget, ini lu gambar sebagus ini cuma setengah jam? Sejak kapan? Gue kira lu cuma coret coret gak jelas di buku" kata Aya dengan takjub.

"Biasa aja kok, ini bikinnya juga pas lagi bosen aja, kalo lagi gak bosen pasti jelek" ucap Zalia sambil menatap Aya yang terus fokus memotret hasil gambar nya.

"Hilih, sepuh bisa aja merendah nya, kao gue yang bikin juga pasti gak sebagus yang lu bikin"

Saat kami asik mengobrol, pintu kelas terbuka dan guru perempuan dengan name tag di baju nya yang menandakan dia guru bahasa Indonesia, dia melangkah masuk dan duduk di kursi, sambil menatap sekitar kelas yang sudah berantakan akibat ulah murid.

"Mohon maaf saya terlambat" dia berbicara dengan nada ketus.

"Kita mulai pelajaran nya ya, tapi pertama-tama apakah kelas kalian tidak pernah di bersihkan? Yang bagian sekarang pada gak piket? Tolong ya, ini kelas kayak gak pernah di bersihkan.Liat aja sampah pada berserakan di mana mana"

Mereka semua saling melirik satu sama lain dan menatap ketua kelas, sebagai mana dia yang bertanggung jawab untuk kelasnya. Dia menyadari itu.

Kafi hanya menghela nafas, dia terbiasa dengan situasi ini. Setiap ada masalah di kelas pasti harus dia yang bertanggung jawab. Jadi ketua kelas memang berat, kayak bawa harapan dari orang tua.

"Maaf bu, kelas kita sebelumnya bersih, hnya saja pada saat ibu belum datang ke kelas, kami semua menggunakan kesempatan itu untuk bermain dan membuat kelas menjadi berantakan" jelasnya.

"Jadi apakah kamu menyalahkan saya? Di karenakan saya terlambat? Hebat sekali kamu sebagai ketua kelas ya" ucap nya dengan nada sinis.

"Tidak seperti itu bu, saya tidak menyalahkan ibu, ini kesalahan saya karena tidak mengkondisikan kelas"

"kamu saya tunggu di ruang guru. Karena disini ada murid baru, saya akan memperkealkan diri, nama saya adalah lestari" dia memperkenalkan diri sambil menatap ke arah Zalia.

Kafi yang mendengarnya hanya menghela nafas panjang dan menatap teman teman nya dengan tatapan marah.

"Si*lan, mereka yang salah malah gue yang kena sialnya, bangs*t." gerutu nya di dalam hati.

"Kita mulai saja ya, materi yang akan di bahas yaitu tentang negosiasi. Buka buku paket nya, cari halaman 178-185, di rangkum."

Zalia yang sedari tadi diam, menatap kafi dengan iba, memang berat menjalankan tugas sebagai ketua kelas.

Jam istirahat kedua tiba, Zalia memilih keluar dari kelasnya dan melangkah pergi menuju perpustakaan, saat di perjalanan dia tak sengaja menabrak seseorang, buku yang berada di tangan orang itu berjatuhan dan Zalia membantu merapihkan nya.

DI PERTEMUKAN OLEH MIMPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang